Oleh. Rita Mutiara
(Kontributor SSCQMedia.Com)
SSCQMedia.Com—Saya mengetengahkan kisah nyata seorang wanita bernama Laila yang sudah kehilangan banyak hal, mulai dari kasih sayang orang tua hingga pendidikan formal dan agama. Kemudian, kita akan mengambil pelajaran dari kisahnya.
Pernikahan yang Laila lakukan di usia dini hanyalah pelarian dari keluarga yang broken home. Ayah ibunya bercerai sejak dia bayi. Setelah melahirkan dua anak, dia bercerai dengan suaminya karena difitnah selingkuh. Rumah kontrakan tempat ia tinggal terlambat dibayar, sehingga dia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Orang bilang, "Sabar, ya. Allah pasti lihat." Namun, entah mengapa, hati Laila seperti sudah membatu.
Suami Laila sudah menikah lagi, maka Laila berjuang sendiri membesarkan anak semata wayangnya. Hari demi hari, tekanan hidup makin terasa—terutama ekonomi. Laila tidak memiliki pekerjaan pasti, dan beban berat ini tidak tahu ke mana harus dibagi. Di tengah masalah yang menyesakkan, Laila mengambil keputusan dengan menitipkan anaknya kepada sang ibu di kampung.
"Biar saya cari jalan mendapatkan uang," katanya, menahan tangis saat pamit pada neneknya.
Sendirian di kota, Laila mencari harapan baru. Lalu, muncullah seseorang—laki-laki yang memberinya tumpuan semu, seolah menjadi jawaban atas harapannya. Lelaki itu memberinya rumah, uang, dan perhatian. Namun, hubungan mereka tak dilandasi ikatan halal. Laila menyadari dia terbuai kenyamanan yang semu. Laila berpaling dari Allah demi secuil rasa aman.
Tahun pertama, kehidupan Laila tak pernah benar-benar tenang. Hati Laila gundah, jiwanya hampa. Hatinya sering tertekan tanpa sebab yang jelas. Dan hari itu pun tiba—lelaki itu lalu kembali kepada keluarganya. Rumah yang ditempatinya selama setahun ini, ternyata bukan milik orang lain. Dalam semalam, semua hilang.
Saya duduk di depan Laila ketika dia menceritakan kisahnya pada saya. Kemudian, di akhir cerita dia menyampaikan pada saya bahwa dia ingin bertobat, dia ingin kembali kepada Allah. Dia menyadari bahwa ketika seseorang menjauhi Allah demi kenyamanan dunia, maka dunia pun akan menjauhinya.
Laila masih kerabat dekat, sehingga paling tidak setahun sekali saya bisa bertemu Laila ketika Idulfitri. Setahun kemudian, saya temui Laila. Ternyata Laila telah mengenakan jilbab. Laila seperti memulai hidup baru, dia mengatakan bahwa dia telah hijrah ditandai dengan pakaian yang kini menutup aurat. Dia mulai membenahi hidup dan menjalankan ibadah wajib dan sunah. Laila kini rajin datang ke pengajian. Dia telah memiliki keyakinan bahwa satu-satunya tempat kembali adalah kepada Allah.
Saya teringat Rasulullah saw. dalam hadisnya mengisahkan seorang pelacur dari kalangan Bani Israil yang masuk surga karena amalannya. Amalan yang dilakukannya adalah menolong seekor anjing kala hewan tersebut kehausan.
Kisah ini diceritakan oleh Rasulullah SAW dengan redaksi berikut:
أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِى يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
Artinya: "Ketika seekor anjing berputar atau mengitari pada sumur, di mana dia hampir mati oleh kehausan, tiba-tiba salah seorang pelacur Bani Israil melihatnya. Pelacur itu melepas sepatu kulitnya dan memberi minum (dengan wadah sepatu) kepadanya. Maka perempuan itu diampuni sebab demikian." (HR Bukhari).
Imam Bukhari dalam sebuah riwayat berpendapat, kisah tersebut sebagai bentuk ungkapan terima kasih dari Allah Swt. kepada sang wanita. "Kemudian, (Allah Swt.) memberikan pengampunan padanya, dan memasukkannya ke dalam surga."
Hadis dengan redaksi lain juga menceritakan kisah serupa. Di samping itu, Syekh Ibnu Atha'illah as-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya berpendapat, kisah di atas menjadi simbol kebesaran rahmat, kasih sayang, dan karunia Allah Swt.
Pelajaran bagi kita adalah jangan pernah menilai buruk seseorang selama dia menunjukkan sikap baik. Meskipun dia tidak mengenakan identitas muslim. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi dengan seseorang di masa akan datang? Mungkin saja hari ini terlihat tidak memahami agama, tetapi kemudian seiring berjalannya waktu orang bisa berubah menjadi orang yang bertobat dan menjalankan syariat Islam dengan baik.
Saya ikut bahagia, kini Laila memiliki jalan hidup yang tidak lagi sunyi tanpa cahaya. Jalan hidupnya diberi cahaya Allah, kehidupannya membaik, secara rohani maupun materi.
Laila membuka warung makan di pinggir jalan. Dia menekuni usahanya hingga mempunyai pendapatan yang stabil. Dengan senyum merekah, dia menemani saya yang sedang makan di warungnya. Laila duduk menceritakan perkembangan warungnya yang sudah banyak dikenal orang.
Kemudian, dengan muka merah jambu, dia mengatakan bahwa dia sudah dilamar.
"Siapa calonnya?" tanya saya.
Dia menyebutkan satu nama yang membuat mata saya terbelalak. Rupanya dia mau menikah dengan paman saya yang sudah enam bulan menduda. Saya senang mendengar kabar baik ini. Paman saya berarti ada yang mengurus, dan saya suka Laila yang kini hijrah menemukan jalan yang terang. []
Baca juga:

0 Comments: