Oleh. Eka Suryati
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Kebakaran hebat yang melanda sebagian wilayah Israel pada akhir April 2025 bukan hanya berita bencana alam semata. Lebih dari 25.000 dunam lahan terbakar, menghanguskan kawasan antara Tel Aviv dan Yerusalem, memaksa ribuan penduduk mengungsi dan menyebabkan kerusakan besar. Namun, bagi hati yang beriman, peristiwa ini tak bisa dipandang semata sebagai fenomena alam biasa. Dalam pandangan Islam, bencana selalu mengandung pesan Ilahi. Allah Swt. tidak menurunkan cobaan kecuali dengan hikmah yang mendalam. Bisa jadi ini adalah bagian dari teguran Allah atas kezaliman yang dilakukan oleh sebuah kaum, dan sekaligus peringatan bagi yang lainnya agar tidak ikut larut dalam kebungkaman terhadap kejahatan. Terkadang diamnya orang baik membuat kejahatan justru merajalela, hal itu yang terjadi pada penduduk Palestina yang telah digenosida Israel tanpa henti.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang nabi pun (untuk memperingatkan penduduknya), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesengsaraan dan penderitaan supaya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS. Al-A'raf: 94).
Ketika ayat ini dipahami dan di tadaburi maka kobaran api yang melalap wilayah-wilayah Israel dapat dipandang sebagai sinyal keras dari langit atas ketidakadilan yang telah begitu lama dibiarkan, bahkan dibela oleh banyak pemimpin dunia, dan saatnya kita menyambut sinyal Allah, bergeraklah membela bangsa Palestina.
Bagaimana kita harus berdiam diri tanpa memberikan pembelaan, ketika jutaan warga Gaza hidup tanpa listrik, tanpa air bersih, tanpa atap yang utuh, bahkan tanpa jaminan hidup esok hari. Para pemimpin Israel terus saja menggencarkan agresi. Rumah penduduk diserang, dijatuhi bom sampai hancur. Banyak yang kehilangan, anak-anak kehilangan orang tua dan keluarga. Masjid-masjid tak kalah menyedihkan, dijadikan sasaran. Dunia menyaksikan, tapi terlalu banyak yang memilih diam. Masihkan kita umat Islam ikut berdiam diri?
Maka, saat api membakar rumah mereka, barangkali inilah saatnya kita bergerak. Kebakaran ini bentuk balasan dari langit, agar mereka merasa sedikit dari perih yang selama ini mereka timpakan pada rakyat Palestina. Lalu berdoalah bagi kebaikan Palestina dan semoga si angkara murka menerima azab, baik di dunia saat ini, maupun di akhirat kelak.
Ya Allah, Engkaulah sebaik-baik pembalas atas kezaliman. Jika kobaran api ini adalah murka-Mu kepada kaum yang terus menumpahkan darah orang-orang tak berdosa, maka tambahkanlah azab-Mu kepada mereka hingga mereka sadar dan tunduk kepada kebenaran. Jangan biarkan mereka merasa aman atas kekejian yang telah mereka lakukan. Rabana, jatuhkanlah ketakutan dalam hati mereka sebagaimana mereka telah menebar teror kepada anak-anak Palestina. Jangan Engkau angkat bencana ini dari mereka sebelum mereka menghentikan kezalimannya.
Lalu, kami memohon kepada-Mu ya Rab, untuk kemenangan saudara-saudara kami di Palestina. Ya Allah, teguhkan iman mereka, kuatkan hati mereka, dan balaslah setiap air mata mereka dengan sebuah kemenangan, kemenangan yang berasal dari-Mu. Jangan biarkan darah para syuhada itu tumpah sia-sia. Angkatlah kehinaan dari pundak mereka dan berikan kepada mereka pemimpin yang bertakwa dan pemberani. Lapangkan bumi-Mu untuk mereka, sebagaimana Engkau lapangkan laut untuk Musa dan kaumnya.
Musibah yang menimpa Israel ini seyogianya membuka mata banyak orang bahwa kekuatan duniawi takkan sanggup melawan kehendak Allah. Dalam sekejap, api dari semak belukar dapat meluas menjadi kobaran besar yang membakar kota. Tanpa perlu serangan dari luar, negeri itu bisa lumpuh karena ulahnya sendiri. Bukankah ini isyarat bahwa kekuatan yang dibangun di atas kezaliman tak akan pernah bertahan lama? Bukankah ini petunjuk bahwa doa orang-orang tertindas lebih tajam dari misil dan lebih panas dari bom?
Sebagai umat Islam, kita tidak diajarkan untuk bersorak di atas penderitaan. Namun kita diajarkan untuk mengambil pelajaran dan meneguhkan keberpihakan kita kepada kebenaran. Ketika mereka yang menindas mulai merasakan ketakutan dan kepanikan, kita hanya bisa mengingatkan diri sendiri untuk tidak sombong, namun tetap teguh dalam doa dan perjuangan.
Ya Allah, jangan Engkau cabut keberkahan dari bumi kami karena diamnya kami atas kezaliman. Jangan Engkau turunkan azab kepada seluruh umat karena kelalaian segelintir kami yang tidak peduli. Bangkitkanlah hati kami untuk membela yang lemah dan menentang yang lalim. Jadikan tangan-tangan kami kuat untuk menulis kebenaran, kaki-kaki kami teguh untuk berjalan di jalan-Mu, dan lisan kami berani untuk menyuarakan keadilan.
Saat ini, Palestina masih terjajah, dan darah syuhada masih mengalir setiap hari. Tapi Allah tidak pernah lalai. Keadilan-Nya akan datang, cepat atau lambat. Dan barangkali, kobaran api di Israel adalah salah satu tanda bahwa musim pembalasan telah dimulai. Maka kita harus memilih, apakah kita akan berdiri di barisan kebenaran, atau justru hanyut dalam arus kepentingan dunia yang membungkam nurani.
Wahai umat Islam, bangkitlah! Bukan untuk mengangkat senjata membabi buta, tetapi dengan strategi dan doa yang penuh keimanan. Bukan untuk menebar kebencian, tetapi untuk menegakkan keadilan. Karena kita tahu, musuh kita bukan hanya satu rezim, tapi seluruh sistem yang membiarkan kezaliman terus berlanjut. Kita harus menjadi bagian dari umat yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai “satu tubuh.” Saat satu bagian terluka, seluruhnya merasakan sakit.
Ya Allah, turunkanlah kemenangan bagi Palestina. Hancurkan kekuatan musuh-Mu yang telah membunuh para nabi, menodai tempat suci-Mu, dan menindas hamba-hamba-Mu. Jika Engkau kehendaki bumi ini menjadi saksi keadilan-Mu, maka jadikan kami sebagai alat-Mu untuk menegakkan kebenaran.
Dan jika musibah kebakaran ini adalah awal dari pengadilan-Mu atas mereka, maka teguhkanlah kami agar tidak bergembira dalam kefanaan, tapi tetap istikamah dalam perjuangan. Karena kemenangan bukanlah ketika musuh binasa, tapi saat keadilan ditegakkan dan manusia kembali kepada fitrah kemanusiaannya.
Semoga Allah menerima doa-doa kita, memperkuat barisan umat, dan membuka jalan kemenangan bagi Palestina yang telah terlalu lama menderita. Aamiin.
Kotabumi, 11 Mei 2025 [An]
Baca juga:

0 Comments: