
OPINI
Selamatkan Remaja dari Gangguan Mental dengan Sistem Islam
Oleh. Najiha Rasyida
Hari Peringatan Kesehatan Mental sedunia yang diselenggarakan pada setiap tanggal 10 Oktober hanyalah fatamorgana, sebagai hiburan tanpa solusi. Karena pada faktanya kesehatan mental hingga kini masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan di tengah masyarakat, baik dalam tingkat nasional maupun global. Padahal kesehatan mental sangat penting untuk di jaga khususnya pada remaja karena remaja adalah tonggak peradaban masa depan.
Menirut Amirah Ellyza Wahdi, pakar kesehatan masyarakat dari UGM, mengungkapkan berdasarkan penelitian terbarunya bersama pakar dari Australia dan Amerika Serikat, sekitar 2,45 juta remaja di Indonesia termasuk ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa.
Di antara remaja Indonesia yang mengalami gangguan mental, sebanyak 83,9% mengalami gangguan fungsi pada ranah keluarga, disusul oleh ranah teman sebaya (62,1%), sekolah atau pekerjaan (58,1%), dan distres personal (46,0%) (suara.com, 14/10/2022).
Banyaknya kasus gangguan mental yang terjadi di tengah masyarakat dipengaruhi banyak faktor, baik faktor intelnal maupun eksternal termasuk lingkungan dan corek pembangunan yang kapitalistik.
Pada Faktor internal diantaranya adalah koping individu tidak baik atau keadaan dimana seseorang yang tidak mampu menyadari potensinya sehingga individu tersebut tidak mampu mengatasi tekanan masalah dalam hidupnya.
Sedangkan pada faktor eksternal diantaranya adalah pengaruh sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem kapitalisme dengan asas sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan berorientasi pada keuntungan materi duniawi.
Orang tua yang mendidik anaknya untuk meraih kesuksesan dunia dengan melakukan segala cara tanpa memandang halal-haram menurut Islam. Peran anggota keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya bahkan tertukar antara ayah dan ibu. Hal ini disebabkan karena sistem ekonomi kapitalistik menyababkan kamiskinan pada masyarakat. Tidak cukup para ayah yang mencari nafkah tapi juga ibu rumah tangga harus berperan ganda ikut mencari nafkah. Sehingga waktu mengurus urusan rumah tangga dan mendidik anak kurang maksimal. Anak-anak tumbuh tanpa pengawasan orang tua. Anak mencari kesenangan dari lingkungan yang kondisinya juga terpengaruh rusaknya sistem kapitalisme dan stresor mereka semakin bertambah.
Negara juga ikut andil merusak remaja. Membuat kebijakan yang begitu longgor pada media sehingga remaja mudah untuk mengakses situs porno, kekerasan, perilaku menyimpang dan lain sebagainya. Ini menimbulkan kenakalan remaja, pemakluman kemaksiatan, gangguan kesehatan mental dan Kerusakan moral remaja tak terelakkan.
Banyaknya faktor yang menjadi penyebab menunjukkan bahwa gangguan mental adalah problem sistemik maka dari itu membutuhkan solusi yang sistemik pula. Solusi tersebut hanya kita dapatkan jika menerapkan sistem Islam secara kaffah. Dengan memulai mengajak setiap individu untuk belajar Islam secara menyeluruh kemudian mendekat diri pada Allah Swt., beribadah untuk mendapatkan Ridho Allah Swt dan meyakini bahwa hanya Allah Swt yang maha menolong dalam setiap masalah hamba-Nya. Serta orang yang beriman jika mengingat Allah Swt hati akan tenang. Sebagaimana firman Allah Swt yang artinya :
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan, Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Ali ‘Imran: 173-174)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d Ayat 28).
Kemudian negara menggunakan sistem Islam secara kaffah dalam setiap askep, yaitu aspek pendidikan, aspek sosial budaya, aspek hukum, aspek ekonomi, aspek kesehatan dan lainnya. Karena hanyalah sistem Islam yang memberikan kesejahteraan bagi umat, meminimalkan gangguan mental dan menyelesaikan segala permasalahan kehidupan.
Contoh nyata Islam mencetak generasi cemerlang adalah Mush'ab bin Umair seorang pemuda tampan yang rela meninggalkan kenikmatan dunia demi Islam, beliau sebagai duta dakwah di madinah. Muhammad al-Fatih naik tahta di usia 12 tahun dan menaklukkan konstantinopel pada usia 21 tahun. Islam mencetak generasi cemerlang dan berjaya selama 13 abad
Maka remaja sebagai generasi penerus harus kita selamatkan dari gangguan mental dengan kembali pada Islam dan menggunakan Islam sebagai sistem yang mengatur kehidupan. Islam merupakan satu-satunya agama dan sistem hidup yang benar dan lurus, sesuai fitrah penciptaan, memberikan kesejahteraan dan rahmatan lil'alamin.
Baca juga:

0 Comments: