Oleh. Rita Razis
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Pencurian merupakan salah satu tindak kriminal. Apa pun alasannya, mencuri tentu tidak diperbolehkan dan merugikan orang lain. Meskipun banyak masyarakat menjadi pencuri karena terlilit hutang atau faktor ekonomi, akan tetapi tindak kriminal pasti akan meresahkan orang lain.
Seperti yang terjadi di Pasar Mangu, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Seorang nenek berinisial S (67) babak belur dipukuli warga karena mencuri 5 kilogram bawang putih milik pedagang pasar. Menurut Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto, pelaku melakukan pencurian karena didorong kebutuhan hidup, kondisi ekonomi dan mempunyai hutang di mana-mana. (tribunnews.com, 9/5/ 2025).
Kehidupan Masyarakat Saat Ini
Sungguh memprihatinkan, kehidupan yang serba sulit dan harga kebutuhan yang mahal, membuat masyarakat kebingungan untuk memenuhi kebutuhannya. Belum lagi gelombang PHK yang terjadi di berbagai perusahaan. Alhasil, kondisi masyarakat yang makin terimpit dan sulit, membuat mereka mencari jalan pintas (seperti mencuri) demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun perbuatan tersebut merugikan orang lain dan diri sendiri, mereka tidak peduli.
Tidak hanya itu, kehidupan masyarakat yang hedonis, mendorong masyarakat untuk tampil sempurna dan mewah. Padahal, kehidupan pribadi mereka serba kekurangan dan sulit untuk memenuhi kebutuhan. Akibatnya, besar pasak dari pada tiang.
Inilah kehidupan masyarakat sekarang. Membeli bukan karena kebutuhan, akan tetapi demi penampilan semata. Sayangnya, negara abai dengan kesulitan dan kebiasaan buruk rakyatnya. Negara membiarkan kesenjangan sosial yang semakin merajarela di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, negara memfasilitasi rakyatnya untuk hidup bermewah-mewahan. Akibatnya, semakin terlihat jelaslah status sosial masyarakat.
Begitu pula kasus tindak kriminal pencurian, tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Negara bergerak lambat untuk menegakkan keadilan dan melindungi rakyatnya. Akibatnya, ketika masyarakat main hakim sendiri kepada pencuri, maka dianggap wajar. Seperti itulah kerusakan yang terjadi ketika sistem rusak yang diterapkan. Ya, sistem kapitalisme yang membuat negara dan masyarakat hidup dengan standar materi. Sehingga negara kehilangan powernya. Negara hanya bertindak sebagai regulator. Kemudian masyarakat pun disibukkan dengan urusan dan kesenangan dunia, tanpa memedulikan kehidupan dan bekal untuk akhiratnya.
Sistem Islam Sesuai Fitrah Manusia
Berbeda jika menerapkan sistem Islam. Sistem yang mendatangkan rahmat bagi seluruh alam dan sesuai fitrah manusia. Sehingga negara akan bekerja sesuai tugas dan kewajiban untuk meriayah rakyatnya. Sebab, rakyat adalah amanah yang utama dan diprioritaskan. Dengan demikian, tidak akan ada rakyat yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dan terjadi kemiskinan.
Negara juga bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyatnya, sehingga tidak akan terjadi kesenjangan sosial dan kehidupan hedonis. Melalui harta yang ada di Baitulmal, pengelolanya akan dimaksimalkan oleh negara demi kesejahteraan rakyat.
Sistem Islam juga membuat masyarakat selalu memprioritaskan halal atau haram ketika beraktivitas. Sehingga kasus kriminal dalam sistem Islam sangat minim, bahkan tidak ada. Sebab rakyat akan selalu dijaga untuk hidup dalam ketaatan dan ridho Allah Swt. Tetapi jika ada tindak kriminal dalam sistem Islam maka negara akan bergerak cepat untuk menangani dan menyelesaikannya, agar rakyat tidak main hakim sendiri dan kasusnya tidak berlarut-larut. Negara juga akan menegakkan keadilan dan hukum sesuai syara. Maka pelaku akan jera dan menjadi pelajaran bagi masyarakat yang lain agar tidak melakukan kemaksiatan.
Jadi, hanya dengan sistem Islamlah masyarakat hidup dengan sejahtera dan minim kemaksiatan. Serta negara akan maksimal dalam meriayah rakyat. Wallahu a'lam bissowab. [US]
Baca juga:

0 Comments: