Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Warga Gaza dibuat marah dan geram, bahkan merasa terhina dengan ide AS dan Israel terkait skema bantuan yang rencananya akan dijalankan untuk penduduk Gaza. Bahkan, mereka menyebut skema bantuan tersebut sebagai bentuk baru dari sebuah penjajahan. Bukannya menimbulkan perbaikan, justru menimbulkan masalah baru. Warga Gaza merasa skema tersebut adalah bentuk penghinaan. (www.kompas.tv 12-5-2025).
Seperti diketahui bersama, Mike Huckabee, selaku Duta Besar AS untuk Israel, pada pekan lalu mengungkapkan sebuah usulan atau inisiatif terkait pembentukan empat pusat untuk pendistribusian bantuan makanan di Gaza yang rencananya akan dijaga ketat.
Skema yang diusulkan Duta Besar AS untuk Israel tersebut diperkirakan akan mampu menjangkau sekitar 1,3 juta orang, yakni sekitar kurang lebih hampir 60 persen dari populasi daerah kantong tersebut.
Sudah dua bulan lebih Israel menghentikan semua bantuan ke Gaza. Akibatnya tentu saja sangat buruk. Hal tersebut membuat wilayah terkepung yang notabene sudah dalam kondisi hancur tersebut berada di ambang kelaparan.
Huckabee menjelaskan bahwasanya pusat-pusat bantuan tersebut nantinya akan dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, dengan kontraktor swasta AS yang menyediakan keamanan. Sementara itu sang penjaga perimeternya adalah pasukan Israel.
Lebih lanjut, skema bantuan yang di inisiasi oleh AS tersebut ternyata mengabaikan keberadaan UNRWA yang notabene merupakan badan PBB yang selama beberapa dekade ini menyediakan jalur hidup bagi jutaan orang di Gaza sana.
Sementara itu, menurut penduduk Gaza sendiri, rencana itu justru adalah babak baru dari sekian banyaknya penderitaan yang harus mereka tanggung akibat keserakahan Israel atas tanah Gaza. Israel membenci dan memburu kelompok militan Hamas yang memperjuangkan kemerdekaan tanah Gaza dan menganggap mereka teroris, tetapi Israel justru menghukum semua warga sipil atas ketidakmampuannya melumpuhkan Hamas. Bahkan Israel tidak segan-segan membunuh anak-anak dan lansia yang notabene tidak bersalah dan tidak mengerti apa-apa.
Mereka juga tega melakukan pengeboman ke ladang-ladang milik warga Gaza dan menutup perbatasan. Dan saat ini mereka justru ingin memberi makan penduduk Gaza langsung dari tangan mereka, di bawah pengawasan dengan syarat tertentu. Hal tersebut sejatinya tidak akan pernah membantu, justru rencana tersebut adalah bentuk penghinaan untuk seluruh rakyat Gaza.
Banyak warga Palestina yang tinggal di Gaza, memandang inisiatif tersebut sebagai bentuk kontrol, yang memaksakan dominasi asing atas kehidupan mereka dengan kedok bantuan kemanusiaan. Ini karena sejatinya mereka adalah penjajah yang ingin terus menancapkan cengkeraman di negeri jajahannya. Meski skema yang ditawarkan seolah terkesan baik namun karena skema tersebut lahir dari otak seorang penjajah, maka sudah bisa dipastikan jika rencana tersebut tidak akan membawa kebaikan, justru akan memunculkan masalah baru. Dan semua itu adalah keniscayaan.
Amerika Serikat dan Israel adalah dua negara yang memiliki tabiat menjajah. Sudah banyak negeri-negeri yang akhirnya hancur akibat keterlibatan AS di dalamnya. Pernyataan ini bukan tanpa dasar, memang kenyataannya seperti itu dan memiliki dasar historis. Amerika Serikat telah terlibat dalam berbagai konflik dan intervensi di berbagai negara, yang seringkali berdampak signifikan pada negara-negara tersebut. Beberapa contoh di antaranya:
Pertama, pada perang Vietnam yang terjadi tahun 1955-1975. Efek dari konflik ini tak tanggung-tanggung menyebabkan kerusakan besar pada Vietnam, Laos, dan Kamboja, serta kerugian jiwa yang signifikan.
Kedua, invasi Irak pada tahun 2003. Invasi AS ke Irak menyebabkan destabilisasi negara tersebut dan memicu konflik sektarian yang berkepanjangan.
Ketiga, intervensi di Amerika Latin. AS telah terlibat dalam berbagai intervensi di Amerika Latin, termasuk kudeta dan dukungan untuk rezim diktator, yang berdampak pada stabilitas politik dan ekonomi di wilayah tersebut.
Keempat, dukungan untuk rezim tertentu. AS juga telah mendukung rezim tertentu di berbagai negara, yang seringkali berdampak pada hak asasi manusia dan demokrasi di negara-negara tersebut.
Itulah sedikit bukti historis keterlibatan AS dalam berbagai konflik di beberapa negara. Dan saat ini AS juga sedang menunjukkan tabiat buruknya terhadap negeri Palestina, terutama Jalur Gaza. Ini karena AS sejatinya adalah sekutu Israel. Maka sudah sepatutnya negara-negara berkembang waspada terhadap AS yang notabene memiliki tabiat menjajah. Ya, AS adalah penjajah, dan penguasa-penguasa negeri muslim harus paham itu. Wallahualam. [MA]
Baca juga:

0 Comments: