Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Arrosyidah
(Kontributor SSCQMedia.Com)


SSCQMedia.ComIbuku seorang konglomerat
Rumahku berdiri di atas tanah berlian 
Airnya dipenuhi dinar dan dirham
Zamrud hingga intan berpadu padan

Di sekelilingnya pepohonan berjajar rapi
Rantingnya tinggi menyapa lazuardi
Bunganya seelok bianglala
Buahnya ranum nan legit rasanya 

Aku anak juragan tanah
Membentang bermil-mil luasnya
Dari tanah Rencong hingga bumi Cenderawasih
Berhias dendang kenari hingga hentakan kaki kuda 

Namun, lihatlah diriku ini!
Bajuku kumal berhiaskan tambalan
Lambungku sering merindukan butiran nasi
Tak ubahnya aku seorang gelandangan jalanan

Tahukah engkau ... 
Seragamku telah lama kutanggalkan 
Gembok kemiskinan menyandera bukuku
Merampas cita setinggi rembulan 

Tahukah engkau ...
Lakon pedihku karena ibu sedang terbaring lesu
Sekularisme meracuni sendi-sendinya
Kapitalisme menggerogoti tubuhnya

Virus-virus itu menyebar beringas
Ibu pun tak berdaya merawatku
Tubuhnya kian kurus dan lemas 
Pucat pasi dari waktu ke waktu 

Oh, betapa ku ingin ibu sembuh
Kubawakan ramuan dari tanah Madinah 
Kusuapkan tanpa kenal lelah
Berharap esok senyumnya kembali merekah

Bumi Allah, 19 Mei 2025

Baca juga:

0 Comments: