Challenge Motivasi
Oleh. Ratty S. Leman
Apa yang menggerakkan anak-anak dan para guru itu tetap ke sekolah? Meski jalan menuju ke sekolah itu, mereka harus menanggung berbagai risiko. Risiko terbesar adalah 'nyawa'. Bagaimana kalau mereka terpeleset jatuh ke sungai dan tak bisa berenang? Akan terbawa arus, tenggelam, dan akhirnya meninggal. Risiko bertaruh nyawa mereka hadapi demi bisa sekolah untuk mendapatkan pendidikan.
Tekad yang kuat telah menggerakkan langkah mereka meski nyawa taruhannya. Wah, ternyata bukan hanya anak-anak Gaza di Palestina saja yang mempunyai mental dan tekad yang kuat. Anak-anak Indonesia pun mempunyai tekad yang kuat demi meraih cita-citanya.
Jika di Gaza anak-anak tak takut syahid demi membela tanah suci Al Quds. Anak-anak Indonesia juga tidak takut risiko taruhan nyawa demi mendapatkan pendidikan yang layak. Dunia memang tak akan pernah adil selama diatur oleh sistem kapitalistik, sekularisme, dan materialisme.
Mereka justru akan menyalahkan rakyat Palestina. Salah sendiri tidak mau pergi dari negerinya sendiri. Ya akan kami bunuhi. Mereka juga akan berkomentar terhadap guru dan anak-anak yang setiap hari melewati jembatan maut itu. Salah sendiri miskin dan hidup di daerah pelosok. Risiko ditanggung sendiri.
Aku bertanya, di mana peran negara kalau begini? Negara dibentuk untuk mengurusi seluruh persoalan rakyatnya. Negara bertanggungjawab atas nasib rakyatnya. Seperti Kh4lif4h Umar bin Khattab yang merasa bertanggungjawab terhadap kaki keledai yang terperosok ke dalam lubang di jalanan. Saat ini? Berapa banyak jalanan yang rusak dan berlubang yang telah merengut banyak nyawa manusia diabaikan begitu saja? Alasannya tidak punya anggaran untuk memperbaiki jalan.
Di Gaza lebih parah lagi. Jalan yang masih bagus dibuat rusak oleh para zi0nis laknatullah. Dengan menggunakan alat-alat berat mereka, jalan-jalan dibelah oleh mesin pengeruk dan pemecah agar tak bisa dilewati lagi.
Ya Allah, inilah kami saat ini yang hidup dalam sistem yang rusak dan merusakkan seluruh sendi kehidupan. Jika tidak diperbaiki dengan sistem ilahiah maka kami tinggal menunggu kehancuran bumi ini.
Maka kami yang sudah memahami keadaan ini bertekad kuat dan bulat untuk memperbaikinya. Caranya adalah dengan menyadarkan umat manusia agar mau kembali kepada aturan Allah Pemilik manusia, kehidupan, dan alam semesta.
Dunia ini akan rusak jika dikelola dengan aturan manusia yang tidak pernah konsisten dan lemah. Dunia ini butuh aturan Allah Sang Maha Pencipta. Ibarat mobil X maka harus memakai manual book dari pabriknya. Tak bisa mobil X memakai manual book mobil Y.
Seluruh manusia harus mau diatur dengan manual book dari Allah yang bernama Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan untuk rahmat seluruh alam, bukan cuma untuk orang Islam. Kembalilah kepada aturan hidup yang telah Allah firmankan di dalam Al-Qur'an. Azamkan dengan tekad yang kuat bahwa kita pasti bisa meninggalkan sistem kufur sosialisme dan kapitalisme.
Saat ini seluruh umat manusia dan khususnya umat Islam dipaksa memakai sistem hidup aturan manusia. Sesak dada ini karena harus melakukan kemaksiatan setiap hari.
Sistem ekonomi yang diemban saat ini di hampir seluruh dunia berbasis riba. Kita telah menyatakan berperang melawan Allah secara terang-terangan. Maka sudahilah, gak akan pernah menang melawan Allah Maha Pencipta. Yang ada adalah kesengsaraan, penderitaan, kemiskinan, dan musibah.
Yakin tak ingin bertekad bulat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan berganti dengan sistem kehidupan yang menjanjikan kebahagiaan dan kesejahteraan? Cuma Islam solusinya. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: