Pesan Kesan Launching Literasi SSCQ 42
Ada Banyak Cinta di SSCQ
Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Alhamdulillah puji syukur tak henti-hentinya saya haturkan kepada Allah Swt. yang senantiasa memudahkan segala urusan, melimpahkan segala nikmat, terutama nikmat sehat, sehingga masih diizinkan menyimak materi launching literasi. Ya, semalam adalah agenda launching literasi bersama Bunda Lilik. Meski tidak bisa langsung aktif merespon seperti biasanya karena memang sedang dalam perjalanan pulang dari rumah mertua, tetapi tidak mengurangi berkesannya pemaparan materi oleh bunda.
Kali ini Bunda Lilik ditemani oleh host yang luar biasa dari Pekanbaru, yaitu Bunda Ina Ariani. Masyaallah selalu ada rindu di SSCQ. Rindu bermesraan dengan Al-Qur'an, rindu dengan nasihat Bunda, rindu dengan berbagai motivasi dari Bunda, dan rindu berinteraksi dengan sahabat surga lainnya. Inilah nikmatnya saat kita bersama dengan sahabat yang memiliki perasaan dan pemikiran yang sama yaitu Islam. Ya, ikatan akidah ini memang luar biasa kekuatannya.
Di awal, sebelum Bunda Lilik memaparkan materinya, Bunda Ina memunculkan dulu CV-nya Bunda. Nah, kalau sudah melihat CV Bunda dengan sederet karyanya, semua sahabat pasti dibuat takjub terutama saya pribadi. Saya malu dengan capaian prestasi Bunda di dunia literasi ini. Seharusnya saya juga bisa seperti itu dengan usia saya yang masih muda ini. Namun faktanya justru saya masih terseok-seok untuk bisa istikamah di dunia literasi ini. Seringkali banyak alasan yang dikemukakan. Alasan klise sebenarnya, karena toh kenyataannya semua sahabat surga lainnya bisa tetap istikamah menulis dan menghasilkan beragam karya lainnya.
Ya Allah, ampuni hambamu ini jika terlalu banyak mengeluh dan beralasan. Tetapkan hamba selalu dalam kebaikan dan ketaatan. Jangan biarkan hamba terjatuh dalam lubang futur. Kuatkan fisik dan mental hamba untuk tetap berada dalam barisan dakwah. Aamiin.
Bunda tak henti-hentinya memotivasi kami (sahabat komunitas SSCQ). Di antaranya Bunda seringkali memberikan apresiasi dalam bentuk hadiah untuk berbagai challenge, bahkan pembuat peskes terbaik dan memesona juga tidak lupa Bunda berikan apresiasi. Masyaallah, Bunda, semoga berkah rezekinya. Sebegitunya pengorbanan Bunda untuk memotivasi kami agar mau istikamah menulis dan berkarya untuk umat. Semoga Allah senantiasa melindungi Bunda dan keluarga juga meluaskan rezekinya. Aamiin.
Padahal ternyata Bunda sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Terbukti dari banyaknya ujian yang sedang Bunda hadapi. Seperti ibunda dari Bunda Lilik ternyata sedang sakit sejak pertengahan ramadan, kakak beliau juga sakit karena jatuh dan belum bisa jalan sudah 6 bulan lamanya. Cucu kembar kesayangannya yang juga harus kontrol ke RSI namun gagal berangkat karena ibunda si kembar juga sakit, ayahanda beliau juga baru sembuh setelah lebaran ini. Ya Allah, Bunda, kenyataan tersebut begitu menampar saya. Bunda dengan banyaknya ujian tetap semangat mengajak kami bermesraan dengan ayat-ayat-Nya, tetap meriayah kami semaksimal Bunda bisa, tetap memotivasi kami dan lainnya. Padahal sejatinya Bunda butuh untuk dikuatkan. Namun Bunda tidak menunjukkan kelemahan Bunda. Bunda tetap kuat dengan berbagai ujian yang datang. Tapi kami, apa kabar dengan kami, terutama saya? Saya terkadang tidak cukup kuat dalam menjalani ujian yang sebenarnya belum seberapa jika dibandingkan dengan ujian orang lain, apalagi jika dibandingkan dengan ujian saudara kita di Palestina.
Fakta lainnya adalah kondisi badan Bunda juga tidak baik-baik saja. Kata Bunda semalam, "Hari ini saya harus kontrol dan dapat nomor antrean ke-111, entah bisa masuk atau ditunda?"
Ya Allah, Bunda, sekuat itu dirimu. Sepeduli itu Bunda kepada kami, kepada umat. Mengapa saya masih saja ada keluhan dalam menjalani hidup, mengapa saya belum sekuat Bunda? Mengapa saya seringkali butuh dimotivasi?
Maafkan saya Bunda jika belum maksimal mengerjakan semua tugas kurikulum karena beragam alasan. Maafkan saya yang seringkali ingin dimaklumi atas kesibukan di dunia nyata.
Ya Allah, sungguh hambamu ini malu, malu karena masih saja kurang bersyukur. Malu karena seringkali merasa paling capek.
Ada banyak manfaat yang bisa dipetik setiap kali mengikuti agenda launching literasi bersama Bunda. Bagi saya, kehadiran Bunda selalu menjadi inspirasi. Ya, saya sangat terinspirasi oleh kecintaan Bunda terhadap Al Qur'an. Sampai-sampai Bunda berusaha menularkan rasa cinta tersebut kepada kami para member khususnya, umumnya untuk semua umat Islam. Kepala Bunda selalu dipenuhi banyak ide untuk bagaimana membuat hati kami senantiasa terpaut dengan Al Qur'an. Masyaallah, saya merasa beruntung dipertemukan dengan sosok sepertimu. Meski sekali lagi, saya masih tertatih-tatih untuk bisa menyamakan langkah dengan Bunda dalam hal kebaikan.
Dalam materi launchingnya, Bunda tidak pernah lupa dengan persoalan yang membelenggu saudara kita di Palestina. Bunda selalu membuat kita untuk tidak henti-hentinya bersyukur atas kondisi apa pun yang sedang dihadapi. Bukan tanpa alasan, hal itu karena menurut Bunda ujian kita saat ini, seberat apa pun, belum ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan warga Palestina. Kalau sudah begitu, hati ini langsung terenyuh dan memohon ampun kepada Allah, karena terkadang masih saja ada keluhan. Astaghfirullah. Terima kasih, Bunda, karena tidak pernah lelah mengingatkan kami tentang pentingnya bersyukur atas segala kondisi.
Benar kata Bunda Lilik, kita di sini, meski mungkin hidup sederhana bahkan kekurangan, tapi masih mending karena masih memiliki rumah untuk berteduh dari panas dan hujan. Masih ada selimut untuk menghangatkan di kala dingin melanda. Masih ada makanan dan minuman meski tidak mewah, sementara mereka di sana, bahkan tidak jarang mereka tidak menemukan makanan untuk di makan. Oh, ya Rabb, sungguh betapa kurang ajarnya diri ini jika masih saja terucap keluhan dari lisan ini. Betapa kurang ajarnya jika penderitaan saudara di Palestina tidak menjadikan diri ini menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat. Ampuni hamba, ya Allah.
Bunda, terima kasih untuk setiap untaian nasihat. Terima kasih untuk segenap cinta dan kata-kata motivasi yang tak henti-hentinya Bunda haturkan untuk kami. Terima kasih karena selalu "memaksa" kami untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Terima kasih atas apresiasi yang selalu Bunda usahakan untuk menyemangati kami agar tetap semangat menulis dan membuat berbagai karya. Hanya Allah yang mampu membalas setiap kebaikan bunda. Terima kasih atas banyaknya waktu yang sudah dikorbankan untuk meriayah kami. Maafkan jika saya belum bisa maksimal dalam menjalankan komitmen.
Pesan sayang saya untuk Bunda, jaga kesehatan, ya Bunda. Jangan bosan memotivasi kami. Semoga pertemuan kita bisa sampai ke jannah. Saat kelak Bunda tidak menemukan saya di surga, tolong cari saya bunda. Tolong sampaikan kepada-Nya bahwa saya pernah bersama-sama dengan Bunda meniti jalan ini, jalan yang insyaallah Dia ridai.
Sekian pesan kesan dari saya. Terima kasih kepada tim SSCQ karena sudah memberikan ruang kepada saya untuk berkarya. Bahkan lebih dari itu, saya bisa mendapatkan banyak ilmu. Semoga media SSCQ tetap tumbuh dan menjadi salah satu media yang bisa mencerdaskan pembacanya. Aamiin.
Payakumbuh, 9 April 2025 []
Baca juga:

0 Comments: