
OPINI
Susahnya Ibadah Haji di Sistem Kapitalisme
Oleh. Nur Fitriani
Banyak jemaah haji reguler mengeluh tentang jatah makanan yang berulang kali terlambat didistribusikan, menu makanan yang seadanya akibat keterlambatan bis penjemputan. Keluhan jemaah haji itu muncul ketika mereka melakukan ritual puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Waktu itu makan siang baru datang jam lima sore. Alhamdulillah waktu itu masing-masing jamaah membawa snack dari hotel sebelumnya, jadi masih bisa untuk mengganjal perut (bbc.com, 1/7/2023).
Belum lagi di Indonesia menerapkan sistem antrean haji yang akibatnya membuat calon jemaah haji harus menunggu bertahun-tahun untuk bisa berangkat haji. Dalam pelaksanaan antrean ibadah haji seseorang dapat menunggu sampai puluhan tahun lamanya untuk bisa berangkat ke tanah suci Makkah Al Mukarromah. Pada bulan haji, umat Islam sedunia berkumpul berdatangan dari seluruh penjuru dunia untuk memenuhi panggilan-Nya. Mereka semua disatukan untuk menunaikan ibadah haji.
Dengan melambungnya ONH karena pengaturan ibadah haji yang tidak profesional hingga ibadah dijadikan ajang bisnis menjadi cacat bawaan sistem sekuler kapitalisme di negeri ini. Pemerintah yang seharusnya mengurusi rakyatnya berubah menjadi pengusaha, menjadikan rakyat sebagai obyek untuk meraih untung yang sebesar-besarnya dalam urusan ibadah haji. Bukan hanya itu, pemerintah menginvestasikan setoran dana haji pada sektor-sektor yang diperkirakan mendatangkan nilai tambah untuk diambil manfaatnya.
Berbeda halnya jika pengaturan Islam yang diterapkan. Pemerintah di dalam Islam, pemimpin yang mengurusi rakyatnya. Islam menetapkan prinsip dasar pengaturan ibadah haji yaitu sederhana sistemnya, cepat eksekusinya, dan ditangani secara profesional. Maka Kh1l4f4h lah sebagai satu sistem kepemimpinan pemerintahan kaum muslimin yang mengupayakan untuk membentuk departemen khusus yang mengurusi haji dan umrah dari pusat hingga daerah, dengan konsep terdesentralisasi, sehingga penetapan besaran ONH akan disesuaikan dengan biaya yang dibutuhkan jemaah berdasarkan jarak wilayah dengan Haramain, kebutuhan akomodasi selama pergi dan kembali ke tanah suci. Visa akan dihapus sehingga jamaah haji dan umrah seluruh dunia bisa bebas keluar masuk Haramain hanya dengan menunjukkan KTP atau paspor Negara Kh1l4f4h. Demikianlah kemudahan pengaturan ibadah haji dan umrah dalam naungan Kh1l4f4h yang menghasilkan ketentraman.
Hikmah Ibadah Haji
1. Haji yang mabrur dibalas dengan surga.
‘‘Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya kecuali surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Menjawab panggilan Allah Swt.
Allah memanggil mereka, dan mereka pun memenuhi panggilan-Nya. Oleh karena itu jika mereka meminta pasti Allah kabulkan.
3. Salah satu amalan yang paling baik.
Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ditanyakan lagi “Kemudian apa?” Beliau menjawab: “Haji yang mabrur.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah).
4. Menghapus dosa.
Dalam sebuah hadis, dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Umrah satu ke umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
5. Dapat menghilangkan kefakiran.
Dan tidak ada balasan/pahala bagi haji yang mabrur kecuali janah (surga).” (HR Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan An-Nasa’i)
6. Diberi pahala yang besar.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR Bukhari).
7. Menguatkan iman.
Allah Swt. berfirman dalam QS. Al Hujurat: 13 yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal."
8. Pelajaran dari peristiwa orang-orang saleh.
Makkah menyimpan banyak peristiwa-peristiwa bersejarah.
9. Syiar perpaduan umat Islam.
Ini merupakan salah satu hikmah ibadah haji juga, karena orang yang pergi berhaji ke Tanah Suci hanya mempunyai satu tujuan yaitu menunaikan perintah Allah Swt.
10. Rendah hati atau tawadhu.
Melihat kebesaran dan keagungan Baitullah yang merupakan rumah Allah, membuat para jemaah haji merenungkan betapa rendahnya posisi manusia di hadapan-Nya. Tawadhu adalah sikap yang tepat untuk mengakui kebesaran dan keagungan Allah, merendahkan diri sebagai hamba-Nya yang lemah dan butuh.
Semoga bagi yang berniat untuk menjalankannya diberi kemudahan dalam usahanya. Amin.
Wallahualam bissawab. [Ni]
Baca juga:

0 Comments: