Oleh. Naila Dhofarina Noor, S.Pd
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Kita patut bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Kita bisa makan, walau tidak sama menu yang kita makan. Kalaupun kesulitan mencari makan karena ekonomi kurang, insyaallah masih ada kanan kiri yang memiliki makanan untuk berbagi dengan kita. Negara kita juga tidak diblokade oleh negara lain, sehingga kita kesulitan untuk makan sehingga kelaparan.
Namun, bagaimana dengan saudara kita yang ada di Palestina? Sudah berapa lama mereka diblokade oleh tentara penjajah? Sungguh, mereka dalam kesulitan yang sangat nyata dan membuat meninggal kelaparan. Blokade ini dilakukan, dengan tujuan membuat warga Palestina ketakutan tidak bisa makan, sehingga mau keluar dari tanah mereka.
Nakba. Inilah istilah yang dulu pernah diperingatkan oleh dunia, merespon apa yang terjadi Palestina. Nakba artinya malapetaka, yang diambil dari bahasa Arab. Pada tahun 1948, di Palestina, ada 750.000 warga yang diusir sehingga berdirilah negara Israel. Tidak hanya itu, berkenaan dengan ini, ada ratusan desa Arab yang dibantai dan terjadi pembersihan etnis. Blokade yang menyebabkan kelaparan saat ini, dikhawatirkan menjadi nakba kedua bagi warga Palestina.
Sebagaimana dilansir oleh website Republika tertanggal 17 Mei 2025, diberitakan, bahwa ada pengkhianatan dari pihak penjajah yang dilakukan utusan Trump. Awalnya ada perjanjian, bahwa blokade bantuan ke Gaza akan dihentikan jika Hamas telah melepaskan sandera dari AS. Ternyata, meski sudah dilepas, blokade masih saja dilakukan.
Pelepasan sandera sebenarnya sudah dilakukan sejak Januari 2025, namun pada tanggal 2 Maret, Israel mulai lagi memblokade, bahkan 18 Maret 2025 melancarkan serangan. Akibatnya, pasokan makanan, obat-obatan dan air tidak bisa masuk dan berisiko mengalami kelaparan massal 2,3 juta orang di sana. Dihitung-hitung oleh Kementerian Kesehatan Palestina, sejak Oktober 2023, korban meninggal mencapai 53.272 dan korban luka 120.673.
Seperti yang diberitakan website CNBC tanggal 15 Mei 2025, Perdana Menteri Israel, alias penjahat genosida yang bernama Netanyahu, mengatakan dengan tegas akan memperluas serangan militer yang akan memantapkan penguasaan penuh jalur Gaza dan mengawasi dengan ketat semua distribusi bantuan. Kabinet keamanan Netanyahu pun mengamini apa yang dikatakannya.
Lantas, ke mana umat Islam yang katanya mendominasi bumi ini? Ke mana para pemimpin negeri muslim yang disumpah dengan Al-Qur'an saat pelantikan?
Ya Allah, begitu lemahnya umat Islam yang besar ini untuk menyelamatkan saudara di Palestina. Begitu kecil nyali para pemimpin negeri muslim untuk menghabisi penjajah yang sangat bengis di Palestina.
Sungguh, ini peperangan yang tidak manusiawi, tidak ksatria, tidak punya etika, sangat bengis dan sangat keji. Para penjajah dengan sengaja membuat kelaparan dan tidak berdaya, sehingga mereka bisa menguasai tanah Palestina.
Di sisi lain, apa yang dilakukan pemimpin negeri Arab, belum nampak pembelaan secara nyata dengan pengiriman pasukan jihad. Yang ada hanyalah negosiasi-negoisasi yang memberikan keberpihakan pada kemenangan pihak musuh, pihak penjajah, Israel maupun AS. Padahal, banyak dari kaum muslim yang secara dunia nyata maupun dunia maya yang gencar menyeru untuk pengiriman pasukan jihad. Sayangnya, gema seruan itu belum mampu menyalakan nyali dan membuka hati para pemimpin negeri muslim.
Khilafah. Ya, khilafah juga diserukan di samping seruan jihad. Khilafah yang merupakan bagian dari syariat, merupakan hal yang wajib untuk ditegakkan karena hanya dengan institusi negara Khilafah, seruan jihad akan bisa secara nyata dilakukan. Khilafah adalah junnah umat. Khilafah akan menjalankan perannya untuk mengurusi semuanya di bawah titian Al-Qur'an dan Sunnah. Khilafah akan tegas mengirim pasukan jihad untuk membebaskan seluruh umat yang berada di bawah penindasan penjajah, termasuk saudara saudara yang ada di bumi para nabi, Palestina.
Perjuangan penegakan Khilafah sudah diawali partai yang menjadikan Islam sebagai ideologi, poros kehidupan, poros perjuangan. Selanjutnya, butuh kesatuan umat Islam khususnya semua kelompok perjuangan Islam untuk satu suara menegakkan Khilafah.
Perjuangan penegakan Khilafah merupakan bentuk syukur kita kepada Allah atas semua nikmat yang diberikan. Perjuangan penegakan Khilafah ini, insyaAllah menjadi amal yang besar di hadapan Allah dengan niatan ikhlas, karena dengan Khilafah syariat Allah akan diterapkan secara sempurna sebagaimana yang dicontohkan para Khulafaur Rasyidin terdahulu. Allahu Akbar! [US]
Baca juga:

0 Comments: