motivasi
Menikmati Surga Maqamul Amin dengan Pintu Ilmu dan Dakwah
Oleh. Ratty S Leman
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Surga pertama sampai ke keenam sudah kita kunjungi. Kini tibalah saatnya kita berjalan-jalan menikmati Surga Maqamul Amin meski lewat bacaan dan tulisan. Semoga hal ini semakin menguatkan kita untuk rindu tempat kembali yang abadi. Ingin menggapainya dengan amal-amal kita dan doa memohon rahmat Allah.
"Maqamul Amin" (مقام الأمين) adalah salah satu nama surga dalam Islam, yang berarti "tempat yang aman" atau "tempat yang terjamin keamanannya". Surga ini diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa, yang memiliki keimanan yang kuat dan senantiasa menjaga diri dari perbuatan dosa.
Keimanan dan ketakwaan menjadi kunci utama untuk mencapai surga Maqamul Amin. Orang yang memiliki keimanan yang kuat dan menjaga diri dari dosa akan ditempatkan di surga ini.
Surah Ad-Dukhan ayat 51 menyebutkan, "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman."
Surga Maqamul Amin atau Surga Tempat Aman. Surga ini diperuntukkan bagi mereka yang jujur dalam ucapan dan perbuatan, amanah dalam amanat, dan taat dalam perintah Allah Subhanahu wa taala. Penghuninya akan mendapatkan perlindungan dari segala bahaya, fitnah, dan siksa.
Amalan yang dapat mengantarkan ke Surga Maqamul Amin adalah menjaga kejujuran dalam ucapan dan perbuatan, amanah dalam menjalankan tanggung jawab, serta taat dalam menjalankan perintah Allah Subhanahu wa taala. Selain itu, memiliki keimanan yang kuat, bertakwa kepada Allah, dan menjauhi perbuatan maksiat juga menjadi syarat untuk mencapai surga ini.
Rasanya ingin sekali menggapai Surga Maqamul Amin ini dengan perjuangan mencari ilmu (thalabul ilmi), mengajarkannya, dan mendakwahkannya.
Surga-surga dunia berupa majelis-majelis ilmu telah kurasakan di dunia. Semoga Allah memberi kekuatan untuk mengajarkannya dan mendakwahkannya kepada umat manusia.
Alhamdulillah, sedari usia dini hingga dewasa dididik dan disekolahkan dari mulai TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Diberi bekal ilmu untuk dunia dan juga bekal ilmu untuk akhirat.
Namun, rasanya aku merasa diriku kurang dalam ilmu tentang akhirat padahal ilmu ini fardu ain. Fardu ain artinya wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajarinya. Ada ilmu tentang keimanan (akidah), syariah, dan dakwah.
Ilmu yang berkaitan dengan akidah contohnya. Kita harus belajar tentang masalah iman dengan cara yang benar-benar yakin baik dari segi dalil aqli (akal) maupun naqli (Al-Qur'an dan Hadis).
Ada 6 keimanan yaitu iman kepada Allah, malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari kiamat, dan qada qadar. Kita harus mempelajarinya secara bertahap dan istikamah dari sejak usia dini hingga napas terhenti. Keimanan itu penting sampai kita mengembuskan napas dengan mengucapkan kalimat syahadat "Asyhadu alla illaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah."
Tak mungkin kita bisa mengucapkan kalimat syahadat tanpa kesadaran penuh dan keterhubungan kita sehari-hari kepada Allah sudah terjalin dengan mesra di setiap waktu, tempat, dan keadaan.
Jika syahadat sudah diikrarkan, maka kewajiban syariat lainnya harus dilaksanakan. Kita harus belajar dan melaksanakan salat, puasa, zakat, haji dan umrah bila mampu.
Jika mau salat perlu belajar fikih wudu, salat, menutup aurat dan segala sesuatu yang berhungan dengan salat. Kita harus belajar rukun dan sahnya salat. Saat akan berpuasa kita harus belajar kapan waktu mulai dan berakhirnya, syarat sah puasa. Ketika harus membayar zakat harus paham ilmu tentang haul dan nisabnya (kapan dan ukurannya). Bila pergi haji dan umrah juga harus mengetahui ilmu manasiknya agar haji dan umrahnya sah.
Semua butuh ilmu dan Islam mengajarkan semua itu mulai dari bangun tidur sampai kita tidur lagi. Semua ada ilmunya di dalam Islam. Islam juga tidak hanya mengajarkan ilmu untuk setiap individu muslim tetapi juga mengajarkan ilmu untuk masyarakat dan bahkan tatacara bernegara.
Untuk diri sendiri kita dibekali ilmu bagaimana supaya bisa menjadi seseorang yang berkepribadian Islam (syakhsiah Islamiah). Akal dan hati kita dididik agar sesuai dengan Islam.
Dalam bermasyarakat kita diajarkan bagaimana kita bergaul dan bermuamalah baik dengan sesama muslim ataupun nonmuslim.
Saat bernegara, hukum-hukum kenegaraan seperti hukum politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanannya pun diatur dan diajarkan di dalam Islam.
Apa tujuannya semua ada ilmunya dan ada aturannya? Tentu supaya kehidupan kita teratur, harmonis, sejahtera, tenang, tenteram, dan damai di dunia ini untuk menuju surga-Nya Allah yang penuh dengan keamanan dan ketenangan nantinya.
Allah begitu sayang kepada manusia sehingga semuanya dibuat aturan sehingga manusia, alam semesta, dan kehidupan ini berjalan selaras dan seimbang menuju rida-Nya Allah.
Namun, kita dapati sifat manusia yang suka membantah dan suka bermaksiat di atas kenikmatan yang telah Allah berikan secara gratis. Maka, untuk itulah perlunya dakwah.
Berdakwah adalah menyeru kembali kepada Allah Subhanahu wa taala. Kewajiban berdakwah adalah kewajiban setiap individu muslim. Dakwah juga merupakan kewajiban para nabi dan rasul. Namun, siapakah saat ini yang menyadari kewajiban berdakwah ini? Tak banyak yang paham. Maka, bagi kita yang sudah paham harus menyampaikan dakwah kepada yang belum paham. Ajak kembali mereka melanjutkan kehidupan yang Islami yang akan menjadikan dunia ini bagaikan surga sebelum kita masuk ke surga di akhirat.
Jalan dakwah ini adalah jalan kehidupan para nabi dan rasul, para sahabat, para tabi'in, para tabi'ut tabiin, diikuti oleh para ulama dan para dai hingga akhir zaman. Pertanyaannya, siapakah yang akan mewarisi dan melanjutkan kehidupan yang dicontohkan para nabi dan rasul ini?
Seharusnya kitalah yang memegang tongkat estafet perjuangan itu. Bukankah kita ingin bertemu Nabi saw. dan berkumpul dengan orang-orang saleh di surga nanti? Maka, ambilah kewajiban berdakwah ini meskipun berat mendaki, sesak menjalani, penuh onak dan duri, banyak halangan dan rintangan, batu besar mencegatnya, dan kerikil tajam menujuk bukan hanya kaki tapi juga hati.
Menjadi dai atau orang yang mau memegang amanah dakwah, tawakalnya harus kuat. Maka, sangat layak jika Allah memberikan Surga Maqamul Amin ini kepada orang-orang yang melewatinya lewat pintu Al-Ayman, yakni pintu surga yang diperuntukkan bagi orang-orang yang memiliki tingkat tawakal yang tinggi kepada Allah. Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha dan berdoa.
Semoga bagi kita yang berani mengemban amanah dakwah dan melanjutkan kehidupan para nabi sebagai dai, akan Allah sampaikan ke surga-Nya nanti. Aamiin ya mujibassailin. [An]
Baca juga:

0 Comments: