Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Zubair
(Pendidik Generasi)


SSCQMedia.Com—"Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti Muslim yang lain." (HR. Abu Daud 5004).

 Kutipan hadis tersebut seolah menggambarkan perilaku sebagian orang yang merongrong kehidupan orang lain hari ini. Seolah mereka ingin menunjukkan keperkasaan mereka dengan  menekan orang lain. Layakkah mereka bersikap seperti itu? Terlebih saat negeri ini mengalami krisis di berbagai sendi kehidupan.

Tindakan menekan individu lain dengan mengedepankan kekerasan marak dilakukan. Parahnya lagi individu-individu ini berkembang menjadi sebuah ikatan ormas. Tak jarang demi terpenuhinya permintaan mereka ke individu lain, mereka akan melakukan hal yang berbau kriminalitas, seperti pemerasan dan penodongan. Tindakan kekerasan tersebut seolah halal karena begitu cara mereka dalam mencari penghasilan.

Keresahan kini makin terasa bagi sejumlah pengusaha akibat tindakan premanisme. Tindakan kekerasan oleh premanisme ini sudah meningkat pada pembentukan kelompok ormas. Mereka bahkan sudah berani meminta Tunjangan Hari Raya (THR) hingga jatah proyek.

Beberapa pengusaha yang sudah melapor antara lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten Syaiful Bahri, dan masih banyak perusahaan lain yang dirugikan karena tindakan pemerasan premanisme ini, (metronews.com, 8/5/2025).

Sekularisme telah berhasil meniadakan iman dalam  diri mereka, karena aturan kehidupannya  bertujuan untuk mencapai kesenangan materi semata, bukan beraktivitas untuk mencapai kesenangan Sang Pencipta.

Premanisme adalah penyakit akibat pengaturan sistem sekuler kapitalisme. Aturan atau sistem sekuler membuat manusia hari ini mengenyampingkan akal sehatnya. Bagaimana mungkin mereka dengan mengandalkan kekuatan fisik menekan dan memeras orang lain demi materi.

Aturan hidup sekuler telah membuat kehancuran pada sistem ekonomi di negeri ini. Peningkatan ekonomi cenderung berpihak pada orang-orang yang bermodal besar. Akibatnya, sebagian orang yang lemah iman dan modal, maka dia akan mencari alternatif lain agar tetap memenuhi hajat hidupnya. Bagaimanapun caranya. Termasuk mengandalkan kekuatan fisik mereka. Sehingga ada ketakutan di pihak yang memiliki modal besar katakanlah seperti pengusaha. Atau bahkan masyarakat pun banyak mengalami ketakutan ketika aksi tawuran dan perkelahian antar kelompok premanisme.

Tindakan premanisme seolah hal yang tidak wajar. Tentunya akan merugikan pihak lain terutama berdampak pada keselamatan orang lain. Seperti kehilangan  nyawa mereka. Dan bagi para pengusaha yang akan dirugikan tentu keuangan perusahan.

Realita yang bisa kita temukan, tindakan memeras ini seolah candu. Ketika mulus pada suatu keadaan, mereka akan kembali mengulangnya. Dan agar lebih kuat secara hukum, tak tinggal diam mereka membentuk ormas. Yang seharusnya ini tidak sah dalam pembentukannya. Kalau kita telusuri, ada permainan uang juga sehingga ormas tidak wajar ini dibentuk. Padahal ini merugikan berbagai pihak.

Mengatasi Premanisme dengan Islam

Penguasa negeri sebenarnya sangat banyak hal yang harus dipikirkan. Tak terkecuali mendidik rakyat atau umat secara keseluruhan untuk dapat menjadi manusia mulia dan beradab.

Premanisme itu bukanlah watak asli dari seorang manusia. Terbiasa melakukan kekerasan itu jauh dari kata hati nurani. Terkadang, keadaan yang mendesak mereka harus bertindak seperti itu.

Maka sebenarnya, untuk menjadikan mereka manusia mulia dari sisi pemikiran dan perbuatannya, butuh aturan yang baik pula. Yaitu tidak lain kecuali syariat Islam.

Ketika negeri ini fokus menjalankan isi Al-Qur’an dan sunah secara utuh maka sebenarnya ada janji Allah terhadap kemakmuran dan kesejahteraan negeri itu. Hal itu terdapat pada firman Allah yakni surah Al A'raf ayat 96,

"Dan seandainya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka"

Sudah saatnya negeri ini memilih jalan hidup yang lurus. Pengaturan kehidupan sudah harus difokuskan pada syariat. Ketika kehidupan ini teratur, Allah berjanji akan memuliakan manusia. Sistem aturan kehidupan Islam akan membuat para lelaki untuk jauh dari kekerasan. Bahkan mereka tak lagi menjadikan itu sebagai profesi, karena negara  berhasil mencukupkan kebutuhan mereka.

Penguasa negeri ini benar-benar serius memperbaiki keadaan negeri, banyak membuka lowongan pekerjaan, menjauhi pengaturan ekonomi ribawi, mengatur kebijakan agar lebih berpihak untuk kemaslahatan umat, mendahulukan kepentingan pokok umat.

Maka mustahil akan lahir manusia-manusia yang berwujud preman. Yang cinta kekerasan.
Maka letakkan semua pada porsinya. Aturan Islam di bumi Allah, untuk dijalankan juga oleh pemimpin yang beriman dan bertakwa. Walhasil, output rakyat yang ada di dalamnya sebagian besar merupakan orang-orang yang beriman dan bertakwa. [MA]

Baca juga:

0 Comments: