Challenge Motivasi
Oleh. Ratty S. Leman
Pada bulan Agustus ini, semangat merdeka, semangat berjuang, semangat pengorbanan, semangat kepahlawanan, dan semangat-semangat heroik patriotik lainnya terus membakar.
Bulan Agustus memang berbeda. Semangat berjuang untuk meraih kemenangan dan kemerdekaan yang hakiki kian terasa. Kemerdekaan yang sesungguhnya. Sebab aku merasakan bahwa kita belum merdeka.
Mengapa kita masih lantang berteriak merdeka? Malu sungguh aku malu meneriakkan kata "Merdeka" saat ini. Persoalan makin banyak dan makin ruwet saja. Oligarki dan kekuasaan main mata. Rakyat makin sengsara.
Coba saja didaftar apa saja persoalan yang dihadapi bangsa ini? Persoalan pendidikan yang mutunya makin merosot, biaya pendidikan yang makin mahal, kurikukum pendidikan yang berganti terus tetapi tak menghasilkan karakter yang mulia. Persoalan kesehatan pun tak kalah peliknya. Rakyat diwajibkan ikut BPJS yang biayanya setiap tahun dinaikkan, tetapi pelayanan tak sesuai harapan. Biaya berobat tak terjangkau rakyat, dan masih banyak lagi. Pengangguran semakin tahun meningkat bahkan Indonesia dinyatakan tertinggi se-ASEAN. Belum persoalan korupsi, kolusi, nepotisme, judol, pinjol, pergaulan bebas, dan aneka bentuk kejahatan lainnya yang makin marak.
Negeri ini jauh dari berkah karena sistem ekonominya berbasis riba, sistem politiknya menganut "suara terbanyak itu suara kebenaran", tata kelola sosialnya tata kelola masyarakat individualis hasil sistem kapitalime dan materialisme. Budayanya diarahkan kembali kepada budaya nenek moyang yang jahiliyah dengan alasan kearifan lokal. Pertahanan dan keamanannya rapuh karena tergantung asing dan aseng.
Jika melihat fakta sekarang yang ada, semangatku runtuh, lemas, tak tahu harus berbuat bagaimana. Seolah-olah tak ada solusinya.
Alhamdulillah ada Islam sebagai solusi segala persoalan umat manusia di seluruh dunia. Keterpurukan ini bisa dibangkitkan lagi asal kita mau. Ada Islam sebagai solusi seluruh permasalahan yang ruwet dan rumit ini. Yuk, semangat kembali dalam memperkenalkan Islam sebagai solusi agar rahmatan lil alamin segera terwujud kembali.
Ibarat rumah yang pernah roboh di tahun 1924, bekas-bekas reruntuhan itu masih ada. Masih bisa dibangun kembali. Yuk, kita nyalakan semangat juang untuk memperkenalkan kembali tata aturan membangun negeri yang diridai. Baldatun thayibatun wa Rabbun ghafur. Seluruh dunia bahagia dan sejahtera dalam naungan Illahi Rabbi. Jangan lelah, tetap semangat menggapai harapan. [My]
Baca juga:

0 Comments: