Tes Kehamilan pada Siswi SMA: Sesat Pikir Pencegahan Seks Bebas
Oleh. Ismyati Nurfadilah
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com-Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh video viral yang menunjukkan para siswi SMA di Cianjur, Jawa Barat, sedang menjalani tes kehamilan secara massal. Video ini mengundang beragam respons dari pengguna media sosial. Sebagian pihak mendukung kebijakan tersebut, sementara sebagian lainnya mengkritiknya.
Dikutip dari Bandung.Kompas.com, Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) menyoroti perilaku guru di media sosial setelah video tes kehamilan siswi SMA di Cianjur viral. Disdik Jabar mengingatkan pentingnya profesionalisme dan etika bagi guru dalam memanfaatkan media sosial.
Nonong Winarni, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, menanggapi video viral tersebut, "Sebagai seorang guru, tentunya ada batasan-batasan yang harus diperhatikan, termasuk dalam aktivitas di media sosial," ujar Nonong kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
Nonong berpendapat bahwa pendidik seharusnya menjadi panutan bagi siswa, termasuk dalam aktivitas online. Ia menegaskan bahwa tindakan tidak etis di media sosial dapat merusak citra guru dan lembaga pendidikan secara keseluruhan.
Fenomena ini menunjukkan maraknya pergaulan bebas di kalangan generasi muda saat ini. Pergaulan bebas dianggap semakin lumrah terjadi, tanpa adanya batasan antara laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi serta menjaga kehormatan diri.
Budaya ini muncul akibat pengaruh paham Barat yang menjunjung tinggi kebebasan, sehingga banyak individu mengabaikan aturan agama dalam kehidupan mereka.
Sistem sekuler yang diterapkan saat ini telah menanamkan cara pandang sekuler-kapitalis kepada generasi muda, yaitu cara pandang yang menjauhkan peran dan aturan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya digunakan untuk ibadah individu, sementara dalam aspek kehidupan lainnya, banyak yang mengabaikan aturan Islam dan menerapkan prinsip kebebasan. Aktivitas seperti ikhtilat (bercampurnya laki-laki dan perempuan tanpa batasan), khalwat (berduaan dengan lawan jenis tanpa mahram), pacaran, dan perzinaan telah dianggap lumrah. Bahkan, kehamilan di luar nikah pun sudah dianggap wajar. Na'udzubillahi min dzalik.
Selain itu, sistem sekuler-kapitalis memberikan ruang bagi konten pornografi yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, baik melalui iklan, media sosial, film, maupun platform lainnya. Hal ini dapat membangkitkan syahwat, terutama bagi mereka yang memiliki iman lemah, sehingga berpotensi mendorong mereka untuk memenuhi naluri dengan cara yang haram, seperti berzina.
Dalam sistem ini, tidak ada sanksi tegas bagi pelaku perzinaan. Bahkan, di negeri ini, perzinaan yang dilakukan atas dasar suka sama suka tidak termasuk dalam kategori pidana. Pemerintah pun terkesan abai dalam mencegah maraknya pergaulan bebas. Oleh karena itu, tes kehamilan bagi siswi jelas bukan solusi atas fenomena pergaulan bebas yang semakin marak terjadi saat ini.
Hanya Islam satu-satunya solusi untuk mengatasi pergaulan bebas yang semakin meresahkan. Sistem Islam hanya dapat diterapkan dalam naungan khilafah Islamiyah. Dalam khilafah, akan ada sanksi tegas bagi pelaku zina. Individu dan masyarakat yang hidup dalam naungan khilafah akan senantiasa menjalankan amar ma'ruf nahi munkar, yakni saling menasihati dalam kebaikan dan mengingatkan agar menjauhi kemaksiatan. Rasa peduli antarsesama akan tumbuh, sehingga menimbulkan ketakwaan dan rasa takut kepada Allah dalam melakukan perbuatan maksiat.
Pendidikan, pergaulan, dan media dalam sistem khilafah akan sangat terjamin. Dalam sistem ini, pergaulan dibatasi sesuai dengan syariat Islam. Jika ada yang melanggarnya, seperti melakukan zina, maka akan ada sanksi tegas. Dalam aspek pendidikan, khilafah akan menjamin kualitas pendidikan dengan kurikulum berbasis Islam yang mengarahkan siswa untuk taat kepada aturan Islam. Sementara itu, dalam aspek media, Khilafah tidak akan memberikan ruang bagi konten-konten pornografi. Media dalam Khilafah akan dijadikan sebagai sarana dakwah dan penyebaran ajaran Islam secara luas. [My]
Baca juga:

0 Comments: