Headlines
Loading...
Oleh. Noviana Irawaty 

Nikmatnya menjadi seorang muslim, Allah telah beri kita senjata pamungkas super dahsyat. Yang sanggup menembus langit ketujuh. Wow ... emang ada? Ada dong! Apaan, tuh?

Ya, betul sekali. Kita punya doa. Doa seorang muslim yang tulus ikhlas sanggup menggentarkan arsy Allah. Sampai-sampai membuat Allah malu apabila tidak mengabulkan doa seorang hamba, masyaallah. 

Oleh karena itu, yuk gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Berdoa dengan khusyuk, penuh ketundukan hati, keluarkan sedekah terbaik, dan mintalah hal terbaik pula. 

Kenapa sih kita harus berdoa? Malu kan sama Allah kok minta melulu. Eits, kalian salah guys kalau mikirnya kayak gini. Allah senang banget dijadikan sandaran tempat bergantung hidup dan dimintai tolong hamba-Nya. 

Bahkan doa ini diperintahkan dan bertebaran pada ayat-ayat cinta-Nya. Kalau seorang hamba enggan berdoa, justru dia disebut sebagai orang yang sombong. Lalu apa dong yang kita minta sama Allah? Bebas ya, yang pasti suatu kebaikan. Tetapkan cita-cita tertinggi lalu mintalah agar hal-hal besar dalam hidupmu itu terkabul. 

Beranikah Bercita-cita Besar?

Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. berpesan agar kita jangan sekali-kali memiliki obsesi yang rendah. Beliau mengatakan belum pernah melihat orang yang paling kerdil daripada orang yang memiliki obsesi rendah.

Beliau mengatakan: "Uluwwul Himmah (keinginan/cita-cita yang tinggi) merupakan nikmat yang tak ternilai." Jika jiwa seseorang itu besar,  maka dia akan dicapaikan dengan urusan-urusan yang besar pula.

Aku Memiliki Anak, apa Doa Terbaik untuk Mereka?

Allah berfirman dalam QS. Al-Furqan, 25: 74 yang berbunyi “Rabbanā hablanā min azwājinā wa dzurriyātinā waj'alnā lil muttaqīna imāmā.”
Mintalah kepada Allah untuk menjadikan kita dan anak keturunan kita sebagai imam (pemimpin) bagi orang-orang bertakwa. 

Orang tua yang sukses menghantarkan anak-anak hingga lulus perguruan tinggi, hafal Al-Qur’an 30 juz secara mutqin, lalu menikah dan berkarir dengan gaji besar hingga ekonomi mapan. Cukupkah hal ini?

Owh owh ... ternyata tak cukup sekadar itu, Saudaraku. Milikilah uluwwul himmah itu. Hantarkan anak-anak kita menjadi seorang pengemban dakwah ideologis sekaligus seorang mujtahid. Seorang dengan tingkatan ilmu paling tinggi di dalam Islam. Seorang ahli yang memiliki kewenangan menggali dan menetapkan hukum di dalam Islam.

Kenapa sih harus mengejar predikat mujtahid? Karena Islam terpelihara dari zaman ke zaman dengan sebab keberadaan mujtahid ini. Adanya persoalan hidup yang belum diterangkan secara jelas dalam Al-Qur’an, Sunah, Ijma Sahabat, dan Qiyas akan dapat dicari solusinya berdasarkan sumber hukum tadi. Dan yang memiliki kapasitas untuk mendalami fakta, menilai, menganalisis, dan menetapkan hukum adalah seorang mujtahid dengan metode berijtihad.

Setelah tergambar betapa penting menetapkan uluwwul himmah bagi anak-anak kita, bulatkan dan kuatkan tekad itu. Lalu bersujudlah penuh penghambaan kepada Allah. Langitkan doa agar Allah membimbing, menunjukkan dan membuka jalan, serta memberi kelapangan rezeki yang halal dan berkah, untuk menghantarkan anak-anak kita menjadi seorang mujtahid pengemban dakwah ideologis. Kabulkanlah permohonan kami ya Rabb, amin ya mujibassaillin. [My]

Baca juga:

0 Comments: