Headlines
Loading...

Oleh. Ummu Qanita

SSCQMedia.Com-Genosida di Palestina belum berakhir. Berita kematian bergilir dari satu tempat ke tempat yang lain. Zionis belum juga puas dengan kondisi Palestina yang telah rata dengan tanah.  Mereka belum berhenti jika masih ada nyawa anak-anak Gaza yang selamat dari serangan. Sungguh, Israel laknatullah telah menciptakan laut darah di tanah penuh berkah.

Serangan demi serangan semakin brutal. Zionis dengan sengaja menghancurkan gedung sekolah yang merupakan tempat belajar anak-anak Gaza untuk membangun peradaban. Setidaknya ada 352 sekolah di jalur Gaza yang rusak (antaranews.com, 10/01/2025). Bahkan, sekolah yang tersisa yang menjadi tempat penampungan juga diserang. Sekitar 8 orang tewas di Jabalia Gaza (detiknews.com, 12/01/2025).

Skenario tanpa bukti hanya bualan sebagai alasan penghancuran. Anak-anak yang merupakan generasi penerus perjuangan menjadi sasaran. Mirisnya, tidak ada satu pun lembaga internasional khususnya UNICEF yang peduli sekalipun tampak jelas kerusakan dengan korban anak-anak. Begitu juga dengan pemimpin muslim, tidak ada yang jeli melihat masalah sesungguhnya, sehingga tidak mengetahui metode untuk menghentikan genosida. Bahkan, Islam dianggap musuh bersama oleh dunia.

Adapun kelompok-kelompok perubahan dengan kemunduran berpikir membuat mereka tidak tahu arah kebangkitan yang sesungguhnya. Bahkan, perubahan yang terjadi adalah rekayasa untuk semakin mencengkeramkan kepentingan musuh Islam. Propaganda Barat berhasil memecah persatuan umat Islam atas nama nasionalisme.

Betapa pedihnya kondisi saudara kita di Palestina. Bantuan demi bantuan yang datang tidak menghilangkan luka. Jerit tangis anak-anak Palestina terus menggema. Harapan masa depan berakhir di tangan pembantai. Kapan genosida ini akan berakhir?

Palestina adalah negerinya kaum muslim. Menjadi wilayah Daulah Khilafah sejak masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra. Tepatnya pada tahun 638 Masehi atau bertepatan dengan tahun 16 Hijriah (Republika.co.id, 11 Mei 2018). Selama berada dalam kekuasaan Khilafah, Palestina berada dalam kondisi yang aman dan damai.

Kekhilafahan sangat menjaga jiwa kaum muslimin termasuk anak-anak. Bahkan, selain muslim selama berada di bawah perlindungan Daulah juga mendapatkan penjagaan. Karena Khilafah merupakan ra'in (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi masyarakat yang berkewarganegaraan Daulah.

Negara dalam Islam memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan hidup warga negaranya. Baik muslim atau non muslim. Tidak ada perbedaan dalam pemberian jaminan kesehatan, pendidikan, keamanan, sosial, dan kepemilikan. Islam memiliki aturan yang sempurna dan tidak akan pernah terjadi diskriminasi bahkan kezaliman.

Islam sangat menjaga jiwa, sehingga hukum qisas menjadi pencegahan adanya jiwa yang haram untuk dibunuh. Islam juga memperhatikan bagaimana keberlangsungan peradaban dunia. Tidak akan membiarkan dunia Islam dikuasai oleh kafir penjajah, sehingga penjagaan terhadap pemikiran dan jiwa anak-anak yang merupakan generasi penerus peradaban menjadi hal yang diutamakan.

Ketika Islam diterapkan sebagai aturan dalam bernegara, sekalipun terjadi jihad, yang menjadi target bukanlah anak-anak atau wanita dan warga sipil. Karena jihad merupakan bentuk dakwah ketika dunia enggan menerima Islam sebagai aturan kehidupan, bukan bentuk penjajahan seperti yang dilakukan oleh kafir Barat laknatullah.

Kaum muslim dengan kekuatan keimanan berani berhadapan langsung dengan tentara musuh yang bersenjata, siap melakukan jihad fisabilillah dalam kondisi apapun. Hanya saja, kaum muslim butuh khalifah untuk memberi perintah dan arahan berjihad.

Saat ini, ketika tidak ada negara yang berbentuk kekhilafahan, dunia dikuasai kafir Barat, negeri-negeri kaum muslim lemah tidak berdaya. Mata dan telinga mereka tidak mampu membedakan siapa musuh yang sesungguhnya. Kaum muslim terpecah-belah menjadi makanan kecil bagi kafir penjajah. Wajar saja jika tidak ada satu negeri muslim yang mampu membela Palestina.

Upaya untuk menghentikan genosida bukanlah perjanjian damai antar negara. Bukan pula meminta bantuan kepada lembaga internasional. Apalagi hanya kecaman dari pemimpin muslim yang lemah, melainkan jihad atas seruan khalifah.

Kekhilafahan adalah satu-satunya negara yang akan mampu mengembalikan Palestina sebagai negeri kaum muslim. Zionis dengan jumlah minoritas dan lemah tanpa dukungan Amerika, akan sangat mudah disingkirkan. Dengan kekuatan keimanan tanpa negara, pejuang Palestina mampu bertahan hingga saat ini, apalagi jika ada Khilafah dengan bantuan senjata dan kekuatan militer dari negeri-negeri kaum muslim seluruh dunia, pastinya Palestina akan sangat mudah terbebas dari genosida.

Sudah saatnya kaum muslim bersatu mewujudkan Negara Khilafah. Dengan seruan jihad mengangkat senjata melawan zionis penjajah. Tidak ada lagi alasan untuk berdamai. Anak-anak Gaza menanti Khilafah. Masa depan mereka hanya akan terselamatkan dengan Islam. Persatuan umat dengan pemikiran dan keyakinan akan mampu mengembalikan kehidupan Islam. Karena sesungguhnya Islam akan kembali memimpin dunia.

"Kemudian akan tegak kembali kekhilafahan yang mengikuti metode kenabian." (HR.Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah). 

Wallahualam bissawab. [An]

Baca juga:

0 Comments: