Headlines
Loading...
Seruan Pentingnya Makanan Bergizi, Hanya Sekedar Narasi Tanpa Empati

Seruan Pentingnya Makanan Bergizi, Hanya Sekedar Narasi Tanpa Empati


Oleh. Ummu Faiha Hasna
(Pena Muslimah Cilacap)

Aku anak sehat, 
tubuhku kuat ,
karena Ibuku rajin dan cermat,
semasa aku bayi, selalu diberi ASI,
makanan bergizi dan imunisasi.

Berat badanku ditimbang selalu
Posyandu menunggu setiap waktu, 
bila aku diare, ibu selalu waspada, pertolongan oralit selalu siap sedia.

Siapa yang tidak kenal dengan lirik lagu anak sehat yang satu ini pasti sudah tidak asing bagi kita. Lagu yang tampak sederhana ini membawa banyak makna dalam rangka upaya pencegahan terjadinya gizi buruk pada anak. Namun sangat disayangkan, hidup di zaman serba kapitalis ini, kadang - kadang kondisi keuangan keluarga  yang membuat hanya bisa makan yang penting kenyang. Maka, pantas saja, saat ini Indonesia masih menghadapi tiga beban malnutrisi, yakni kurang gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan kelebihan berat badan dan obesitas. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya pemenuhan gizi keluarga guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Akan solutifkah seruan pemenuhan gizi ini di tengah kesulitan hidup yang melanda rakyat?

Melansir dari cnbcindonesia, Rabu, 1/12/21, dikabarkan RI Darurat Malnutrisi, makanan bergizi belum terjangkau. Hasil dari analisis Fill the Nutrient Gap (FNG) menerangkan setidaknya satu dari delapan orang Indonesia tidak mampu membeli makanan yang memenuhi kebutuhan gizi mereka. Di provinsi-provinsi seperti Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara, makanan bergizi tidak terjangkau oleh lebih dari sepertiga hingga setengah dari populasi.

Tahun ini sebagaimana dikabarkan, dari antaranews.com, Minggu,16 Oktober 2022, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan Perilaku hidup bersih dan sehat perlu ditunjang dengan pemenuhan gizi seimbang dengan nutrisi yang optimal. Dia pun menjelaskan, dengan asupan bergizi seimbang diharapkan daya tahan tubuh keluarga, khususnya anak-anak akan dapat terjaga dengan baik.

"Mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu maka dikhawatirkan anak-anak mudah terserang penyakit sehingga daya tahan tubuhnya harus dijaga melalui asupan gizi seimbang," katanya.

Dia menyebutkan, pemenuhan gizi keluarga perlu memperhatikan kandungan makronutrien, seperti karbohidrat, protein dan lemak, juga mikronutrien, seperti vitamin dan mineral serta air.

Mirisnya, negeri yang kaya akan Sumber Daya Alam ini penduduknya  masih tercatat dalam data kemiskinan ekstrim. Seperti Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang tengah melakukan pengungkit dan kroscek 23.523 data kemiskinan dari pemerintah pusat. Adapun di daerah Istimewa Yogyakarta Tingkat kemiskinan di Yogyakarta tercatat sebesar 11,8% pada Maret 2021. Nilainya tidak berubah dibandingkan dengan posisi September 2020. (katadata co.id)

Tahun 2022 ini, tercatat masalah kemiskinan masih menjadi problem di Indonesia yang belum terselesaikan hingga kini. Selain naiknya harga berbagai sembako dan pasca pandemi, tarif listrik hingga kenaikan BBM yang mendongkrak kenaikan harga -harga lain di tambah lagi problem ekonomi yang dihadapi masyarakat seperti lapangan pekerjaan yang makin sempit yang mengakibatkan kepala rumah tangga merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan perut dan gizi keluarganya.

Maka, seruan pentingnya pemenuhan gizi seimbang hanya sekedar narasi tanpa empati. Masyarakat tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan gizinya di tengah kesulitan hidup yang melanda. Di sisi lain,  ini menunjukkan  ketidakpahaman pemerintah akan realita yang sedang dihadapi rakyat, apalagi angka stunting masih sangat tinggi. Negara harusnya peduli dan memberi solusi atas persoalan ini.

Pemicu kemiskinan masyarakat ini sejatinya karena efek diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Bukti bahwa negara gagal menjamin kesejahteraan masyarakat individu perindividu. Sistem Kapitalisme telah menyerahkan pengelolaan distribusi kebutuhan rakyat pada swasta atau korporasi. Sehingga pelayanan diberikan sesuai dengan harga yang dibayarkan. Sementara, negara hanya bertindak sebagai regulator yang memuluskan jalannya bisnis korporasi. Sistem kapitalisme juga salah kaprah dalam memandang  bahwa distribusi adalah tersedianya pasokan kebutuhan pokok rakyat sesuai dengan jumlah masyarakat terlepas kebutuhan tersebut mampu terserap oleh seluruh rakyat atau tidak. Padahal, satu saja individu masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya berarti negara telah gagal melakukan distribusi pangan kepada rakyatnya.

Akan sangat berbeda dengan sistem yang diatur dengan Islam. Indikator  kesejahteraan dan keadilan dalam negara Islam adalah terjaminnya kebutuhan pokok setiap individu masyarakat tanpa terkecuali. Secara praktis, negara Islam dalam sistem pemerintahannya akan menempuh dua cara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat yaitu melalui mekanisme langsung, berlaku untuk memenuhi kebutuhan pokok berupa jasa. Sementara pemenuhan kebutuhan pokok berupa barang  dijamin dengan mekanisme tidak langsung. *Pertama*, Negara wajib memberikan pelayanan langsung berupa jasa, yakni pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Jaminan atas pelayanan ini harus diberikan secara gratis karena ketiganya termasuk kebutuhan dasar rakyat. Inilah yang disebut dengan mekanisme langsung.
*Kedua*,  Mekanisme tidak langsung. Menjamin kebutuhan pokok rakyat ditempuh dengan cara menciptakan kondisi dan sarana yang dapat menjamin kebutuhan pokok tersebut , diantaranya dengan memberikan lapangan pekerjaan yang layak bagi semua kepala rumah tangga yakni laki - laki. Kemudian dalam mengakses lapangan kerja akan memberikan kepastian bagi kaum laki - laki untuk mencari nafkah serta memenuhi kebutuhan primer dan sekunder bagi keluarganya. Selain itu jika individu tersebut tidak sanggup bekerja, maka ahli waris berkewajiban memenuhi kebutuhan pokoknya. Lalu, bagaimana seumpamanya jika tidak ada ahli waris yang mampu memenuhi kebutuhannya, maka disinilah peran negara yang semestinya berkewajiban memenuhi kebutuhan melalui kas Baitulmal.

Itulah beberapa mekanisme yang akan dilakukan oleh negara Islam untuk menjamin kebutuhan rakyat. Jika kebutuhan primer terpenuhi, gizi keluarga dan anak bisa tercukupi. Jika akses ekonomi dan pendidikan mudah, kualitas sumber daya manusia akan meningkat, dan orangtua akan memahami terkait pengetahuan dan tata cara memenuhi gizi dan nutrisi anak.

Disinilah kita semakin menyadari bahwa peran penguasa itu sangat penting, karena masalah ini bukan tanggung jawab individu semata akan tetapi tanggung jawab utama adalah negara.
 
Alhasil, hanya Khil4f4h yang sejatinya mampu menjamin gizi yang baik bagi masyarakatnya tidak hanya sekedar bisa makan dan tidak hanya mengandalkan makanan yang kita anggap sehat saja, karena perlu ditanyakan unsur haranya, nutrisinya, serta cara mengolahnya. Wallahua'lam bishshawab.

Baca juga:

0 Comments: