Gaza dan Ketakutan Barat akan Tegaknya Khilafah
Oleh. Rini
(Komunitas Ibu Peduli Negeri)
SSCQMedia.Com—Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina ( ARI-BP) menghadiri Konferensi Kemenangan Gaza di Istanbul pada Sabtu, 26/4/2025 kemarin. Konferensi yang digelar oleh koalisi global bertujuan untuk mendukung Al-Quds dan Palestina. Pada kesempatan tahun ini mengambil tema "Kemenangan Gaza adalah Tanggung Jawab Umat".
Konferensi yang dihadiri oleh tokoh nasional, media, sosial budaya, ulama, para tahanan yang telah dibebaskan, para penggerak rakyat, para intelektual, pekerja, dan juga lembaga aktif dari 60 negara seluruh dunia.
Serangkaian acara digelar untuk mengingatkan kembali dunia akan penderitaan, pengorbanan, dan perlawanan rakyat Gaza. Berharap dari konferensi tersebut akan mampu meningkatkan kesadaran umat tentang tujuan mulia dalam menyelesaikan permasalahan Palestina (SindoNews.com, 28/4/2025).
Terciptanya Ketakutan
Sikap pongah dan kesombongan yang akut ditunjukkan oleh seorang Benyamin Netanyahu untuk melanjutkan perang dalam menghancurkan seluruh Gaza, Palestina dengan dalih untuk pembebasan para sandera dan memaksa pasukan perlawanan (HAMAS) mengakhiri perlawanannya. Hal itu pun telah memancing kemarahan masyarakat dunia.
Terlebih aksi blokade total atas Gaza setelah gencatan senjata dari segala arah yang mengakibatkan kelaparan dan pembantaian terhadap rakyat Gaza secara brutal dan membabi buta membuat situasi Gaza di luar batas kemanusiaan dan tidak bisa dibayangkan lagi kengeriannya.
AS dan para sekutu terutama Inggris pun nampak tarik ulur dalam dukungan meskipun hanya sekadar untuk meredam berbagai tekanan yang mulai masif meminta pertanggung jawabannya dalam membantu menciptakan kondisi yang parah di Gaza. AS dan Barat tersebut berkeyakinan bahwa kekalahan Zionis dalam melawan pasukan perlawanan berakibat pada masa depan mereka dalam ancaman.
Ancaman terhadap kebangkitan Islam dengan berdirinya Khilafah pun menjadi mimpi buruk bagi mereka. Di mana perbincangan tentang Khilafah sudah menjadi wacana global semenjak munculnya spirit kebangkitan Islam pasca runtuhnya Uni Soviet. Keyakinan mereka akan ideologi yang tersisa hanyalah Islam sebagai kekuatan politik baru yang akan menumbangkan hegemoninya.
Rancangan jahat mereka dimulai dengan peristiwa serangan 11 September 2001 dalam proyek global melawan terorisme dan diikuti berbagai proyek-proyek teror berbasis kerja intelijen. Ketakutan akan Khilafah pun nampak dari pernyataan para pemimpin mereka yang menunjukkan kekhawatiran akan penyebaran ideologi Islam dan gagasan Khilafah.
Misal, Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan pada saat KTT Rusia-Uni Eropa di Brussels pada tahun 2002. Bahwa gagasan terhadap pembentukan kekhalifahan merupakan tujuan kaum radikal yang ambisius. Atau Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang menyatakan Khilafah adalah salah satu ideologi jahat karena berseberangan dengan nilai-nilai liberal.
Panggilan Jihad
Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa kekalahan yang dialami oleh Israel sebenarnya sudah telak semenjak peristiwa taufan Al-Aqsa dilancarkan oleh para mujahidin. Bahkan hingga hari ini pun mereka tetap menjadi penjajah yang pengecut karena faktanya tidak sekalipun mempunyai keberanian untuk berhadapan secara langsung dengan para mujahidin.
Oleh karena itu, pernyataan Netanyahu terhadap Khilafah dan upayanya mengonsolidasi perhatian Barat akan bahayanya. Alasan terkuatnya adalah masifnya seruan jihad dan seruan penegakan Khilafah yang disampaikan oleh berbagai tokoh umat secara global.
Jihad Menuntut Keberadaan Khilafah
Khilafah sebagai sebuah kepemimpinan umum bagi seluruh umat Islam yang akan menegakkan aturan Islam secara menyeluruh pula. Salah satu aturan Islam yang perlu dijalankan adalah jihad fi sabilillah, maka mewujudkan keberadaan Khilafah juga merupakan sebuah kebutuhan dan kewajiban bagi seluruh umat Islam.
Umat harus mengambil peran dalam menguatkan opini tentang Khilafah dan bersungguh-sungguh menyegerakan tegaknya sebagai bentuk tanggung jawab dalam menolong saudaranya di Gaza, Palestina.
Posisi dalam perjuangan penegakan Khilafah sebagai mahkota kewajiban, sehingga perjuangan ini merupakan perjuangan yang sangat mulia. Para pejuangnya pun disetarakan dengan generasi penegak Khilafah masa awal dan bagi mereka yang ikhlas, istikamah, dan sabar dalam perjuangan ini dikabarkan Nabi saw. akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda hingga 50 kali.
Semoga Allah Swt. menjadikan kita dan keluarga kita bagian dari orang-orang yang bisa berkontribusi untuk dakwah ini. Dan semoga Khilafah segera tegak hingga umat bisa kembali meraih kemuliaannya. Sebab, kehadirannya kembali akan membawa ketakutan dan bencana bagi mereka yang mengolok-olok, mendustakan, dan menghalanginya.
Wallahualam bissawaab. [An]
Baca juga:

0 Comments: