Headlines
Loading...

Oleh: Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”
(QS. Al-Baqarah: 286)

Penggalan ayat tersebut mengandung hikmah bahwa Allah tidak membebani manusia melebihi kemampuannya. Segala sesuatu pasti sesuai kadarnya.

Sejatinya, setiap ayat dalam Al-Qur’an adalah mukjizat. Membacanya terasa seolah Allah sedang berbicara langsung kepada kita. Allah mengajarkan banyak hal melalui ayat-ayat-Nya. Surat Al-Baqarah ayat 286 ini mengajarkan pentingnya memiliki rasa sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan berprasangka baik atas setiap ketetapan-Nya. Sebab ujian seberat apa pun tidak akan melebihi kemampuan kita untuk memikulnya.

Allah yang paling tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Dia tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan kita. Jika hari ini kita diuji dengan ujian yang luar biasa hebat, percayalah bahwa itu karena pundak kita sanggup memikulnya. Berprasangka baiklah selalu kepada Allah, karena Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Saat saya memilih penggalan ayat ini untuk diangkat menjadi tulisan dalam rangka menunaikan tugas kurikulum 8A, saya merasa Allah sedang berbicara langsung kepada saya. Seolah Allah berkata, “Tenang saja, semua yang sedang kamu hadapi hari ini adalah karena kamu mampu memikulnya.”

Dunia hanyalah tempat ujian. Setiap hari kita akan diuji. Kita hanya sedang berpindah dari satu ujian ke ujian lainnya. Finish dari semua ujian hidup hanyalah kematian. Maka selama kita masih hidup, ujian pasti ada. Ujian bisa datang dari mana saja—dari orang lain, orang terdekat, bahkan dari diri sendiri. Semua hal dan setiap orang berpotensi menjadi ujian dalam hidup kita.

Di balik setiap ujian pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Ujian hadir untuk mendewasakan. Melalui ujian, Allah ingin menaikkan level seseorang—dari level biasa menjadi level terbaik. Kita tidak pernah tahu ujian apa yang telah dilalui seseorang. Tetapi level ujian itu sesuai kadar keimanan. Maka sering kita melihat para ulama mengalami ujian yang luar biasa hebat. Itu karena ujian yang hadir pada mereka sesuai tingkat keimanan yang mereka miliki.

Jangan salah menilai. Jangan berpikir bahwa orang yang hidupnya tampak sempurna tidak pernah mengalami ujian. Kita tidak tahu ujian berat apa yang telah dilewatinya hingga mampu berada pada level terbaik hari ini.

Orang cerdas adalah orang yang mampu belajar dari setiap ujian yang hadir dalam hidupnya. Orang cerdas memandang ujian sebagai cara Allah merangkul agar hamba-Nya senantiasa kembali kepada-Nya. Ujian adalah bentuk kasih sayang Allah. Maka sudah sepatutnya kita tetap bersyukur meskipun sedang diuji dengan sesuatu yang tidak sesuai harapan—bersyukur karena Allah masih menginginkan kita kembali dan mendekat kepada-Nya.

Meskipun demikian, saya pribadi masih terus belajar dan berjuang untuk menjadi hamba yang ikhlas dan rida atas segala ketetapan-Nya. Untuk menjadi hamba yang ikhlas tidaklah mudah dan tidak diperoleh melalui proses instan.

Tertatih-tatih diri ini menjalani rangkaian ujian. Baik ujian melalui keluarga terdekat seperti anak, suami, dan orang tua maupun dari luar. Semuanya tidak mudah untuk dilewati. Namun Alhamdulillah, Allah selalu memberi kekuatan dan memudahkan segala hal. Jika bukan karena Allah yang Maha Baik, entah bagaimana jadinya.

Dunia memang tempat ujian. Setiap kita akan berpindah dari satu ujian ke ujian lainnya. Finish dari ujian hanyalah kematian. Maka selama kita hidup, mustahil terhindar dari ujian. Ujian adalah keniscayaan. Karena itu, yang perlu kita perkukuh adalah iman. Hanya iman yang mampu membuat kita berprasangka baik atas hadirnya ujian. Iman pula yang membuat kita rida atas segala ketetapan Allah.

Sekali lagi, ingatlah bahwa Allah tidak akan memberikan ujian melebihi batas kesanggupan. Jika saat ini kita diuji dengan sesuatu yang membuat kita down, bukan berarti Allah zalim, tetapi karena Allah yakin kita mampu melewatinya. Tugas kita hanyalah membuktikan kepada Allah bahwa kita memang mampu.

Doa:
“Ya Allah, aku mohon kemudahan dan kekuatan untuk melewati berbagai ujian yang Engkau berikan. Berilah aku kesabaran, ketabahan, dan kekuatan untuk menghadapi segala kesulitan. Janganlah Engkau biarkan aku sendirian dalam menghadapi ujian ini. Jadilah Engkau selalu sebagai penolong dan pelindungku.

Aku mohon, jadikanlah ujian ini sebagai kesempatan bagiku untuk meningkatkan iman dan takwa kepada-Mu. Berikanlah aku hikmah dan pelajaran dari ujian ini sehingga aku dapat menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada-Mu.

Ya Allah, aku tidak mampu menghadapi ujian ini tanpa bantuan-Mu. Maka, aku mohon, tolonglah aku dan berikanlah kemudahan bagiku untuk melewati ujian ini dengan baik.”
Aamiin.

Tasikmalaya, 11 November 2025

Baca juga:

0 Comments: