Challenge Motivasi
Oleh. Zahrah Luthfiyah
Telah lebih dari 300 hari warga Palestina bertahan demi menjaga tanah yang suci itu. Sementara umat muslim lainnya justru tengah dilalaikan dengan sega kemegahan dan kenikmatan duniawi. Warga Palestina sedang bertahan demi menjaga Baitulmakdis yang seharusnya dijaga bersama-sama. Mereka menahan lapar dan dahaga sementara umat muslim lainnya tengah disibukkan dalam mengikuti segala tren.
Mereka kekurangan tetapi tidak dengan imannya. Sistem rusak telah memisahkan tubuh yang satu ini sehingga tak merasakan pedih yang sama. Kerusakan demi kerusakan terus terjadi, kemaksiatan terus dinormalisasikan. Terus apalagi yang diharapkan dari sistem ini selain hijrah kepada aturan-Nya yang benar?
Jika kita melihat kembali sejarah Islam pada kepemimpinan Umar bin Khatab ra. Beliau sangat takut akan hari penghisaban kelak di akhirat. Beliau sangat menjaga rakyatnya. Bahkan, hewan pun hidup dalam perlindungan sang khalifah.
Hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi sekarang. Para pemimpin hanya memikirkan kepentingan pribadinya sendiri. Sedangkan rakyat dibiarkan hidup dalam kemiskinan.
Jika kita menolak aturan-Nya, bukankah kita masuk ke dalam golongan orang yang munafik? Kita hidup di bumi Allah tetapi justru menolak aturan-Nya. Padahal, aturan yang diberikan oleh-Nya itu justru membahagiakan. Seperti aturan kewajiban menutup aurat, ini membuat muslimah terjaga dari pandangan yang buruk. Lawan jenis juga segan untuk berbuat macam-macam.
Itulah indahnya jika kita hidup di dalam naungan Islam. Tidak akan bercerai-berai bagaikan anak tanpa induknya. Khalifah akan memegang amanah dengan sebaik-baiknya karena berpegang teguh terhadap aturan-Nya. Bukan yang memanfaatkan wewenangnya demi kepentingan dirinya. Masjidil Aqsa mengingatkan kita pada ksatria Islam yang tangguh yaitu Salahudin Al Ayubi. Beliau di usia muda sudah punya tekad yang kuat untuk membebaskan Al-Aqsa. Dia adalah orang pilihan, dia menjaga dirinya dari maksiat sekecil apa pun, dia juga menjaga salat malamnya. Sudah seharusnya, kita juga mencontohnya.
Wallahualam bissawab. [My]
Baca juga:

0 Comments: