Challenge Motivasi
Oleh. Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)
Setiap orang pasti menginginkan kehidupannya bahagia. Bahagia di mana pun ia berada. Tak seorang pun menginginkan duka lara. Namun, roda kehidupan ini terus berputar tak mungkin keadaan bahagia itu dirasakan selamanya. Dan tak mungkin pula derita, duka, dan lara akan menyambanginya setiap saat.
Sejatinya kebahagiaan ini akan bisa kita raih saat kita bisa memosisikan diri pribadi. Menyadari bahwa kita ini berasal dari mana? Mau ke mana? Untuk apa kita hidup?
Setelah kita memosisikan pada tempat yang tepat. Maka kita bisa menentukan di mana kita akan mengambil kesempatan. Akankah kita bangun rasa bahagia tersebut? Ataukah terus berkutat dengan berbagai masalah yang rumit. Semua langkah ini adalah kita sendiri yang menentukan.
Bahagia itu letaknya di dalam hati. Untuk itu kita harus menyingkirkan belenggu-belenggu yang menyesakkan hati. Adanya prasangka, pengalaman, dan lain hal yang membuat hati terbelenggu, hal ini harus disingkirkan dan fokus terhadap visi misi yang ingin diraih.
Menentukan visi misi ini penting, agar arah kehidupan kita tidak salah langkah. Visi misi yang kita bangun tentu harus berlandaskan dari aturan Allah. Sebagai seorang muslim tentu wajib mendasari perbuatannya dengan akidah Islam.
Ketiga pertanyaan di atas mesti wajib dijawab sesuai ketentuan-Nya. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah. Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Pertanyaan dari mana kita berasal sudah terjawab. Dan untuk apa kita ada pun sudah jelas terjawab. Maka kebahagiaan itu akan kita raih dengan beribadah kepada-Nya.
Kebahagiaan hakiki yang sesungguhnya adalah dengan beribadah kepada-Nya. Dengan menaati seluruh aturan-Nya. Apa pun yang Allah perintahkan wajib untuk kita jalankan. Adapun semua yang Allah larang maka wajib kita tinggalkan.
Dengan menaati seluruh aturan Allah maka kita akan mendapatkan kebahagiaan selamanya. Sebab tujuan beribadah adalah meraih rida Allah. Adanya rida yang diberikan untuk kita maka itulah tujuan kehidupan manusia yang sesungguhnya.
Terjawablah pertanyaan mau ke mana? Yaitu kita mempunyai visi misi yang tinggi ialah meraih rida Allah. Dengan ketaatan menjalani aturan Allah maka derajat takwa akan kita peroleh. Dengan ketakwaan ini maka kebahagiaan sejati bisa kita miliki.
Bahagia, bahagia, dan bahagia mampu kita raih. Tujuan utama dalam menjalani kehidupan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَا لْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِ يْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ ۗ وَرِضْوَا نٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 72)
Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk meraih keridaan-Nya. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Menjalankan aktivitas dengan penuh semangat. Dengan senantiasa menaati seluruh aturan-Nya.
Wallahualam bissawab. [Ni]
Serang, 14 Agustus 2024
Baca juga:

0 Comments: