Headlines
Loading...
Palestina Kembali Memanggil Kita

Palestina Kembali Memanggil Kita


Oleh. Eka Suryati 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Tersentak diri ini, ketika Bunda Lilik S. Yani menyapa kami di grup "Palestina Memanggil".

Bunda menyapa kami, "Assalamualaikum sahabat surgaku.  Sehat semua?"

Bunda kembali menyapa, "Apakah masih ada empati terhadap Palestina? Apa kabar Palestina hari ini? Tak ada challenge, grup sepi. Yuk bangun sahabat, tak lupa kan dengan Palestina?"

Astaghfirullah, sapaan Bunda sungguh menggugah rasaku. Aku ikut sedih melihat emoticon bunda yang menggambarkan suasana hati bunda yang sedang bersedih. Bunda bersedih karena mengingat situasi Palestina saat ini, di hari ini. Hatiku ikut berdenyut, terasa sekali rasa prihatin Bunda terhadap keadaan saudara kita di Palestina, khususnya di jalur Gaza. Terlebih lagi situasi grup yang terasa sepi, sunyi senyap, tak ada aktivitas, membuat bunda lebih bersedih hatinya.

"Yuk bangun, tak lupa 'kan dengan Palestina?"

 Apa yang harus kujawab? Sebenarnya tidak lupa, tetap merasa sedih melihat keadaan saudaraku di sana, di Palestina sedang tak baik-baik saja. Selalu terdengar kabar ada yang terluka, bahkan tewas dengan sangat memprihatinkan. Tapi, memang belum memberikan sumbangan tulisan, seakan-akan situasi yang mencekam di Palestina , ikut membuat jari jari tangan ini, tak dapat menuliskan tentang mereka. Padahal begitu banyak yang bisa dituliskan tentang mereka, untuk penduduk Palestina yang dalam cengkraman Zi*nis laknatullah. 

Untuk itu Bunda mengatakan, "Yuk, bangun. Jangan tidur terus, suarakan tentang Palestina, tentang keadaan mereka yang sangat tidak manusiawi, dibantai oleh musuh-musuh Islam. Jangan diam saja, tulislah tentang Palestina. Tuliskan apa saja yang bisa kita tulis."

 Bunda Lilik Yani bukan hanya menyapa, bukan hanya menggugah rasa agar masih ada asa untuk kami menyuarakan tentang Palestina. Ternyata Bunda  juga memikirkan bagaimana caranya kami bisa ikut serta, memberikan segala daya upaya agar kami membantu saudara kami di Palestina. 

Bunda pada hari ini membuatkan kami sebuah challenge tentang Palestina. Keren, keren banget challenge ini. Dan Bunda berharap kami semua dapat ikut serta dalam challenge tersebut.

"Saya buatkan challenge keren banget. Ikut semua ya?" kata Bunda kemudian.

Ah, aku pun merasa harus ikut serta, agar dapat menyuarakan isi hati tentang Palestina. Entahlah bisa istikamah atau tidak, tapi setiap ada waktu dan kesempatan akan aku tulis  apa pun yang aku ketahui tentang Palestina.

Lalu, Bunda membuat challenge menulis tentang Palestina, yaitu: "Challenge Istikamah 30 Hari Menulis tentang Palestina." Selama 30 hari kita akan istikamah menulis tentang Palestina. Harus ikut, harus bisa, itu kata hatiku. Bukan karena rewardnya yang aku incar. Tapi ini bisa menjadi sarana diri membela Palestina. Bisa menulis fakta tentang Palestina. Bisa melawan hoaks apapun yang mereka tujukan untuk Palestina. Bisa menyuarakan bela Palestina. 

Lalu, aku pun berpikir, andai tulisan demi tulisan itu bisa dibaca banyak orang karena ditulis di beranda sosial media kita, bukankah banyak hati yang dapat terbuka dan tercerahkan? Bukankah banyak rasa yang akan memahami situasi Palestina? Lalu andai tulisan ini ditayangkan di Media SSCQ, makin luas jangkauannya bisa dibaca banyak orang. Apalagi kalau sampai dibukukan, akan lebih bermanfaat lagi karena bisa dibaca banyak orang. Tak salah rasanya kalau diri ini berniat ikut serta. Namun bulatkan tekad di hati, bahwa ini adalah untuk mencari rida Allah. Membela Palestina, berarti membela agama Allah, karena Palestina adalah bagian yang tak terpisahkan dari umat islam.

Bunda telah menyapa, memanggil kami untuk ikut berpartisipasi membela Palestina. Memang banyak cara ikut membela, tapi menulis adalah cara yang ampuh untuk terus menyuarakan kebenaran yang terjadi di Palestina. Menulis bisa menyampaikan bagaimana menderitanya saudara Palestina kita secara fisik. Menulis bisa menyampaikan pesan tentang biadabnya Zi*nis yang membantai orang-orang tak berdosa, anak-anak, wanita, orang tua dan penduduk sipil lainnya.

Bunda telah memanggil kami, jangan sia-siakan. Seruan Bunda adalah wakil rasa dan upaya agar Palestina kembali dibela. Mari, Sahabatku, ikut serta menggoreskan aksara demi kemenangan Palestina. Palestina telah memanggil Bunda, dan Bunda pun telah memanggil kita. Palestina kembali memanggil kita.

Kotabumi, 18 April 2025

Baca juga:

0 Comments: