Oleh. Ka Yan
SSCQMedia.Com-Kepedulian Gen Z terhadap berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat, sudah seharusnya ada, karena Gen Z adalah salah satu kekuatan umat dalam mewujudkan perubahan. Salah satunya dalam masalah pajak, yang naik pada awal tahun ini.
Walaupun pemerintah meyakinkan bahwa kenaikan PPN 12% hanya untuk barang mewah, tetapi fakta yang terjadi di lapangan, harga-harga barang lain tetap naik dan makin menyusahkan rakyat. Jelas, ini menunjukkan bahwa negara memaksakan kebijakan dengan membuat narasi seolah berpihak kepada rakyat, padahal makin menyengsarakan rakyat. Tentu hal ini tidak bisa diabaikan.
Sejumlah pemuda melakukan aksi protes atas kebijakan pemerintah yang akan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN). Aksi yang dilakukan di depan Istana Kepresidenan, pada Kamis (19/12) tersebut, diikuti mahasiswa dan K-popers (Tribunnews.com, 19/12/2024). Kita perlu mengapresiasi kepekaan anak muda khususnya Gen Z, terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah. Artinya, jika masih ada kepedulian anak muda terhadap politik, maka ini menjadi harapan akan adanya sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
Bukan hanya pungutan pajak saja yang harusnya ditolak, namun juga sistem kehidupan yang menjadi asas lahirnya kebijakan pajak atas rakyat yaitu sistem kapitalisme. Penolakan Gen Z atas kebijakan ini, harus dibangun dengan kesadaran yang sahih atas kerusakan sistem hari ini. Karena sumber dari segala kerusakan, kesengsaraan, dan ketidakadilan pasti berasal dari bagaimana sebuah sistem mengatur kehidupan.
Faktanya, sistem politik demokrasi makin menunjukkan kebobrokannya. Lahir dengan asas memisahkan agama dari kehidupan (sekuler), justru menjadikan sistem ini makin tampak kecacatan dan keburukannya. Sehingga, setiap aturan yang lahir tidak menjadi solusi atas segala permasalahan yang dihadapi rakyat. Sebaliknya, malah menjadi sumber masalah yang makin menambah penderitaan rakyat, karena berasal dari akal manusia yang terbatas dan lemah. Politik dalam sistem demokrasi hanya sebatas saling berebut kekuasaan tanpa memikirkan dengan serius bagaimana nasib rakyat yang dipimpin.
Gen Z harus paham akan fakta ini dan memiliki kesadaran politik yang benar, dengan cara memahami akar permasalahan yang terus berulang menimpa negeri ini. Berulang kali berganti pemimpin, sejak awal kemerdekaan hingga saat ini, nyatanya tidak menjadikan kehidupan rakyat makin sejahtera. Dengan ini, Gen Z harus mampu melihat betapa kompleksnya permasalahan yang diakibatkan oleh sebuah sistem. Sehingga kita tidak boleh disibukkan dan fokus mengganti pemimpin, sedangkan sistemnya masih sistem yang rusak yaitu demokrasi. Berharap bisa menyelesaikan masalah, tapi malah menambah masalah baru.
Inilah yang menjadi alasan, mengapa harus mengganti sistem demokrasi menjadi sistem politik Islam. Dan ini, merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh ditunda-tunda, jika kita tidak ingin makin sengsara. Syariat Allah saja yang akan mengatur kehidupan manusia, sesuai perintah dan larangan-Nya. Politik Islam akan mengurusi semua urusan umat, baik dalam hal politik, ekonomi, sosial, dsb. Negara akan hadir dalam menyelesaikan seluruh persoalan rakyatnya dengan kacamata akidah Islam, juga menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat tanpa membebani dengan berbagai pungutan pajak.
Oleh karena itu, pendidikan politik pada Gen Z tidak boleh diabaikan, terlebih Islam melihat potensi Gen Z sebagai agen perubahan hakiki sangat besar. Selain itu, Islam memiliki sistem pendidikan Islam untuk membekali Gen Z dengan berbagai ilmu agar produktif dan menghasilkan karya untuk umat. Islam juga akan memberikan pendidikan politik Islam sebagai bekal Gen Z dalam memberikan kontribusi pada perubahan hakiki untuk penerapan Islam kafah dan tegaknya Khilafah. Gen Z harus bergabung pada partai politik islam ideologis untuk mendapatkan Pendidikan politik Islam agar gerak perjuangannya terarah dan berada pada jalan yang menghantarkan pada perubahan yang hakiki yaitu kehidupan yang diatur dengan Islam kafah. [US]
Baca juga:

0 Comments: