
surat pembaca
Mental Ilness Bikin Ngenes
Oleh. Ratna Kurniawati, SAB
Tanggal 10 Oktober 2022 diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental sedunia, dengan meningkatkan kesadaran kesehatan mental di seluruh dunia. Adapun tahun ini, tema yang diusung adalah "Make Mental Health and Wellbeing for All a Global Priority" atau "'Jadikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan untuk Semua Sebagai Prioritas Global". Artinya, kampanye tahun ini adalah memastikan bahwa kesehatan mental dan kesejahteraan untuk semua orang merupakan prioritas global. (kompas.com, 10/10/2022)
Permasalahan kesehatan mental bukanlah hal asing lagi, baik di ranah global maupun nasional. Apalagi dengan adanya efek pandemi Covid-19, beban yang diselesaikan semakin berat. Banyak orang mengalami depresi hingga berakhir dengan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan ekonomi, banyak usaha yang jatuh, pengangguran akibat pandemi Covid-19.
Apalagi sistem saat ini yang berlandaskan Kapitalisme sekuler telah melahirkan generasi masyarakat rapuh, karena tujuan hidup mereka hanya bersandar pada materi dan kesenangan duniawi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, mereka mengalami keputusasaan, depresi hingga berakhir dengan jalan pintas, yakni bunuh diri.
Di saat gempuran harga barang kebutuhan pokok yang melonjak naik, PHK massal terjadi di mana-mana. Hal ini membuat rakyat semakin menjerit dan depresi menghadapi permasalahan hidup. Negara yang seharusnya menjadi pelayan umat malah tidak bertanggung jawab dan berlepas tangan. Dalam sistem kapitalis, negara hanya berperan sebagai regulator kebijakan. Setiap tahun peringatan hari Kesehatan Mental Dunia seolah hanya rutinitas, karena sesungguhnya sumber permasalahan dari kesehatan mental adalah sistem kapitalis sendiri.
Hal ini berbeda dari sistem Islam kafah, karena sistem ini berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sistem Islam sesuai dengan fitrah manusia dan secara historis, terbukti mampu mewujudkan "rahmatan lil alamin" selama kurang lebih 13 abad.
Penguasa dalam sistem Islam berperan sebagai pelayan umat. Dia bertanggung jawab atas seluruh urusan hidup rakyatnya dan tidak berlepas tangan begitu saja terhadap urusan mereka.
Pendidikan juga berbasis akidah Islam. Kurikulum pendidikan Islam melahirkan generasi bermental kuat dan berkepribadian Islam, sehingga terbentuk masyarakat Islami. Adapun standar kebahagian dalam sistem Islam adalah meraih rida dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebuah standar kebahagiaan yang sangat berbeda jauh dari sistem Kapitalisme.
Hanya dengan sistem Islam dalam naungan khil4f4h, akan tercipta generasi kokoh dan tangguh.
Wallahu a'lam bishawwab.
Baca juga:

0 Comments: