Ambisi Trump Kuasai Jalur Gaza, bak Mimpi di Siang Bolong
Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Reaksi keras ditunjukkan oleh Hamas terhadap pernyataan Donald Trump perihal keinginannya "mengambil alih" Jalur Gaza yang rencananya akan diubah menjadi "zona kebebasan". Menanggapi pernyataan Trump tersebut, pejabat senior Hamas, Basem Naim, dengan tegas menyatakan Jalur Gaza tidak akan pernah dijual. Stop bermimpi memiliki dan menguasai Jalur Gaza (news.detik.com, 16/5/2025).
Sampai kapan pun Gaza adalah bagian integral dari tanah Palestina, dan tidak dijual di pasar terbuka. Ini karena Gaza bukanlah real estate yang bisa dibeli dengan mudah apalagi dimiliki sembarang orang. Kira-kira seperti itulah pernyataan tegas dari seorang Basem Naim.
Sebagai seorang pejuang, dirinya berkomitmen kuat terhadap tanah airnya. Dan sebagai bagian dari kelompok militan Hamas, dia siap melakukan dan mengorbankan apapun bahkan nyawa sekalipun rela dikorbankan, demi melestarikan tanah air dan mengamankan masa depan seluruh rakyat Gaza.
Sebagai saudara, kita (umat Islam) tentu saja geram dengan pernyataan Donald Trump tersebut. Dia seringkali melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial menyangkut Jalur Gaza. Seperti pernyataannya kali ini yang juga menimbulkan kontroversi. Dia menyebut tentang keinginannya menjadikan Jalur Gaza sebagai "zona kebebasan", entah apa maksudnya?
Pernyataan kontroversialnya tersebut dilontarkan saat dirinya berkunjung ke Qatar dalam agenda kunjungan kenegaraan. Agenda kunjungan ini merupakan lanjutan dari rangkaian kunjungan bersejarahnya ke kawasan Timur Tengah pada pekan ini. Setelah Arab Saudi menjadi negara pertama yang dikunjungi, selanjutnya Qatar dipilih menjadi negara kedua yang dikunjungi.
Dalam pertemuan tersebut Trump juga menyinggung tentang Jalur Gaza. Menurut pengakuannya, dia memiliki sebuah konsep brilian terkait Gaza, yaitu dengan menjadikannya sebagai zona kebebasan. Dia juga berharap dunia internasional membiarkan Amerika Serikat yang menjadi pengatur untuk konsep tersebut. Dengan adanya pernyataan ini, kita seolah diingatkan kembali pada pernyataan kontroversial Trump yang lain di bulan Februari lalu.
Kala itu, dia mencetuskan ide konyolnya yaitu agar AS diperbolehkan mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza untuk jangka waktu yang panjang. Tentu semua itu dilakukan setelah semua penduduknya dipindahkan. Baru setelah Jalur Gaza kosong, daerah tersebut rencananya akan dikembangkan menjadi resort tepi pantai.
Pantas saja, Trump begitu berambisi merelokasi warga Gaza, dengan iming-iming mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ternyata, Trump memang memiliki rencana busuk yang ingin direalisasikan yang berkaitan dengan Jalur Gaza.
Gagasan busuk Trump tersebut tentu saja mengundang reaksi kemarahan dan penolakan oleh warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka dengan tegas menyatakan, sampai kapan pun Gaza adalah rumah mereka. Mereka tidak akan pernah mau meninggalkan tanah airnya meski diiming-imingi kebebasan dan kehidupan yang lebih baik.
Mereka lebih rela menanggung luka bahkan kehilangan nyawa demi membela tanah air tercintanya. Oleh karena itu, usulan Trump jelas-jelas sebuah penghinaan dan mengabaikan hak juga hubungan historis warga Gaza dengan tanah tersebut.
Trump sudah terlalu banyak mencampuri persoalan Gaza. Bahkan dia kerap mengeluarkan statemen-statemen kontroversialnya tentang Jalur Gaza. Padahal, sampai kapan pun tanah Gaza, Palestina, adalah milik kaum muslimin, dan rakyat Gaza berhak atas tanah tersebut. Maka, jangan paksa mereka meninggalkan tanah airnya, karena Jalur Gaza adalah bagian dari Palestina. Darah para syuhada telah banyak tertumpah di sana, demi merebut Palestina dari cengkeraman kafir penjajah kala itu. Berhentilah merongrong negeri Palestina, biarkan rakyatnya hidup dalam damai.
Jika Trump dan negara-negara kafir lainnya terus menunjukkan permusuhan kepada umat Islam, tunggulah kebangkitan umat Islam. Ya, umat Islam tentu tidak akan pernah tinggal diam. Kami (umat Islam) akan berupaya mengulang kembali sejarah keemasan Islam. Umat Islam akan bersatu kembali dalam naungan Daulah Islam. Kejayaan itu akan terulang. Semuanya memang hanya perkara waktu, namun rasanya sudah teramat dekat. Tunggulah, kehancuran kalian (kafir penjajah) sudah di depan mata. Aamiin ya Rabbal aalamiin.
Payakumbuh, 16 Mei 2025 [An]
Baca juga:

0 Comments: