
Story Telling
Ayat Kursi Pengantar Tidur Ala Ibu
Oleh. Sri Ratna Puri
Ayat kursi. Ayat yang familiar, ya. Sering kita baca. Saat zikir setelah salat, zikir pagi dan petang, wirid, membaca tahlil, pengajian, dll..
Tahu, tidak? Dulu waktu kecil, teman-teman saya bilang, ayat kursi itu untuk mengusir setan. Benar juga, sih. Tapi, ternyata tak cuma itu. Banyak keutamaan untuk membacanya. Salah satunya, bisa menjadi ayat pengantar tidur.
Oh, iya. Mau tanya, pada usia berapa tahu atau hafal Ayat Kursi?
Empat? Lima? Enam? Atau belum lama? Tidak mengapa. Semangat! Dari pada tidak sama sekali. Kata bang Haji Rhoma Irama "Itu sungguh terlalu!"
Kalau saya, lupa, usia berapa ya? Hmm.... Tapi seingat saya, sedari kecil, karena masih tidur satu ranjang. Ibu saya selalu membaca dan menuntun kami anak-anaknya, saya dan satu kakak perempuan saya, membaca ayat kursi saat menjelang tidur. Istilahnya, ayat kursi itu, menjadi pengantar tidur kami. Dilengkapi dengan surah triqul, Qul huwallahu ahad (Al-Ikhlas), Qul 'auzubirrabil falaq (Al-Falaq), Qul 'auzubirrabinnas (An-Nas) dan doa sebelum tidur, tentunya.
Jadi, saat di sekolah, misalnya ada praktik membaca doa dan pas ayatnya Ayat Kursi atau jurit malam saat kemping, alhamdulillah saya sudah bisa membaca Ayat Kursi ini.
Memang sih, membaca Ayat Kursi itu rada njelimet, kata bahasa Jawa, panjang pula. Kadang-kadang masih ada saja yang suka tertukar dengan bacaan di tiga ayat terakhir surah Al-Baqarah. Apalagi yang jarang memakai atau membacakannya. Pasti kusut. Benar?
Beruntung kami masih kecil, tinggal mendengarkan dan mengulangi saat ibu menuntun dengan sabar. Sambil mata Ibu terpejam, badannya miring ke kanan, telapak tangan menopang kepala. Mulutnya melafalkan doa-doa menjelang tidur dengan volume suara terdengar sayup perlahan.
Saat doa selesai, sementara mata anak-anaknya masih terbuka, ada suara pula. Maka Ibu akan otomatis menengok ke arah kami, sambil menggelengkan kepala, ibu akan bilang, "Sttt ... Sudah. Sekarang waktunya tidur!" Kami hanya tersenyum dan berupaya keras untuk bisa tidur.
Ibu juga tidak menjelaskan secara detail, satu per satu dari keutamaan terkait Ayat Kursi. Yang saya dapatkan sampai detik ini, ada dua belas keutamaan membaca Ayat Kursi. Karena waktu itu kami masih kecil, mungkin. Tapi yang pasti, kami meyakini dengan membaca ayat kursi Allah menjaga tidur kami sampai tiba waktu pagi nanti.
Saya ingat, dulu saya pernah bertanya, "Apa itu Ayat Kursi? Apa Allah duduk di kursi?" Jawaban ibu, sederhana, "Iya, kursi Allah itu sangat besar. Allah-nya saja, Allahu Akbar. Yang artinya Allah Maha Besar. Besar kursinya, dari langit sampai bumi." Saya kecil, jadi membayangkan, wah besar sekali. Pantas saja setan kalah.
Kini, seiring berjalan waktu, dan posisi saya pun sudah menjadi ibu, alhamdulillah, saya melanjutkan kebiasaan pengantar tidur ala ibu. Sampai menurun ke anak-anak saya. Polanya sama. Mengulang-ulang membaca Ayat Kursi menjelang tidur. Menuntun mereka supaya hafal dan terbiasa dengan lafaz dan pengucapannya.
Biar saja belum jelas pengucapannya, masih cadel atau ditinggal tidur. Apa mungkin mereka pura-pura tidur? Karena membaca Ayat Kursi lumayan lama, ya. Namanya juga anak kecil. Saya pun dulu, kadang seperti itu. Ibu saya biasa saja. Tidak marah. Cerminan untuk saya, harus bisa begitu juga. Sabar.
Alah bisa karena biasa. Tak apa. Minimal mereka terus mendengarkan. Terlebih masa balita dan batita, masih di masa emas. Otaknya berkembang, memori bisa menyimpan secara maksimal. Ayat Kursi tersimpan. Memudahkan hafal di masa depan.
Sekarang, si sulung sudah remaja. Ayat Kursi sudah hafal di luar kepala. Senyum-senyum saat murajaah, mungkin teringat masa kecilnya. Teringat momen-momen itu. Seperti saya saat bercerita Ayat Kursi pada tulisan ini. Slide-slide kenangan kami terputar ulang kembali. Masyaallah. Allah yarham. Rindu ibu.
Harapan, kami beserta anak keturunan ibu, bisa istiqamah mendawamkan Ayat Kursi serta menjadi bekal amal salih sampai akhir hayat kami ini. Tidak hanya saat menjelang tidur, tapi di setiap sela waktu dan aktivitas nafilah lainnya. Fadilahnya didapat, pahalanya dicatat malaikat dan menjadi jariyah untuk ibu di akhirat sana. Semoga Ayat Kursi menjadi wasilah pertemuan dan berkumpulnya kita di Jannah Allah nanti. Aamiin.
Allah Subhanahu wata'la berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 255.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Maha Agung."
[Ys]
Baca juga:

0 Comments: