Headlines
Loading...
Oleh. Umi Rizkyi (Pegiat Literasi)

Di tengah kondisi yang serba sulit dan kenaikan berbagai harga barang, para peternak ayam mengaku sedang menghadapi situasi yang sulit. Harga jual ayam yang rendah dan mereka menyatakan bahwa modal yang mereka keluarkan tak sebanding dengan hasil yang dicapai yaitu harga jual yang jauh lebih rendah dari biaya produksi.

Salah satu peternak ayam yang tergabung dalam komunitas peternak unggas nasional (KPUN) saat berdemo di kawasan silang Monas Jakarta pada September lalu mengatakan, "Kita hanya ingin stabilkan harga ayam hidup di atas HPP (Harga Pokok Produksi) peternak (Usaha Mikro kecil dan menengah) UMKM, kemudian stabilkan harga ayam hidup, mengingat bahwa harga pangan sudah terlalu tinggi" jelasnya.

Hal itu disusul oleh aksi di Jatim, berdemo di depan kantor gubernur. Hal yang serupa juga disampaikan. Hasilnya pemerintah provinsi Jawa Timur menghentikan operasi pasar untuk komoditas ayam Broiler dan telur.

Kedua KPUN Alvino Antonio menyatakan, "kondisi para peternak mandiri atau peternak rakyat saat ini memang tengah sulit. Harga jual rendah, membuat mereka rugi. Untuk pakan harga naik. Albino mengatakan perusahaan-perusahaan integrator "mengambil untung 13 persen".

"Pakan misalnya (harga aslinya) Rp 8.000, berarti modalnya (untuk produksi  satu ekor anak ayam) sekitar Rp 13.500. Pada saat mereka (yang) Budi daya, mereka jual (ayam mereka) diharga pokok produksi mereka Rp 13.500. Yang jelas pasti kami rugi karena harga (day old chick/bibit ayam) sama pakannya mereka sudah ambil/sudah untung," jelas Alvino kepada BBC News Indonesia.

Di Indonesia industri ayam dikuasai oleh perusahaan-perusahaan integrator yang memasok obat-obatan, pakan, bibit ayam sampai menjual hasil budi daya mereka sendiri. Dengan kata lain sebagai pemasok. Berbagai modal usaha saja sudah untung apa lagi ditambah menjadi pesaing mereka.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, pada akhir September mengatakan ada  tiga perusahaan besar yang menguasai industri ayam dalam negeri. Sehingga usaha kecil dan menengah seperti milik Alvino dan anggota komunitasnya kalah saing.

Perusahaan integrator menguasai industri ayam dari hulu hingga ke hilir. Parjuni seorang peternak ayam mandiri di Jawa Tengah mengatakan, "Dengan kondisi itu perusahaan integrator sudah menguasai 'dari hulu hingga ke hilir' dan secara terselubung bisa 'mendikte harga', " jelasnya.

"Dia menentukan harga Rp 10.000, kita enggak mungkin melewati harga Rp 10.000 karena dia sudah punya stok gede, stock banyak. Tapi, kalau diubah kembali ke pasar yang dulu, diserahkan Budi dayanya ke rakyat, itu saya kira rakyat sendiri yang akan berkompetisi dengan sehat. Bukan diarahkan seperti ini," jelas Parjuni kepada BBC News Indonesia.

Menurutnya "perusahaan-perusahaan integrator saat ini menguasai 80 persen dari total populasi ayam nasional, sementara peternak mandiri 20 persen. Hal inilah yang mengakibatkan peternak mandiri tidak bisa berkembang" ujarnya.

"Mereka diberi tempat, diberi pasar di Indonesia. Belum lagi fasilitas dengan diberi hak untuk memelihara indukan atau GPS(Grand Parent Stock) terus Parent Stock. Harusnya kan hasil DOC (bibit ayam) diberikan ke rakyat tapi dia kuasai sendiri, dia pelihara sendiri. Akhirnya apa? besarnya ayam yang dipanen rakyat tadi benturan, ujung-ujungnya pasti peternak kalah karena modalnya kecil," tutur Panjani.

Dari beberapa fakta di atas terkait dengan perusahaan integrator, sejatinya tidak memberikan keuntungan dan kebaikan bagi negeri ini, terutama pengusaha kecil menengah. Karena dengan adanya perusahaan integrator perusahaan mandiri menengah ke bawah jutru keberadaannya terancam gulung tikar. Betapa tidak? harga jual ke konsumen dikendalikan oleh perusahaan integrator sedangkan biaya produksi lebih tinggi dari pada hasil jual produksi dengan kata lain mengalami kerugian.

Hal yang disebutkan di atas merupakan praktek monopoli. Di mana monopoli merupakan upaya menguasai pasar untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa peduli nasib orang lain. Justru kebanyakan membuat pihak lain atau sesama perusahaan mengalami kerugian.

Dalam masalah ini, Islam memandang bahwa praktik monopoli adalah haram. Dimana perbuatan itu merupakan larangan dari Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang menimbun barang, maka ia bersalah (berdosa). [HR. Muslim]

Oleh karena itu, maka Islam akan melakukan tindakan tegas bagi pelaku monopoli. Komoditi yang dimonopoli akan diminta dan dijual dengan harga normal. Dan pelakunya akan dikenai sanksi.

Selain itu negara akan melakukan tindakan pencegahan. Negara akan mengawasi distribusi  barang di pasar, gudang dan pelabuhan agar mudah mendeteksi aktivitas monopoli. Negara pun akan memperketat ijin pihak asing melalui  perdagangan. Asing tidak boleh bermain apa lagi menguasai pasar, sehingga merugikan rakyat kecil.

Negara akan memfasilitasi bagi rakyatnya yang ingin usaha dan  memiliki modal, dengan awas tanpa riba. Bahkan akan menyediakan bibit, pakan, obat-obatan dengan harga yang terjangkau. Hal itu dilakukan dalam sistem Islam dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Para pemain pasar, peternak maupun sekedar penjual saja bisa melakukan kompetisi sehat. Rakyat un akan mendapatkan gizi secara layak dengan mudah dna murah, sehingga kesehatan rakyat pun akan terwujud.

Adapun langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah ini baik peternakan, distribusi hingga konsumsi ayam seperti di atas tidak akan mampu terselesaikan oleh sistem yang saat ini terbukti bukan sebagai pelayan rakyat namun hanya sekedar menjadi regulator saja.

Hal ini jauh berbeda dengan sistem Islam yang dikenal dengan khil4f4h. Islam mendudukkan kepemimpinan sebagai tugas mengurusi kebutuhan umat. Mereka bagaikan pelayan yang melayani kebutuhan rakyatnya. Rasulullah Saw bersabda, "Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka" [HR. Ibnu Asakir dan Abu Nu'aim].

Namun demikian, kepemimpinan semacam ini akan mampu diraih dan dinikmati oleh umat jika sistem yang dipakai sesuai tuntunan Islam. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, para sahabat dan khulafa setelahnya. Itulah sistem Islam yang dikenal dengan sebutan khil4f4h. Dimana kegemilangannya telah terpancar ke seluruh dunia selama 13 abad lamanya mampu menaungi seluruh uamat manusia, baik muslim maupun non-muslim.

Baca juga:

0 Comments: