Oleh. Imelda Inriani, S.P
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Idulfitri merupakan hari kemenangan yang selalu dirayakan dengan suka cita oleh kaum muslimin di seluruh dunia, karena telah sukses melewati bulan suci Ramadan dan memaksimalkan diri untuk meraih segala kemuliaan pada bulan tersebut.
Namun, suasana suka cita tidak dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestina. Hari di mana seharusnya mereka merayakannya dengan riang gembira, tetapi nyatanya mereka harus berhadapan dengan kondisi yang mencekam dan penuh kewaspadaan. Serangan zionis Israel bisa saja sewaktu-waktu menghampiri mereka.
Dan pada kenyataannya memang seperti itulah yang terjadi. Dilansir oleh Al Jazeera, tepat pada tanggal 30 Maret 2025 yang bertepatan dengan perayaan Idulfitri di Palestina, Israel telah membunuh sembilan orang di Gaza, lima di antaranya adalah anak-anak (tempo.com, 30/03/2025).
Tentara Israel juga menyerbu beberapa rumah di Hebron, Tepi Barat. Mereka menduduki, mendobrak pintu, menggeledah tempat tinggal, dan menangkap seorang remaja berusia 16 tahun dan dua mantan tahanan selama penyerbuan tersebut.
Pasukan Israel juga mendirikan lebih banyak pos pemeriksaan dan menutup jalan di dalam dan sekitar Hebron. Sejak Oktober 2023 Israel telah menewaskan 50.200 orang, di mana korbannya kebanyakan adalah wanita dan anak-anak (cnnindonesia.com, 30/03/2025).
Bahkan, saat gencatan senjata pun mereka tetap melakukan serangan. Hal ini membuktikan bahwa zionis Yahudi benar-benar telah melampaui batas kemanusiaan. Mereka melakukan serangan tak mengenal waktu, momen Idulfitri pun mereka pakai untuk melakukan serangan.
Penderitaan yang dialami oleh saudara kita di Palestina tidak akan selesai hanya dengan kecaman dari para pemimpin negeri dan bantuan kemanusiaan. Karena yang dihadapi oleh warga Palestina adalah zionis yang didukung oleh negara adidaya, yakni AS. Tentu kekuatan yang dikerahkan oleh Palestina tidak bisa mengalahkan para zionis dan pendukungnya, kecuali para penguasa muslim mengerahkan kekuatan militer untuk bersatu melawan zionis.
Namun, hal tersebut tidak dapat dilakukan karena adanya penghalang berupa batas teritorial bernama nation state (negara bangsa). Penghalang ini membuat semua umat muslim di dunia tidak berdaya dalam memberikan pertolongan secara fisik untuk saudara-saudara kita di Palestina agar terbebas dari kebrutalan para zionis penjajah.
Nation state ini membuat para negeri Islam tidak berdaya dalam menghentikan genosida yang terjadi di Palestina. Inilah wajah asli dari sistem kufur sekuler kapitalisme yang diterapkan. Nyawa manusia di Palestina seakan tidak ada harganya. Dunia hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa apa. Sedangkan para zionis dengan lancar menyerang dan membumihanguskan Palestina.
Aturan dalam sekat kebangsaan membuat militer negara lain tidak dapat berkutik melawan kekejaman tentara zionis, yang dengan keberingasannya menghabisi umat muslim di sana. Meskipun segala bentuk pelanggaran peperangan banyak dilanggar oleh zionis, tetapi tetap saja mereka dianakemaskan, misalnya aturan tentang tidak boleh membunuh anak-anak dan tenaga medis. Peristiwa ini seharusnya membuka hati dan nurani kita sebagai muslim. Kita harus sadar dan bangkit menyuarakan solusi tuntas dalam aksi genosida ini.
Sistem kufur yg diterapkan sudah sangat jelas kebobrokannya, tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari sistem ini. Sebagai seorang muslim, kita harus bangkit dan meninggalkan sistem kufur ini. Saatnya kita beralih pada sistem bernegara yang diturunkan Allah yakni sistem Khilafah untuk diterapkan di tengah-tengah keburukan dan kerusakan yang terjadi.
Allah merupakan Zat yang menciptakan segala sesuatu, termasuk alam semesta ini, sepaket dengan aturan (sistem bernegara). Sistem ini tentu akan membawa kesejahteraan dan juga keamanan bagi warga negaranya, mengingat sifat Allah yang Maha Sempurna dan Maha Tahu segala sesuatu yang baik untuk ciptaan-Nya.
Saatnya umat bangkit dan mengagendakan perjuangan menuju kepada penerapan sistem Islam (Khilafah) untuk hadir di tengah-tengah umat. Sebagaimana dulu sistem ini menyinari kehidupan dengan sinar kegemilangan selama 1400 tahun lamanya. Khilafah juga merupakan junnah (perisai) bagi umat yang melindungi dan mencegah segala bentuk penindasan atau kezaliman yang menimpa mereka tanpa terkecuali, seperti genosida yang terjadi di Palestina. Wallahua’lam bishawab. []
Baca juga:

0 Comments: