Headlines
Loading...
Kemerdekaan yang Hakiki Itu, Apabila Kita Bebas Berdakwah Islam Kafah

Kemerdekaan yang Hakiki Itu, Apabila Kita Bebas Berdakwah Islam Kafah

Challenge Motivasi 

Oleh. Ina Ariani (Aktivis Muslimah Pekanbaru)

Masyaallah tanpa terasa kita sudah masuk bulan baru, selamat tinggal Juli, selamat datang Agustus. Semoga bulan ini lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Amin....

Yups, berbicara bulan Agustus identik bicara tentang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, setiap tahun diperingati setiap tanggal 17 Agustus.

Hal ini mengingat tentang perjuangan para Pahlawan Bangsa. Melawan kafir penjajah, seperti Belanda, Jepang, dan antek-antek penjajah lainnya. Mereka bukan hanya menjajah tapi mengeruk harta negeri ini. 

Dari sini kita faham arti kemerdekaan sebenarnya yaitu, bebas dari tekanan fisik maupun materi dari penjajah. Tidak terikat dengan pihak lain (Kafir Barat), tapi faktanya masih banyak rakyat yang masih tertindas dan menghambakan sesuatu. Memang kita tidak ditindas lewat senjata, tapi kita diperangi lewat pemikiran, harta kekayaan masih dikuasai oleh penjajah. 

Jadi benarkah kita sudah merdeka? Merdeka dalam pengertian Islam adalah beriman kepada Allah Swt. dan tidak bergantung pada sesuatu yang lain. 

Jadi merdeka yang sesungguhnya adalah bebas menerapkan syariat Islam secara kafah. Serta bebas mendakwahkannya ke seluruh negeri. Merdeka bukan sekadar terbebas dari penjajahan barat. Tetapi merdeka itu bebas beribadah kepada Allah. 

Kemerdekaan hakiki adalah ketika kita sadar sebagai (hamba) manusia yang diciptakan oleh Allah, maka wajib terikat dengan segala aturan Allah. Menjalankan semua perintah dan meninggalkan apa-apa saja yang menjadi larangan Allah. 

Yuk kita merenung sejenak merefleksi apakah benar kita sudah merdeka? Salah satu kebebasan yang sudah bisa kita sebut sebagai kemerdekaan yang hakiki adalah ketika manusia merdeka dari perilaku dan akhlak tercela. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., dalam hadist riwayat Abu Daud, “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud).

Bebas dari praktik kesyirikan,  apa pun bentuknya. Tahukah sahabat? Syirik adalah salah satu dosa besar yang akan membinasakan mu kelak dan tidak bisa diampuni. Sebagaimana dalam surah An-Nisa, Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki". (QS. An-Nisa: 116).

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah: 30).

Kemerdekaan hakiki itu, apabila kita bebas mendakwahkan Islam kafah. Bukankan Allah menjelaskan di ayat di atas, setiap kita adalah pemimpin yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas diri, keluarga masyarakat juga atas negeri. Sudahkah kita berjuang melawan kemaksiatan yang semakin merajalela di negeri kaum muslimin?
Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: