Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Sri Ratna Puri

هُوَ اَنۡشَاَكُمۡ مِّنَ الۡاَرۡضِ وَاسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيۡهَا فَاسۡتَغۡفِرُوۡهُ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ‌ ؕ اِنَّ رَبِّىۡ قَرِيۡبٌ مُّجِيۡبٌ

"... Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS Hud ayat 61). 

Katanya hidup cuma satu kali. Benar, sih. Belum ada orang yang sudah benar-benar mati, lalu hidup lagi. Kalau bukan pada kasus mati suri atau kehendak Ilahi. Makanya, banyak orang yang bilang, hidup itu harus senang, biar mati gak penasaran. Ups, apakah benar? 

Kawan, hidup di dunia memang sekali. Tapi, jangan selesai sampai di sini. Coba diingat kembali pertanyaan-pertanyaan yang pernah muncul di benak tentang keberadaan kita. Dari mana berasal? Untuk apa hidup? Mau kemana setelah mati? 

Ternyata, saat didapatkan jawaban yang benar, ditemukan ada kesinambungan. Kita diciptakan oleh Allah Swt. lalu hidup di dunia sebagai pemakmurnya. Ketika jatah hidup kita selesai, akan kembali ke hadapan Allah.

Akan ada pertanggungjawaban, apakah kita sudah benar-benar memakmurkan dunia? Karena pada saat yang sama, ketika lahir ke dunia, Allah juga telah menurunkan aturan tentang bagaimana cara memakmurkan dunia. Aturan agar manusia tidak bisa mengelak lagi. 

Jadi, hidup yang hanya satu kali ini, jangan sampai disia-siakan dengan hal-hal yang melenceng dari tugas yang Allah perintahkan. Apalagi merasa hidup tidak ada guna. Sampai berencana ingin mati saja. Jangan! Itu pemikiran orang-orang putus asa dari rahmat Allah. Dipastikan ketika dia dibangkitkan setelah meninggal, akan dilalui kehidupan kekal dengan penderitaan. 

Kawan, mari kita belajar menghargai hidup kita. Coba sekali-kali kita lihat di rumah sakit, orang-orang begitu semangat berobat supaya bisa kembali sehat. Dengan sehat, berarti bisa melanjutkan hidup. Meski tak ada jaminan sama sekali, bahwa dia akan tetap hidup. 

Mengharapkan hidup dengan bahagia, boleh saja, itu wajar. Asal tidak keluar dari aturan Sang Pencipta. Dan kebahagiaan hidup bagi seorang muslim, seharusnya tertuju mendapatkan nilai di hadapan Allah berupa keridaan. Bukan nilai kesenangan yang bersifat temporal dan hilang. Apalagi kesenangan yang menabrak aturan dari yang menciptakan kehidupan. Nau'uzubillah

Hidup yang hanya sekali, jadikan berarti. Caranya, dengan senantiasa mengikatkan diri pada aturan Ilahi. Aturannya hanya berupa dua hal, yaitu perintah melakukan dan larangan untuk melakukan. Itu saja. Tinggal sekarang, kita pelajari ilmu untuk bisa mengenal perintah dan larangan supaya hidup selamat. Tak hanya hidup selamat ketika di dunia, juga hidup selamat ketika sampai akhirat. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: