
OPINI
Minim Visi, Gambaran Rusaknya Generasi Masa Kini
Oleh. Dwi Moga (Pemerhati Remaja)
Entah apa yang dipikirkan anak-anak zaman sekarang, demi mengejar eksistensi mereka rela mempertaruhkan nyawanya. Seorang remaja tewas usai hadang truk di Bogor, Jawa Barat. Diketahui, remaja itu melakukan aksi menghadang truk untuk keperluan konten di media sosial, (detiknews.com, 17/01/2023).
Meski berulang kali terjadi dan memakan korban, rasa jera seakan sudah tak ada.
Selain itu tawuran oleh remaja pun marak terjadi di berbagai daerah. Alih-alih membuat prestasi justru malah menambah bobroknya generasi. Seperti tawuran antar kelompok remaja yang terjadi di Palembang Minggu, 15 Januari 2023 lalu yang menewaskan satu orang. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Demang Lebar Daun, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan IB I Palembang sekitar pukul 03.40 WIB. Polisi juga telah mengamankan delapan orang pelaku yang terlibat tawuran dan barang bukti senjata tajam dan 12 unit sepeda motor, (sumeks.co, 15/01/2023).
Masalah Sistemik
Sungguh miris, pemuda yang seharusnya jadi tonggak perubahan malah menjadi seorang kriminal. Tak dipungkiri memang, masa remaja adalah masa untuk mencari jati diri. Alumni Universitas Indonesia (UI) yang menjadi dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Tika Bisono, menjelaskan bahwa remaja memang cenderung mencari self esteem (harga diri) dan itu tahapan normal. Oleh karena itu remaja juga tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Pengaruh dari media sosial pun ikut mendongkrak kejiwaan remaja menjadi lebih berani melakukan hal-hal yang berbahaya. "Godaan untuk melakukan hal-hal ekstrem menjadi lebih tinggi di era media sosial. Remaja itu butuh pengakuan diri. Ketika mereka mendapat komentar, 'Gila, nggak ada otak! Keren!', self esteem menjadi melesat," ujar Tika. Ia menyebutkan bahwa perasaan itu dibutuhkan dalam membangun jati diri manusia. Tika pun menyoroti penjagaan di lingkungan yang lemah sehingga tahapan pencarian jati diri berubah menjadi maut. Apabila penjagaan berjalan dengan baik, fase perkembangan psikologis remaja bisa lebih aman (detiknews.com, 15/07/2021).
Namun jika kita telisik lebih dalam lagi, permasalahan remaja yang terjadi saat ini sudah bersifat sistemik. Mulai dari lingkup keluarga, sekolah, masyarakat, hingga negara saling berkaitan. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mencegah kenakalan remaja. Diantaranya seperti memberikan pendidikan tidak hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pendidikan mental, pribadi, agama dan budi pekerti, membangun hubungan yang suportif dan menjadi sosok panutan yang baik dengan anak, mengaktifkan banyak kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, membekali dengan pendidikan moral, hingga menguatkan pengaruh agama, (kompas.com, 13/10/2022).
Namun di era perkembangan teknologi dalam kapitalis sekuler saat ini, upaya-upaya tersebut seakan hanya menjadi solusi tambal sulam semata dan belum menyentuh akar permasalahan. Buktinya banyak remaja yang semakin mengkhawatirkan perilakunya hanya demi eksistensi meraih keuntungan tanpa melihat baik buruknya. Iklim kapitalis sekuler telah membuat mereka tumbuh menjadi generasi nirvisi jauh dari nilai-nilai Islam. Lalu bagaimanakah Islam memandang hal ini?
Remaja dalam Naungan Islam
Islam sebagai rahmatan lil'alamin, tak hanya sebagai agama semata namun juga ideologi. Hanya negara dengan naungan Islam yang memiliki visi mulia atas remaja, serta memiliki metode untuk menyelamatkan generasi.
Telah terbukti dalam pemerintahan Islam selama kurun waktu 13 abad mampu dilahirkan generasi-generasi cemerlang pemimpin peradaban. Diantaranya Usamah bin Zaid, yang pada saat itu berusia 18 tahun telah mampu memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu. Selain itu ada Abdurrahman An Nashir, 21 tahun, yang pada masanya, Andalusia mencapai puncak keemasannya serta mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya. Semua itu tak lepas dari diterapkannya Islam di seluruh lini kehidupan.
Untuk itu, kita butuh sistem yang mampu mengembalikan visi generasi muslim saat ini menjadi generasi khoiru ummah, yang tak hanya bervisi dunia tapi juga akhirat. Generasi tangguh yang siap menjadi penolong agama Allah dan menguatkan kedudukan Islam di dunia.
Allah berfirman dalam QS. Muhammad : 7, yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Wallahu'alam bishawab.
Baca juga:

0 Comments: