Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Sri Suratni 


Sahabat, bersyukurlah Allah masih memberikan kita nikmat umur hingga detik ini. Dengan begitu Allah masih sayang kepada kita dan memberikan kesempatan agar kita tidak menyia-nyiakan nikmat umur yang diberikan. Kita masih memiliki kesempatan untuk bertaubat dan mengumpulkan amal salih sebanyak-banyaknya sebagai bekal kita nanti ketika pulang menghadap Allah. Ingatlah bahwa dunia ini hanya sementara dan kita pasti akan kembali menghadap-Nya untuk mempertaruhkan segala yang sudah kita lakukan di alam dunia ini. 

Dunia adalah tempat menanam (beramal) dan akhirat tempat memetik hasil dari apa yang sudah kita tanam. Untuk itu tanamlah yang baik-baik maka kita akan memetik hasil yang baik pula. 

Amal salih seperti apakah yang dikatakan sebagai amal yang baik?

Suatu amal dikatakan baik dan bernilai pahala di sisi Allah adalah jika amal tersebut memenuhi dua syarat, yaitu niat ikhlas karena Allah dan cara beramalnya benar sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw. 

Bagaimana agar kita tahu bahwa ketika kita melakukan suatu amalan ikhlas semata-mata karena Allah? Untuk itu kita butuh ilmu dan banyak belajar agar setiap apa yang kita lakukan semata-mata hanya karena Allah dan mengharapkan rida-Nya. Keikhlasan akan didapati pada orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. 

Keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan mendorong seorang hamba untuk ikhlas dalam beramal. Dalam beramal dia mengesampingkan penilaian manusia. Dia berbuat bukan untuk mendapatkan pujian dan disenangi (rida) manusia. Dia melakukan sesuatu bukan karena ikut-ikutan dan terpaksa (segan) dengan manusia. Tetapi apapun yang dilakukan diniatkan hanya untuk mendapatkan rida-Nya Allah Swt. 

Begitu pula dalam beramal wajib sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. , yakni menjadikan Rasulullah sebagai teladan baik dalam ucapan maupun perbuatan. 
Sebagaimana terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw. bersabda : "Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak".

Sahabat, jangan sampai segala amalan kita tertolak di hadapan Allah dan sia-sia. Untuk itu beramal wajib mengikuti tuntunan Rasulullah saw. Meneladani Rasulullah dalam setiap amalan adalah bukti cinta dan ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya  Seorang muslim belum dikatakan cinta dan taat kepada Allah dan Rasulullah manakala dia tidak mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw. .

Allah Swt.  berfirman: "Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (TQS ali-Imran 3:31).

Seorang hamba tatkala mencintai Allah dan Rasulnya, maka dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Berjuang dan berkorban untuk yang dicintai. Berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala yang Allah larang. Dan berkorban apa saja agar perjuangan berbuah kemenangan.

Berkorban dari sisi waktu, tenaga, harta dan nyawa di jalan kebenaran. Ingatlah bahwa apa yang ada pada kita, sesungguhnya adalah milik Allah. Jadi benarlah bahwa segala apa yang kita miliki dan diri ini sesungguhnya tergadai di sisi Allah, maka wakafkanlah harta dan diri kita di jalan Allah. Dengan begitu perjuangan dan pengorbanan kita niscaya berbuah pahala dan Surga-Nya.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (TQS At-Taubah 9: 111).

Sahabat, tidakkah kita tertarik dan ingin berjual beli (berniaga) dengan Allah? Karena sesungguh perniagaan yang tidak pernah merugi hanyalah perniagaan dengan Allah. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (TQS Faathir 35: 29).

Maka beruntunglah kaum muslimin yang beriman, mengerjakan amal sholeh, dan saling menasehati dalam kebenaran serta saling menasehati untuk tetap dalam kesabaran. 

Allah Swt. berfirman yang artinya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (gagal membukukan laba dalam bertransaksi dengan Allah), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (TQS Al-‘Ashr 103: 1-3).

So, Sahabat, jadilah hamba Allah yang perjuangan dan pengorbanannya dipersembahkan untuk ketundukan dan ketaatan kepada Allah azza wajalla dan Rasulullah saw.  Wallahualam bissawab. [ry].

Baca juga:

0 Comments: