Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 
Oleh. Sri Suratni 

Bismillahirrahmanirrahim

Sahabat, tidak bisa dipungkiri bahwa kaum muslimin saat ini hidup dalam naungan sistem yang bukan islami. Mereka dipaksa dan dikondisikan hidup dalam sistem kapitalisme sekularisme. Sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan dan pemisahan negara dari agama) yang diadopsi dan diterapkan oleh negara terbukti melahirkan banyak kaum fasik dan munafik. 

Mereka menolak sebagian besar ajaran agamanya sendiri (Islam). Bahkan mereka tidak segan-segan bekerja sama dengan kaum kafir untuk menghancurkan Islam. Orang kafir melakukan konspirasi untuk merusak Islam dari luar, sementara orang munafik melakukan pendangkalan akidah dan ideologi kaum muslim dari dalam. 

Salah satu upaya kaum munafik menghancurkan Islam adalah dengan saling membisikkan kalimat indah untuk menipu kaum muslim. Misalnya dengan pernyataan: 
"Allah tidak perlu dibela.” 
"Islam tidak perlu dibela.”  
“Kemuliaan Allah, Rasul-Nya, dan Al-Qur’an tidak akan berkurang mesti dinista.”

Ungkapan mereka ini persis sebagaimana yang Allah Swt. isyaratkan dalam firman-Nya berikut:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًاۗ وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ ۝١١٢

Artinya: ”Demikianlah (sebagaimana Kami menjadikan bagimu musuh) Kami telah menjadikan (pula) bagi setiap nabi musuh yang terdiri atas setan-setan (berupa) manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka, tinggalkan mereka bersama apa yang mereka ada-adakan (kebohongan).” (QS. Al-An'am: 112)

Sahabat, ketahuilah bahwa dengan dalih Islam tidak perlu dibela, mereka memprovokasi kaum muslimin untuk meninggalkan amar makruf nahi mungkar. Padahal sejatinya seorang muslim itu memiliki kewajiban untuk berdakwah menyampaikan kebenaran dan keindahan ajaran Islam. 

Allah Swt. isyaratkan hal tersebut dalam firman-Nya berikut:

اَلْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ بَعْضُهُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ اَيْدِيَهُمْۗ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۝٦٧

Artinya: ”Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain (adalah sama saja). Mereka menyuruh (berbuat) mungkar dan mencegah (berbuat) makruf. Mereka pun menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik adalah orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 67)

Bahkan tidak jarang orang-orang munafik dan orang kafir tersebut melabeli "radikal" kepada orang muslim yang berusaha dengan kesungguhan untuk berpegang teguh pada agamanya dan membela agamanya saat dinista. Pembelaan terhadap Islam dan syariatnya adalah bentuk ketaatan dan ketundukan seorang muslim kepada Rabb Tuhan semesta alam. Adapun tujuan orang kafir memberikan gelar radikal kepada pembela agama Islam adalah agar mereka berhenti menyeru manusia kepada kebenaran Islam itu sendiri. Mereka ingin menghancurkan Islam dan menjauhkan penganutnya dari mengamalkan syariat Islam. 

Allah Swt. berfirman:

يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ ۝٨

Artinya: ”Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, sedangkan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.” (QS. Ash-Shaff: 8)

Sahabat, yakinlah bahwa segala apa pun upaya yang dilakukan kaum kafir untuk menghancurkan Islam dan melenyapkan ajarannya, semua itu tidak akan pernah berhasil karena Allah sendiri yang akan menyempurnakan cahaya Islam di muka bumi dan Allah berjanji akan memenangkan Islam dan umatnya di atas dunia ini. 

Benarkah Allah Swt., Al-Qur’an, dan Rasul-Nya Tidak Perlu Dibela?

Pandangan yang mengatakan bahwa Allah Swt , Al-Qur’an, dan Rasul-Nya tidak perlu dibela adalah fantasi intelektual, seolah-olah tampak seperti logis padahal tidak. Mereka menggabungkan dua hal yang seharusnya dipisahkan karena memang secara konteks berbeda. 

Allah Swt., Rasul-Nya, dan Al-Qur’an memang mulia. Dan tidak akan berkurang kemuliaannya sedikit pun walaupun dinista atau direndahkan. Hal tersebut adalah ruang lingkup akidah, keyakinan, dan keimanan seorang muslim. 

Membela dengan menjaga kesucian Allah Swt., Rasul-Nya, dan Al-Qur’an adalah bagian dari amal dan kewajiban sebagai seorang muslim. Oleh karena itu tentu salah jika keyakinan akan kemuliaan Allah Swt., Rasul-Nya, dan Al-Qur'an malah menghalangi mereka untuk membela dan menjaga kemuliaan ketiganya. Justru harusnya dengan keyakinan tersebut menjadikan kita senantiasa berusaha membela dan menjaga kemuliaan Allah Swt., Rasul-Nya, dan Al-Qur'an. Andai saja ketiganya tidak perlu dibela, maka Allah Swt. tentu tidak pernah memerintahkan kita untuk menjadi pembela-Nya. 

Allah Swt. tegas menyatakan: 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌۚ فَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظٰهِرِيْنَࣖ ۝١٤

”Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah para penolongku menuju kepada (pertolongan) Allah?” Para pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah.” Maka, segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kufur. Lalu, Kami menguatkan orang-orang yang beriman menghadapi musuh-musuh mereka sehingga menjadi orang-orang yang menang.” (QS. Ash-Shaff: 14)

Allah Swt. memerintahkan kita untuk membela Rasulullah saw.. 

 وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ ۝٨
 وَتُعَزِّرُوْهُ وَتُوَقِّرُوْهُۗ وَتُسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا ۝٩

Artinya: ”Sesungguhnya Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) sebagai saksi, pembawa berita gembira, dan pemberi peringatan, agar kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya, baik pagi maupun petang.” (QS. Al-Fath: 8—9).

Kita sebagai kaum muslimin wajib meyakini bahwa membela dan menolong agama Allah adalah bagian dari wasilah dan jalan agar kita mendapatkan pertolongan Allah. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ ۝٧

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Sahabat, jika Allah tidak perlu dibela maka tidak akan pernah ada ”Awliya Allah" (wali atau kekasih Allah). Karena tugas mereka adalah membela agama Allah. 

"Ingatlah, sungguh para wali atau kekasih Allah itu tidak ada rasa takut sedikit pun pada diri mereka dan mereka pun tidak bersedih hati." (QS. Yunus: 62

Andai saja Allah dan agamanya tidak perlu dibela, maka Rasulullah saw. tidak perlu bersusah payah berdakwah di Makkah dan di Madinah. Bahkan beliau tidak perlu berperang bersama para sahabatnya melawan kaum kafir. Namun pada faktanya Rasulullah terus berdakwah sepanjang hidupnya dan berjihad menaklukkan negeri-negeri kufur dan menyeru kepada orang-orang kafir untuk memeluk Islam. Oleh karena dakwah Rasul tersebutlah hingga Islam sampai kepada kita saat ini. Dan kita wajib meneladani Rasulullah dalam membela dan menjaga kemuliaan Islam dan syariatnya. 

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: