#motivasi
Teruslah Semangat Berjuang, hingga Allah Memanggilmu!
Challenge Motivasi
Oleh. Ina Ariani (Aktivis Muslimah Pekanbaru)
Banyaknya kasus kriminal menambah panjang daftar problematika umat. Dari perselingkuhan, perceraian, judol, pinjol, narkoba, pornografi, prostitusi, pembunuhan, dan masih banyak lagi.
Tentu saja hari ini negeri kita sedang tidak baik-baik saja, di dalamnya banyak umat yang sedang sakit, dan sakitnya sudah masuk stadium akhir, terlebih generasi mudanya. Miris bukan, generasi muda yang seharusnya menjadi tonggak peradaban, kini mereka hampir mati.
Ditambah lagi kurangnya rasa peduli orang tua terhadap perkembangan anak, masyarakat yang abai, tidak peduli terhadap lingkungannya. Negara pun berlepas tangan pada masyarakat, mereka dibiarkan mengurusi dirinya masing-masing.
Akibat sistem sekuler yang rusak, tidak berpihak pada umat. Banyak umat yang kehidupannya jauh dari aturan Islam. Padahal sebagian besar rakyat Indonesia adalah muslim, tapi sayang akidah yang diemban adalah sekuler. Memisahkan aturan agama dengan kehidupannya.
Agama hanya sebagai ibadah ritual, sementara aturan kehidupan (muamalahnya) sekuler. Sistem ekonominya ribawi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, sistem pergaulan di masyarakat juga serampangan tidak diatur dengan Islam.
Seperti peraturan pemerintah yang baru-baru ini dikeluarkan. Yaitu menyediakan alat kontrasepsi untuk remaja dan pelajar. Dengan alasan untuk menjaga kesehatan reproduksi bagi remaja dan pelajar. Sama artinya pemerintah melegalkan seks bebas perzinaan di kalangan remaja dan pelajar. Yang nyata-nyata melanggar norma agama, dan juga bertentangan dengan syariat Islam. Miris!
Wahai sahabat, apa tanggapanmu mengenai peraturan pemerintah (PP) tersebut? Mau diarahkan ke mana generasi muda hari ini? Cukupkah dengan memberikan alat kontrasepsi terhadap remaja, dengan alasan menjaga kesehatan reproduksi remaja?
Hem, ini mah bukan solusi, tapi semakin menjerumuskan manusia ke neraka, khususnya generasi muda yang seharusnya menjadi tonggak peradaban, estafet kepemimpinan negeri ini.
Ditambah lagi sistem pendidikan sekuler mencetak dan melahirkan generasi sekuler dan liberal. Mereka hanya ditempa sebagai mesin pencetak uang pengokoh oligarki.
Sejatinya, umat semakin dijauhkan dari aturan yang khas. Baik buruk tidak lagi menjadi tolak ukur. Yang terpenting mendapat kepuasan jasadi, tanpa memikirkan bahwa setiap amal perbuatan akan dihisab, dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Maka sudah seharusnya para orang tua memberikan segala yang terbaik untuk anak-anaknya, mengurusi, melindungi, serta mendidik menjadikan anak saleh dan salihah sesuai dengan syariat Islam. Bukan sebaliknya, membiarkan anak berkubang maksiat demi segenggam berlian.
Keluarga, masyarakat, juga negara wajib bekerja sama menegakkan amar makruf nahi mungkar. Masalahnya hari ini umat semakin jauh dari aturan Islam. Sebagian besar umat memakai sistem aturan sekuler, yaitu aturan buatan manusia yang lemah, terbatas, serba kurang, selalu menimbulkan perselisihan, bahkan pertentangan di antara manusia. Miris!
Di sinilah peran aktivis dakwah, untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam, menegakkan kalimat Allah di dunia. Jadilah orang yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, juga umat. Teruslah bersemangat, berjuang hingga akhirnya Allah memanggilmu!
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan kalau (seandainya) dapat membuka pintu setan.” (HR. Muslim)
Wallahualam bissawab. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: