Headlines
Loading...
Oleh. Ratty S Leman

Pagi itu sambil membereskan rumah Rara merenung. Entahlah, doa siapa yang telah dikabulkan Allah. Doa orangtuaku, doaku sendiri atau doa saudara dan teman-teman seiman. Rezeki untuk menunaikan rukun Islam yang kelima begitu datang tiba-tiba. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa dirinya akan segera melaksanakan ibadah haji pada saat gadis di usia yang masih muda. 

Sebagai seorang muslimah, keinginan dan niat untuk beribadah haji tentu ada. Ingin menyempurnakan rukun Islam ke 5 dan mewujudkan kerinduan yang membuncah ingin berziarah ke makam Rasulullah Saw. Tetapi tidak pernah terbayangkan akan secepat itu datangnya kesempatan. Begitu tiba-tiba, sangat 'surprise' [kejutan] dari Allah Ta'ala. Semua terjadi semata-mata atas izin dan kehendak Allah semata. 

Di tengah kesibukan rumah pagi hari, Umi tiba-tiba mendekat dan berkata, "Umi dan Abi Insya Allah akan mendaftar haji tahun ini. Mau ikut tidak?" 

Mata Rara terbelalak dan berteriak.

"Ikut...!" 

"Tabunganmu ada berapa? Nanti jika mau ikut Umi tambahin," jelas Uminya.

Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Mendengar orangtua akan berhaji saja sudah cukup mengembirakan. Eh, ini malah ngajak-ngajak. Subhanallah, hati Rara bergejolak penuh kegembiraan. 

Dalam salatnya Rara bimbang. Ya Allah bagaimana ini baiknya, berangkat atau tidak? Pikirannya mengembara, banyak sekali alasan untuk berangkat dan tidak ada alasan sama sekali untuk menangguhkannya. 

Alhamdulillah, jawaban itu langsung Rara dapatkan dan mantap. Bisikan hatinya berkata, berangkat saja, mumpung masih gadis, masih kuat, sehat dan masih diberi nyawa. Jika tiba-tiba sakit berat lagi seperti beberapa tahun sebelumnya bagaimana? Ayolah, mumpung belum disibukkan dengan urusan keluarga dan urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Kalau pun kamu sibuk sepertinya akan berangkat juga. Sepertinya sudah sesak dada menahan rindu. Allah Rahman Allah Rahim, sudah kupasrahkan diriku pada pengaturan-Mu.

Di tengah-tengah rasa bahagianya Rara mencoba menduga-duga. Apakah semua ini atas kehendak-Nya semata atau atas terkabulnya sebuah doa?. Lantas doa siapa? Kalau semua ini terjadi karena doa di luar dirinya maka ia sangat ingin mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah mendoakannya dan doa itu ternyata dikabulkan Allah Ta’ala. 

Pikirannya mengembara ke mana-mana. Doa orangtua kepada anaknya salah satu doa yang makbul. Bisa jadi karena doa-doa merekalah keinginannya agar segera ke tanah suci terkabul. 

Apakah doa orang-orang yang sudah berangkat haji terlebih dahulu? Masalahnya Rara merasa sering titip doa kepada siapa pun yang akan berangkat haji. 

"Minta doanya ya, semoga Nisa berhaji juga", pintanya. 

Apakah barangkali seloroh orang-orang yang kadang-kadang usil suka menyapanya?

 "Assalamualaikum Neng Haji" 

Semua karena hijabnya yang sempurna dengan jilbab, khimar menutup dada dan kaos kaki. He...he...Ada-ada saja ya.  Lho mungkin juga, toh malaikat ada di mana-mana dan mencatat omongan orang yang bisa saja menjadi doa. Untuk doa panggilan Neng Haji itu, terimakasih orang usil. Teruslah mendoakan kami anak-anak remaja yang berhijab rapi dengan usilan baik yang biasa kalian lontarkan itu seperti "Assalamu'alaikum Neng Haji" atau "Wah kalau Neng geulis lewat serasa bau surga". Untuk doa-doa yang baik ini Rara selalu sigap menyahut "Aamiin...Aamiin....Aamiin Yaa Allah".

Sedangkan untuk cemoohan seperti "Wih, ada ninja" atau "Neng, pedangnya mana?" atau "Neng, bemo sama onta cepetan mana?" Maka meluncur doa dari bibir Rara membaca surat Al-Furqan 63 "Wa ibadurrahmanilladziina yamsyuuna alal ardhi haunaw wa idzaa khaathabahumul jaahiluuna qaalu sallama". Artinya, hamba Allah yang Maha Pengasih ialah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang jahil mengucapkan kata-kata yang tidak sopan dijawabnya "Salam sejahtera", semoga kamu selamat. Nah lho, anak baik diusilin, gak bakalan menang deh. Kejelekan dibalas kebaikan. "Apa gak malu Mas?" kata Rara.

Sabtu, 1 Oktober 2022

Baca juga:

0 Comments: