Headlines
Loading...
Challenge Motivasi 

Oleh. Sri Suratni 

Kata cinta, indah diucapkan dan butuh pembuktian. Sangat menarik ketika kita berbicara dan menulis tentang cinta. Cinta adalah ungkapan dan wujud kasih sayang. Cinta membuat seseorang merasa senang, bahagia, bergembira ria, semangat, rela berkorban dan berjuang demi mewujudkan cintanya. Cinta membuat seseorang berpikir cemerlang, berjiwa kesatria, dan pantang menyerah. Cinta akan membuat seseorang tunduk, patuh dan taat kepada yang dicintanya. Cinta adalah motivasi terbesar dalam menjalani hidup dan kehidupan. Tanpa cinta dunia terasa hampa. Tanpa cinta manusia binasa, dengan cinta manusia hidup, tumbuh, dan berkembang. 

Gambaran tentang cinta seperti yang disampaikan tersebut adalah cinta kepada Allah, Sang Khalik Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan. Cinta yang sejati hanya pantas ditujukan kepada Allah semata, bukan kepada makhluk yang bernama manusia dan makhluk lainnya ciptaan Allah. Cinta kepada Rabb semesta alam adalah cinta di atas segala-galanya. 

Sudahkah kita memurnikan cinta kita hanya kepada Allah? Ataukah masih ada kecintaan kita kepada dunia dan seisinya? Tanyakan pada diri kita sendiri. Sekiranya kita mengisi ruang hati kita dengan kecintaan kepada yang lain selain Allah itu lebih besar maka segeralah bertobat dan azamkan pada diri bahwa cinta sejati kita hanya ditujukan kepada Allah.

Allah Swt., telah memerintahkan kita untuk memurnikan kecintaan kita hanya kepada Allah Swt. saja. Sebagaimana firman Allah berikut: 

Surat Al-Baqarah (2) Ayat 165
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

”Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”

Kemudian Allah juga mewajibkan kita mencintai Rasulullah saw..

Surat Ali 'Imran (3) Ayat 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

”Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Boleh kita mencintai sesuatu selain Allah, tetapi mencintai sesuatu itu karena kecintaan kepada Allah. Misalnya kita dianjurkan untuk mencintai kedua orang tua setelah kita mencintai Allah, mencintai Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah. Kita melakukan itu semua karena ketaatan kita kepada Allah karena Allah yang memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua. Kita mencintai suami, juga semata-mata karena Allah. Allah yang memerintahkan kita untuk taat dan berkhidmat kepada suami selama dalam batasan-batasan syariat. Mencintai anak-anak kita, lantaran anak adalah amanah dan titipan Allah yang wajib kita jaga dan mempersiapkan mereka sebagai investasi masa depan kita di akhirat nanti. Jadikan cinta kepada Allah adalah yang paling utama, sementara cinta kepada selain-Nya sekadarnya saja. Sebagaimana firman Allah berikut: 

Surat At-Taubah (9) Ayat 24
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Lantas, Apa Bukti bahwa Kita Cinta kepada Allah?

Tidak lain adalah dengan memurnikan ketaatan totalitas kita hanya kepada Allah, menjalankan seluruh yang Allah perintahkan dan menjauhi semua yang Allah larang. Hakikat cinta kepada Allah adalah bertakwa kepada-Nya. Hal tersebut Allah gambarkan dalam firman-Nya berikut: 

Surat Ali ‘Imran (3) Ayat 102
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
 
Surat Al-Ma'idah (5) Ayat 35
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, carilah wasilah (jalan untuk mendekatkan diri) kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya agar kamu beruntung.”

 Surat At-Taubah (9) Ayat 119
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ 

”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!

Surat Al-Hadid (57) Ayat 28
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ
 
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
 
Surat Al-Baqarah (2) Ayat 278
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَذَرُوْا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبٰوٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
 
”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang mukmin.”

Surat At-Taubah (9) Ayat 119
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ 

”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!”

Surat Luqman (31) Ayat 33
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ

”Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah akan hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat membela anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) membela bapaknya sedikit pun! Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kamu diperdaya oleh kehidupan dunia dan jangan sampai karena (kebaikan-kebaikan) Allah kamu diperdaya oleh penipu.”

Surat Al-Ahzab (33) Ayat 70
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ 

”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Surat Al-Hasyr (59) Ayat 18
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

 Surat Al-Hajj (22) Ayat 1
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ 
 
”Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya guncangan hari Kiamat itu adalah sesuatu yang sangat besar.”

Demikianlah, di beberapa surat dan ayat di dalam Al-Qur’an, Allah memberikan petunjuk dan memerintahkan kepada kita untuk bertakwa kepada-Nya. Jika benar bahwa cinta tertinggi kita hanya kepada Allah saja, maka buktikan dengan hati, ucapan dan perbuatan bahwa kita bertakwa kepada Allah Swt..

Wallahualam bissawab. [Ni]

Baca juga:

0 Comments: