OPINI
Kriminalitas di Kalangan Pemuda, Bagaikan Fenomena Gunung Es
Oleh. Nuryati
Baru-baru ini kita digegerkan dengan penemuan tujuh mayat pemuda di Kali Deres Jakarta Barat. Menurut saksi mata pemuda tersebut terlibat tawuran antar pelajar. Untuk menghindari kejaran petugas kepolisian akhirnya mereka menceburkan diri ke sungai.
Belum lagi dengan kasus maraknya pembullyan dan penganiayaan yang terjadi di kalangan pemuda. Satu anggota geng motor ditangkap saat tawuran di Medan. Pengakuan remaja ini bersama teman-temannya berencana melakukan aksi tawuran dengan geng motor lain di jalan Duwung. Barang bukti yang ditemukan yaitu satu buah clurit, satu parang berbentuk gergaji dan dua parang panjang. Polres menghimbau kepada orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka di luar rumah dan menghindari terlibat dalam aksi geng motor yang kerap menghantui masyarakat.
(www.medan.tribbunnews.com 24/09/2024)
Begitulah potret buram pemuda saat ini. Jika kita menelisik definisi pemuda maka bisa diartikan sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Pemuda memiliki peran sebagai penerus nilai-nilai bangsa, pengganti generasi. Sebelumnya, pembaharu bangsa dan semangat bangsa. Pemuda memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa karena memiliki beberapa kelebihan seperti fisik yang kuat, pengetahuan yang baru, inovatif dan kreatif.
Pemuda dalam Islam memiliki karakter tegas dan bersifat pemimpin (leadership), Curryocity (selalu peduli dengan orang lain), empati dan bertanggung jawab. Pribadi yang dididik dengan kurikulum standar Islam akan mempunyai pribadi yang aktif dan positif, selalu menebar kebaikan, beramar ma'ruf serta mempunyai skill usaha (entrepreneurship) sebagai calon kepala rumah tangga kelak. Mampu menjaga kesehatan dengan makanan dan minuman yang halal dan thayib sekaligus berolahraga.
Sehingga menjadi insan yang bermanfaat bagi umat.
Contoh pemuda Islam yang kisahnya diabadikan dalam Al-Qur'an ialah Ashabul Kahfi. Ialah kisah tujuh pemuda yang tertidur di dalam gua selama 309 tahun untuk melarikan diri dari kekejaman Raja Dikyanus yang memaksa mereka untuk menyembah berhala, tetapi mereka menolak. Mereka melarikan diri ke dalam gua dan berdoa kepada Allah Swt. untuk diberikan rahmat dan petunjuk. Sehingga Allah Swt. membuat mereka tertidur selama 309 tahun. Setelah keadaan membaik, Allah Swt. membangunkan mereka kembali.
Bandingkan dengan kondisi remaja sekarang yang menjadi benalu bagi keluarganya. Tidak mempunyai sifat yang tegas apalagi untuk mengkritisi pemimpinnya. Generasi sekarang lebih dominan gen Z atau generasi strawberry. Indah di luar tapi lembek di dalam. Banyaknya kasus tawuran, perkosaan, pembunuhan dan lain-lain adalah gambaran konflik remaja sekarang.
Penerapan sistem pendidikan sekuler di negeri ini telah terbukti gagal melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa. Akibatnya, tindak kriminal, khususnya yang dilakukan remaja atau pelajar semakin meningkat. Pemerintah juga telah gagal melindungi remaja dan anak-anak dari berbagai ancaman tindak kriminal.
Dalam pandangan Islam, orang tua di tengah-tengah keluarga wajib menjalankan fungsi pendidikan Islam kepada anak-anak mereka. Pemerintah pun wajib menjalankan sistem pendidikan Islam yang melahirkan generasi berkepribadian Islami. Pemerintah juga wajib menerapkan sistem sanksi yang adil dan tegas sesuai dengan hukum dan ketetapan Allah Swt. Di sisi lain masyarakat pun wajib menegakkan amar ma' ruf nahi munkar. Sinergitas antara keluarga, guru dan masyarakat yang ditopang oleh negara dalam melaksanakan sistem pendidikan Islam terbukti melahirkan generasi emas sepanjang sejarah peradaban dunia. [Hz]
Baca juga:

0 Comments: