Headlines
Loading...

Oleh : Ummu Fahhala
(Pegiat Literasi dan Komunitas Peduli Umat)

Sungguh mengkhawatirkan, perekonomian tahun depan diprediksi semakin gelap. Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Jokowi, Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Secara global Bank sentral Amerika Serikat (AS) semakin agresif dalam menaikkan suku bunga, yang akan berakibat pada inflasi dan resesi terhadap negara lain, termasuk Indonesia. (cnbcindonesia.com, 30 September  2022).

Sistem Ekonomi Liberal Kapitalisme Penyebabnya
Penerapan sistem ekonomi liberal kapitalisme yang menjadi penyebab utama resesi. Resesi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ekonomi negara negatif selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut, hingga imbasnya terhadap perusahaan adalah PHK besar-besaran yang mengakibatkan jumlah pengangguran, kemiskinan meningkat dan daya beli mayarakat melemah.

Pondasi sistem ekonomi liberal adalah ekonomi non real yang semu dan rapuh, sangat mungkin menjadikan ekonomi ini meledak sewaku-waktu dalam bentuk krisis, resesi dan sebagainya. 

Sistem Ekonomi Islam Solusi Resesi

Dalam Islam, penguasa adalah pelindung bagi rakyat dan bertanggung jawab atasnya. Kelak di hari kiamat, dia akan dimintai pertanggung jawaban atas amanah kepemimpinannya, sebagaimana hadits Rasulullah saw bahwa “Imam adalah raain (penggembala) dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.”(HR. Bukhari)

Penguasa dalam Islam, bertanggungjawab memenuhi semua kebutuhan pokok rakyatnya secara individu per individu.  Dalam pelaksanaannya, politik ekonomi Islam dijadikan sebagai rujukan, dengan menjadikan fokus kesejahteraan setiap individu masyarakat, bukan sekedar kesejahteraan makro yang ditulis dalam angka-angka tapi faktanya banyak rakyat yang kelaparan dan miskin. 

Dalam memenuhi semua kebutuhan pokok rakyatnya, Islam menempuh tiga mekanisme pemenuhan yaitu :
Pertama, Islam menetapkan tanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok individu rakyat yang terdiri dari sandang, pangan dan papan dengan cara mewajibkan setiap pria yang baligh, berakal dan mampu untuk bekerja. Maka negara wajib menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya,  juga  membangun iklim kondusif untuk usaha dan investasi halal.

Kedua, jika individu tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan serta orang-orang yang menjadi tanggungannya, maka beban tersebut dialihkan kepada ahli waris dan kerabatnya.

Ketiga, jika kedua mekanisme di atas tidak berjalan maka beban dan tanggung jawab tersebut beralih kepada negara, melalui pembiayaan dari  kas Baitul Mal melalui pos zakat dan pos kepemilikan umum untuk memenuhi jaminan pendidikan, kesehatan dan keamanan.

Untuk menjadikan ekonomi Islam kuat dan tahan resesi atau krisis, maka ada beberapa aturan yang akan diberlakukan,  dintaranya :
Pertama, Islam melarang menimbun harta yang akan menarik perputaran harta di masyarakat termasuk harta yang disimpan atau ditahan dalam berbagai bentuk surat berharga.
Kedua, Islam mengatur kepemilikan dan melarang privatisasi, sehingga aset sumber daya alam dalam deposit yang melimpah tidak dikuasai korporasi.
Ketiga, Islam menerapkan mata uang yang berbasis emas dan perak, ketika mata uang berganti, transaksi akan ekuivalen antara peredaran jumlah uang dengan barang dan jasa. Ekonomi pun stabil dan produktif.
Keempat, menghentikan transaksi ribawi yang menjadi muara masalah ini dan juga spekulatif.
Kelima, penerapan zakat mal dalam regulasi negara, zakat akan digarap secara serius oleh negara, bukan untuk pembangunan infrastruktur tetapi akan disalurkan kepada delapan kelompok yang telah ditentukan dalam syariat Islam.

Sejarah mencatat bahwa sistem ekonomi Islam telah terbukti kuat, produktif dan anti resesi ataupun krisis selama lebih dari 13 abad.                                                                                                                                                 

Baca juga:

0 Comments: