
surat pembaca
Eksistensi Rasisme dan Diskriminasi
Oleh. Ummu Zaki
Kerusuhan di Paris masih terjadi, isu rasisme dan diskriminasi yang mendalam masih di rasakan di lembaga penegakan hukum mereka. Pemicu dari kerusuhan tersebut yakni terbunuhnya seorang pemuda berusia 17 th keturunan Afrika Utara yang bernama Nahelm, dia di tembak dari jarak dekat oleh seorang polisi karena melanggar aturan lalu lintas pada Selasa (27/6/2023) di daerah pinggiran Nanterre Paris. (Republika.co.id Jenewa)
Aksi brutal para demonstrasi pun terjadi. banyak hal-hal yang di lakukan seperti perusakan, penjarahan, dan penembakan di puluhan kota dan kota madya di seluruh Prancis. (@IndonesiainParis, Minggu, 2/7/2023). Polisi sebanyak 4.500 dengan kendaraan lapis baja di kerahkan,1.311 pelaku demonstran di tangkap dan 79 petugas keamanan termasuk polisi mengalami luka.
Berdasarkan fakta di atas, negara-negara yang mengusung sistem kapitalis sekuler yang selalu menuhankan HAM dan toleransi, serta selalu menuduh negeri Muslim intoleran, nyata-nyata mereka justru telah gagal menjunjung toleransi itu sendiri. Perbedaan ras, warna kulit, agama masih sangat eksis di kancah dunia.
Sistem kapitalis yang di terapkan ternyata belum mampu menyelesaikan masalah diskriminasi dan rasisme. Badan PBB di bentuk untuk menciptakan perdamaian dunia. Namun, dalam hal ini badan PBB pun hanya menyampaikan keprihatinan saja dan meminta Prancis untuk menangani hal tersebut.
Berbeda halnya dengan sistem Islam, dalam Diin ini, sangat menjunjung tinggi perbedaan alami antar sesama manusia seperti ras, suku bangsa, agama, warna kulit, strata sosial dan sebagainya. Seperti tersurat dalam terjemah Al Qur'an surat al-Hujurat ayat 13 : "Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan suku-suku agar kamu saling mengenal"
Rasulullah Saw pun mengajarkan Dan mencontohkan kepada umatnya bahwa Islam tidak melihat umatnya dari rupa, warna kulit, bangsa, bahasa, strata sosial serta yang lainnya. Semuanya sama dihadapan syari'ah. Semuanya diperlakukan dengan adil, yang berbeda adalah tingkat ketakwaannya, yang menentukan kedudukannya di hadapan Allah SWT.
Keadilan tanpa memandang perbedaan ini, bukan teori belaka, sejak Rasulullah Saw hijrah ke Madinah dan sistem Islam diterapkan secara menyeluruh oleh negara, terbukti hampir 2/3 dunia bersatu dalam sistem Islam. Maka sungguh, sistem Islam lah solusi untuk mempersatukan umat dari berbagai suku bangsa di dunia. Kembali bersatunya umat sedunia dalam satu sistem hidup yang sama yaitu Islam, ini bukan perkara utopia tapi sebuah keniscayaan yang pasti terjadi.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Baca juga:

0 Comments: