Bulan Ramadan, Tadarus Al-Qur'an atau Tadarus Budaya?
SSCQMedia.Com—Salah satu tradisi yang familiar bagi kaum muslimin di bulan Ramadan adalah tadarus Al-Qur'an. Tadarus sendiri merupakan kegiatan membaca Al-Qur'an berulang-ulang sampai mengkhatamkannya. Maka kata tadarus sendiri sangat erat kaitannya dengan Al-Qur'an.
Namun, di bulan Ramadan tahun ini kita menemukan penggunaan kata tadarus tidak hanya digunakan untuk tadarus Al-Qur'an, namun juga dalam kegiatan tadarus budaya. Kata tadarus yang sangat erat kaitannya dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an ini dipadukan dalam bentuk tradisi lain, yakni tadarus budaya.
Tadarus budaya sendiri merupakan salah satu tradisi baru yang muncul di Ponorogo. Tadarus budaya di Ponorogo ini memadukan pengajian beriringan dengan atraksi reog di hari ke 15 Ramadan. (surabaya.tribunnews.com, 16/3/2025).
Setidaknya, sebanyak 54 grup reog yang terdiri dari 41 dari Kabupaten Ponorogo Jatim dan 13 dari luar daerah, mengikuti pentas kolosal mengusung tajuk “Tadarus Budaya”, di Alun-alun Ponorogo. (terasjatim.com, 16/3/2025).
Menarik, mungkin kata inilah yang tergambar dalam benak kita ketika mendengar kata tadarus budaya. Penggabungan antara agama dan budaya seperti kegiatan tadarus budaya, tentu saja terasa amat menarik. Karena selain dapat menarik minat masyarakat terhadap budaya reog, tetapi juga tidak meninggalkan agama. Namun, benarkah hal ini tidak menimbulkan bahaya terhadap akidah masyarakat?.
Tentu saja hal ini sangat berbahaya ketika menjadikan Islam dan budaya saling berbenturan, terlebih jika pada akhirnya menghilangkan peran Islam sebagai agama yang menjadi standar dan ideologi bagi kehidupan seorang muslim.
Islam merupakan agama yang sempurna dan lengkap pengaturannya, tentu saja tidak pernah melarang kebudayaan atau tradisi selama kesemuanya masih berlandaskan Islam dan tidak melanggar batas-batas yang telah ditetapkan oleh syariat. Namun, kekhawatiran pencampuradukan agama Islam dengan kebudayaan menimbulkan kekhawatiran tersendiri jika mencapai titik sinkretisme. Pencampuradukkan seperti ini dikhawatirkan dapat menimbulkan keyakinan akan budaya klenik dan hal-hal mistis yang dapat mengganggu akidah umat, membuat umat kebingungan dalam memahami akidah yang seharusnya dipahami dan justru menolak adanya syariat Islam secara kafah.
Syariat Islam kafah sendiri merupakan penerapan Islam secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan seorang muslim, tak terkecuali dalam bidang budaya. Seorang muslim yang memahami syariat Islam kafah akan terbiasa menimbang segala urusannya dengan rida Allah atas hidupnya. Jika dirasa dalam perbuatan dan keputusannya tidak diridai Allah maka dengan sekuat tenaga akan berusaha untuk ia hindari, sesuka apa pun ia terhadap suatu hal.
Kekhawatiran juga sering timbul di tengah-tengah masyarakat karena seringnya muncul anggapan bahwa individu harus memilih untuk menjadi orang yang melestarikan kebudayaan leluhur atau menjadi individu yang taat beragama. Tak jarang muncul anggapan bahwasannya Islam muncul dan berkembang dari kebudayaan orang-orang Arab, padahal kita tahu persis bahwasanya islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah dengan kelengkapan syariat yang menyertainya. Islam adalah agama dengan seperangkat aturan yang lengkap, yang mampu menuntaskan segala aspek problematika yang terjadi di tengah-tengah umat. Dari sejarah kita mampu melihat bukti bukti yang ditinggalkan Islam terhadap budaya yang mempengaruhi suatu negeri yang menerapkan Islam secara kafah. Di mana kesemuannya adalah budaya yang disesuaikan dengan pengaturan Islam, bukan sebaliknya.
Sejatinya dari sini dapat kita pahami dan tarik kesimpulan bahwasanya Islam merupakan agama yang di dalamnya terletak segala solusi atas permasalahan yang ada, termasuk halnya dengan budaya. Islam tidak pernah mengajarkan untuk menolak dan melarang kebudayaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat selama budaya yang ada tidak bertentangan dengan syariat.
Selain itu bulan Ramadan yang di dalamnya terdapat begitu banyak keistimewaan dan keberkahan tak terkira tentu saja menjadi moment yang tepat bagi kaum muslimin untuk memperbanyak ibadah kepada Allah, sehingga target-target kebaikan yang diinginkan bisa dicapai secara maksimal. Maka, menguatkan tekad untuk beribadah ketika bulan Ramadan harusnya menjadi titik fokus dan prioritas utama setiap muslim pada bulan Ramadan. Wallahu'alam bis showwab. []
Baca juga:

0 Comments: