Oleh. Resti Meitania
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Makin berjalannya waktu, kehidupan masyarakat semakin dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan. Keluarga, sebagai komunitas terkecil dalam sebuah negara, juga turut merasakan kegelisahan yang sama dalam hal pendidikan, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Penyebabnya adalah karena keseharian masyarakat hari ini diatur oleh sistem yang menempatkan setiap manusia tidak sesuai dengan fitrahnya.
Hubungan dalam keluarga, seperti adanya kerukunan dan pemenuhan berbagai hak serta kewajiban antara suami-istri, orang tua, dan anak-anak, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Keluarga yang diharapkan dapat melahirkan generasi terbaik dan membimbing rasa empati serta simpati di tengah masyarakat, kini justru menjadi suram.
Berbagai peristiwa yang bersifat amoral justru lahir di tengah-tengah keluarga. Sebagai contoh, maraknya kasus pembunuhan oleh suami atau istri terhadap pasangannya, oleh orang tua terhadap anaknya, bahkan sebaliknya. Yang paling mengenaskan adalah adanya hubungan sedarah atau inses yang dilakukan sesama anggota keluarga.
Informasi terbaru mengungkapkan telah ditemukan sebuah grup di platform media sosial Facebook yang berisikan konten-konten berkaitan dengan aktivitas hubungan sedarah ini. Yang mengagetkan, anggota grup tersebut telah mencapai angka ribuan. Hal ini tentu saja membuat masyarakat merasa cemas. Keberadaan grup tersebut menunjukkan bahwa perbuatan inses, yang diharamkan oleh syariat, telah menjadi rahasia umum yang kemudian memicu munculnya pelaku-pelaku baru.
KemenPPPA mengecam keberadaan grup Facebook yang menormalisasi tindakan inses yang membahayakan perempuan dan anak tersebut. KemenPPPA berkoordinasi dengan Direktorat Tindak Pidana Perempuan dan Anak serta Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPA-PPO) Polri untuk dapat segera menindaklanjuti akun media sosial Facebook tersebut (Republika.co.id, 17-5-2025).
Perbuatan inses ini jelas sekali keluar dari tatanan kehidupan berkeluarga yang semestinya. Masyarakat hari ini hidup tanpa takut kepada Penciptanya. Sekularisme berhasil memisahkan agama dari kehidupan, sehingga yang lahir adalah kekacauan di tengah-tengah masyarakat. Hubungan sedarah jelas dalam Islam merupakan perbuatan yang haram dan berdosa besar. Belum lagi dampak secara medis yang dapat mengakibatkan kerentanan terhadap penyakit menular seksual, kelahiran bayi cacat, hingga trauma psikologis yang berat bagi korban.
Padahal syariat Islam telah mengatur bagaimana semestinya manusia dalam memenuhi naluri yang memang sudah menjadi fitrah bagi dirinya. Allah memberikan batasan halal dan haram di setiap perbuatan agar manusia dapat meraih kehidupan yang tenteram dan dapat memenuhi segala kebutuhan nalurinya. Namun, semua itu hanya dapat tercapai jika syariat ini benar-benar ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penegakan syariat tentu saja tidak lepas dari tanggung jawab penguasa. Setiap pemimpin wajib melindungi masyarakat dari segala aktivitas yang haram, serta membangun dan menjaga keimanan serta ketakwaan masyarakatnya. Agar dalam proses pemenuhan naluri dan kebutuhan setiap rakyatnya dapat bersesuaian dengan fitrah dan perintah Tuhannya. Wallahu a‘lam. [ry].
Baca juga:

0 Comments: