Headlines
Loading...

Oleh. Indri Wulan Pertiwi 
(Aktivis Muslimah Semarang)

SSCQMedia.Com- Menulis merupakan salah satu bentuk dakwah yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan kebaikan dan kebenaran kepada masyarakat luas. Dengan kemampuannya untuk mencapai audiens yang beragam, tulisan memiliki kekuatan yang besar dalam memengaruhi dan menginspirasi para pembaca. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa dakwah adalah kewajiban setiap muslim, dan metode dalam berdakwah tidak hanya terbatas pada ucapan lisan atau bertatap muka, tetapi juga dapat dilakukan dengan melalui berbagai media salah satunya melalui tulisan. Adapun media dakwah tulisan dapat mengambil beragam bentuk, seperti buku, artikel, blog, media sosial, serta tulisan-tulisan singkat seperti kutipan, puisi, atau caption di media sosial. Terlebih dengan kemajuan teknologi, yang nyaris tanpa batas,  dakwah melalui tulisan menjadi semakin dapat diakses oleh banyak orang di seluruh dunia, tanpa terkendala ruang dan waktu 

Sebuah tulisan yang penuh dengan hikmah dan ilmu dapat menjelma menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, bahkan hingga generasi yang akan datang. Dengan tulisan, kita bisa mempertebal akar iman dan memberikan arahan yang baik kepada sesama, sekaligus memberikan peluang yang luas untuk menyebarkan ajaran Islam dan nilai-nilai kebaikan. Sebab berdakwah melalui tulisan memiliki daya tarik tersendiri karena kemampuannya untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah secara jelas, dan lebih mendalam, sehingga akan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.

Menulis merupakan kegiatan yang tidak hanya sekadar mengolah kata-kata, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Saat menyatukan kata-kata, energi batin seseorang mengalir dengan keindahan yang menggetarkan hati. Di tengah kehidupan yang semakin modern dan terburu-buru, kegiatan menulis dapat menjadi sebuah oase ketenangan dan kejernihan pikiran. Ketika seseorang tenggelam dalam kesunyian menulis, seringkali jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal dalam diri bisa ditemukan.

Selain itu  penulis juga dapat menyusuri lorong-lorong gelap dalam dirinya dan menemukan kilau cahaya pengetahuan yang baru. Hal ini membuat proses menulis menjadi sebuah perjalanan menuntut ilmu yang menyenangkan.

Menulis juga sebagai cara untuk menyatukan pikiran-pikiran yang terpecah dan tersebar dalam kekacauan kehidupan sehari-hari. Dengan merangkai kata-kata, seseorang secara tidak langsung merangkai pikiran dan perasaannya menjadi sebuah narasi yang utuh. Hal ini membantu dalam mengolah dan merapikan ide-ide yang ada dalam pikiran, sehingga memperjelas visi dan pemahaman seseorang terhadap diri dan dunia.

Salah satu nilai luhur dalam dakwah melalui tulisan adalah warisan yang dapat  ditinggalkan oleh seorang penulis. Meskipun fisik seseorang telah tiada, tulisan-tulisan yang ditinggalkan akan dapat terus memberikan manfaat, menjadi saksi atas amal baiknya di hadapan Allah, dan menjadi inspirasi serta bekal berharga bagi generasi yang akan datang. Sebuah tulisan yang mencerahkan dan memotivasi dapat menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahala bagi penulisnya.

Jadi meski hanya satu tulisan tak bisa dianggap remeh karena memiliki kekuatan luar biasa yang mampu merambah batas-batas fisik dan menciptakan perubahan yang mendalam dalam kehidupan manusia. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Sayyid Qutub bahwa "satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tetapi satu tulisan bisa menembusi beribu atau bahkan jutaan kepala". Ungkapan ini tidak hanya menggugah, tetapi juga mengingatkan kita akan betapa pentingnya arti tulisan dalam menyebarkan dakwah dan pemikiran yang mendidik.

Dengan berdakwah melalui tulisan, seorang penulis dapat menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian kepada pembaca. Pesan-pesan dakwah yang tertuang dalam kata-kata akan terus menggema dan memberi inspirasi. Dan yang tak kalah pentingnya, tulisan juga mampu merangkul perbedaan dan menyatukan pemikiran, tanpa harus menyakiti atau melukai. Dengan demikian tulisan tersebut dapat berperan sebagai penggerak perubahan positif dalam masyarakat. Penulis dapat membagikan pengetahuan, pengalaman, inspirasi, serta membagikan ilmu agama yang mungkin belum di ketahui atau mulai terlupakan  kepada pembaca. Sehingga dapat memperkuat kembali keyakinan, meningkatkan pemahaman, hal ini tentu saja memiliki potensi untuk mengubah arah pikiran dan perilaku menuju kebaikan.

Dengan demikian dakwah melalui tulisan bukan hanya sekedar menyebarkan informasi atau pendapat, tetapi juga merupakan upaya untuk membawa perubahan positif dalam diri pribadi dan lingkungan sekitar. Dan dengan menjaga niat tulus karena Allah, setiap kata yang ditulis akan memiliki potensi untuk menjadi sumber kebaikan yang abadi. Semoga setiap tulisan yang dihasilkan menjadi bukti atas kebaikan yang telah disebarkan dan menjadi ladang pahala yang tak ternilai di sisi Allah.

Dengan kesadaran akan nilai dakwah melalui tulisan, diharapkan setiap penulis dapat melihat tulisannya sebagai ibadah yang bernilai dalam membimbing banyak orang menuju jalan yang benar. Dengan niat yang tulus dan upaya yang sungguh-sungguh, tulisan-tulisan kita memiliki potensi besar untuk menjadi saksi kebaikan yang kita sebarkan, serta sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. 

Jadi, marilah kita terus menggali makna mendalam dari kekuatan tulisan dalam berdakwah. Mari jadikan setiap kata yang terpilih sebagai bekal untuk menyebarkan kebaikan dan kebenaran. Ingatlah, sebuah tulisan memiliki daya magis yang mampu merubah dunia, mulai dari satu kepala, beribu hingga jutaan kepala. Selamat menulis dan menyebarkan kebaikan melalui goresan pena yang penuh makna!

Wallahualam. [My]

Baca juga:

0 Comments: