Headlines
Loading...
Maraknya Bunuh Diri pada Anak, Potret Buram Generasi Kapitalisme

Maraknya Bunuh Diri pada Anak, Potret Buram Generasi Kapitalisme

Oleh. Neng Mia (Muslimah peduli umat)

Media tanah air, akhir-akhir ini banyak memberitakan kasus bunuh diri yang di lakukan kalangan anak-anak, kejadian ini menjadi kekhawatiran dan perhatian serius di banyak kalangan termasuk orang tua, lingkungan, dan juga di kalangan pendidikan.

Seorang bocah di Kec.Poro, Kab. Pekalongan, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, korban ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya, Rabu (22/11). Aksi nekad bocah SD ini di duga di picu karena dilarang bermain HP.
Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim membenarkan adanya kejadian tersebut. Isnovim mengatakan pihaknya telah menerima adanya laporan tersebut pada Rabu sore. (22/11).

Menurut Isnovim dari keterangan saksi yakni ibu korban, peristiwa tersebut bermula pada Rabu (22/11), sekitar pukul 12.30 WIB. "Berawal saat anak ini bermain hp, oleh ibunya di tegur agar berhenti main Hp untuk makan siang, kemudian Hp di mintanya." Bocah ini marah lantas masuk kamar dan mengunci diri dan sekitar pukul 15.30 WIB, Ibu korban berniat membangunkan anaknya yang di kira masih tidur agar segera berangkat mengaji ke  TPQ. Namun setelah beberapa kali pintu di ketuk tidak ada jawaban di dalam kamar, melalui lobang pintu ibu korban mengintip dan di ketahui bocah itu sudah tergantung dengan menggunakan selendang yang di kaitkan di jendela kamarnya yang terletak di atas kasurnya. Ibu korban berteriak histeris sehingga para tetangga pun berdatangan, kemudian para saksi membuka paksa pintu dan mendapati korban sudah seperti itu, korban langsung di evakuasi untuk mendapatkan periksaan medis dan korban pun dinyatakan sudah meninggal.

Terpisah, Kabid Pendidikan Dasar (DIKDAS) Dinas Pendidikan kabupaten Pekalongan Ipung Sunaryo menyayangkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya sendiri pada Rabu (22/11) malam, ke rumah duka untuk memastikannya, korban sendiri di makamkan Kamis (23/11), pagi di tempat pemakaman setempat (www.detik.com/24/11/23).

Dari kejadian ini menjadi salah satu bukti potret suram generasi saat ini, kasus bunuh diri di kalangan anak menjadi fenomena memilukan yang sangat penting dan harus menjadi perhatian serius. Mental Healt (Gangguan Mental) menjadi salah satu faktor utama yang dapat melatarbelakangi  seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Buruknya sistem yang di terapkan saat ini yaitu Sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan menjadikan generasi bermental lemah, kadar keimanan yang sangat minim dan mudahnya berputus asa sehingga generasi rentan dan sangat mudah depresi saat dihadapkan dengan suatu permasalahan hidup.

Dari kasus ini peran orang tua, sangatlah penting untuk memberi perhatian penuh terhadap anak-anaknya, kecanduan anak terhadap gadget (HP) sangat rentan membuat nalar para anak menjadi sempit dan berperilaku yang justru merugikan, bahkan membahayakan keselamatan mereka sendiri.

Dalam penerapan sistem sekuler kapitalisme saat ini, sangat melumpuhkan peran dari keluarga, masyarakat, dan negara dalam menciptakan generasi Islam yang tangguh. Indonesia merupakan negara yang mayoritas muslim namun seakan-akan Islam menjadi keterasingan di dunia anak-anak saat ini. Dan ini terjadi tidak secara alami malainkan proses diterapkannya kebijakan sekularisme di segala bidang, termasuk pendidikan yang mengakibatkan standar hidup genarasi saat ini hanyalah demi mencapai kesenangan duniawi dan materi sebanyak-banyaknya sehingga tidak heran, jika mereka mengalami kegagalan tidak dapat mengontrol perilakunya sehingga menimbulkan depresi bahkan halal  haram pun tidak mereka pedulikan. Sehingga pada akhirnya terbentuk masyarakat Individualis kapitalistik.

Peran negara sangatlah penting demi menciptakan perkembangan kesehatan mental setiap individu, maka negara harus berperan aktif dalam mengontrol dan mengawasi media dalam menyebarkan informasi dan hiburan karena tak jarang generasi saat ini dengan kesenangannya bermain media sosial tanpa batas sehingga lupa bagaimana menjalani hidup dan menyelesaikan masalah dalam persfektif Islam.

Dalam Islam bunuh diri adalah suatu tindakan yang sangat dilarang bahkan termasuk dosa besar sebagaimana Allah berfirman,
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."(QS.An-NIsa {4}:29).

Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadist, "Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu." (HR.Bukhari Muslim). 

Islam adalah agama yang paripurna mengatur seluruh aspek kehidupan baik hubungannya dengan Allah, diri sendiri, dan juga hubungan dengan manusia lainnya. Sehingga Islam mempunyai cara untuk terhindar dan terjaga dari tindakan bunuh diri diantaranya:

1. Individu harus memiliki aqidah yang kokoh, pandangan yang lurus dan benar berdasarkan aqidah Islam, bahwa sejatinya kebahagiaan hidup yang kita dapat semata-mata untuk mendapatkan rida Allah Swt. tidak bersifat duniawi maupun materi, selain itu dukungan keluarga sangatlah penting, karena keluarga merupakan benteng utama dari kehidupan anak-anak.

2. Dalam Islam seorang Ibu mempunyai tugas mulia sebagai Ummu warrabatul bait yang akan menjalankan tugasnya dalam mendidik generasi yang tangguh.

Di samping itu, dalam sistem kehidupan Islam akan senantiasa dihiasi dengan amar ma'ruf nahi munkar yang akan menghantarkan kepedulian terhadap sesama untuk saling meningatkan pada kebaikan dan saling mencegah pada keburukan.

Maka penerapan Islam secara kafah, akan melahirkan individu-individu yang bertakwa, dapat memahami hakikat dan jati dirinya sebagai hamba Allah Swt. dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya dan ketika tuntunan syariat Islam dijadikan landasan seluruh umat Islam, maka generasi akan terhindar dari depresi, berputus asa atau bahkan gangguan mental. Islam akan melahirkan generasi terbaik dengan mental yang sehat dan kuat dengan menerapkan sistem Islam secara kafah di bawah naungan khilafah Islamiyah.
Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: