Palestina dan Nasionalisme di Dunia Islam
Oleh. Ummu Rosyid
(Kontributor SSCQMedia.Com, Aktivis Muslimah Gresik)
SSCQMedia.Com—Rakyat Palestina di Gaza terpaksa mengonsumsi daging kura-kura. Hal ini dilakukan sebagai sumber protein akibat krisis makanan yang disebabkan oleh pengepungan dan genosida Israel. Anak-anak harus dirayu agar mau memakan daging kura-kura. Orang tua mereka mengatakan bahwa daging kura-kura rasanya seperti daging sapi muda.
Krisis pangan ini terjadi karena serangan berkepanjangan yang dilakukan oleh Israel, membuat warga Gaza kesulitan mendapatkan bantuan kemanusiaan dan makanan pokok. Daging kura-kura diolah dengan cara direbus dan dimasak dengan bawang, lada, tomat, dan rempah-rempah. Kondisi ini menunjukkan betapa parah dampak konflik terhadap kehidupan sehari-hari warga Gaza (CNNindonesia.com, 19/4/2025).
Semua ini tidak kunjung usai akibat keserakahan Israel yang terus-menerus ingin menguasai Palestina. Penjajah zionis malah makin brutal, bertindak di luar batas kemanusiaan. Kecaman dunia sudah mereka abaikan.
Di sisi lain, pemimpin di negeri-negeri muslim hanya mengecam tanpa ada tindakan, seperti mengirim tentara muslim untuk membela rakyat Gaza, karena umat muslim saat ini sudah mulai menyerukan jihad sebagai solusi Palestina.
Sepertinya penguasa negeri muslim memang sengaja membiarkan hal ini terjadi dengan dalih sekat nasionalisme, sehingga mengecam cukup sebagai solusi bagi pemimpin negeri-negeri muslim.
Sebenarnya Allah sudah memerintahkan kepada seluruh kaum muslim, bahwa sesama muslim adalah bersaudara. Seperti dalam hadis berikut, "Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya, tidak menzaliminya dan tidak membiarkan dizalimi." (HR. Bukhari Muslim).
Dengan hal ini seharusnya penguasa negeri muslim bersatu, menyatukan tentaranya untuk membantu negeri muslim lainnya yang sedang terjajah. Bahkan Rasulullah pernah bersabda tentang kesatuan kaum muslim tanpa sekat-sekat atau batasan apa pun, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi jelas, membela dan menolong saudara kita di Palestina hukumnya wajib dan itu bisa dilakukan oleh negara.
Umat Islam juga harus menyadari bahwa mencampakkan rasa nasionalisme itu wajib, karena penjajahan bisa dihentikan hanya dengan bersatunya umat muslim dalam satu kepemimpinan yaitu Khil4f4h 'ala min hajjin nubuwah.
Umat Islam wajib menyeru seluruh kaum muslim untuk bersatu dan mengingatkan kewajiban menolong sesama saudara muslim di belahan dunia mana pun.
Seluruh umat Islam wajib bersatu dan menyerukan jihad serta menegakkan Khilafah untuk menolong Palestina dan menyelesaikan persoalan umat. Gerakan umat ini perlu dipimpin oleh jemaah dakwah ideologis yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena itu, kita harus bergerak menuntut penguasa negeri-negeri muslim segera melaksanakan kewajiban menolong saudara kita di Palestina dengan menyerukan jihad dan menegakkan Khilafah.
Pergerakan umat harus ada yang memimpin agar terarah dan teratur. Pemimpin gerakan dakwah untuk tegaknya syariat Islam kaffah yang akan menyatukan kaum muslim sedunia adalah jemaah dakwah ideologis. Kelompok dakwah inilah yang menyerukan jihad dan Khilafah, juga menuntut kepada penguasa untuk mengirim tentara ke Palestina. Hanya dengan inilah masalah Palestina akan terselesaikan. Penjajah terusir, Palestina merdeka. [My]
Baca juga:

0 Comments: