Headlines
Loading...

Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Memilih memaafkan saat hati tersakiti memang bukan perkara mudah. Apalagi, jika orang yang menyakiti adalah orang terdekat atau yang dicintai. Sungguh berat rasanya menurunkan ego, terlebih jika kita merasa tidak bersalah.
Dulu, jauh sebelum aku berhijrah, dengan karakterku yang keras kepala, memang tidak mudah untuk memberi maaf. Bahkan, bisa dibilang aku lebih memilih untuk tidak memaafkan. Apalagi, posisinya aku tidak melakukan kesalahan. Pantang bagiku untuk meminta maaf. Bahkan, saat aku melakukan kesalahan pun, berat sekali rasanya mengucapkan kata maaf. Intinya, jarang sekali aku mengucap kata maaf.

Padahal, tidak ada salahnya dengan meminta maaf ataupun memaafkan. Malah, hal itu akan membuat permasalahan lebih cepat selesai. Apalagi jika permasalahan itu terjadi antara suami dan istri. Tidak akan rumit dan berlarut-larut jika kedua belah pihak saling introspeksi diri dan berlapang dada. Jika memang merasa diri bersalah, maka akan bersegera meminta maaf. Hanya saja, faktanya memang tidak semudah itu. Gengsi membuat semuanya menjadi rumit.

Padahal, orang yang memiliki sifat pemaaf dalam Islam dipandang sebagai individu yang memiliki sifat terpuji dan mulia. Karena hakikatnya memang tidak mudah untuk menurunkan ego. Tidak semua orang mudah untuk memberi maaf, sekalipun kepada orang yang dicintai. Apalagi jika orang tersebut sudah sangat membuat hati terluka.

Namun, karena memaafkan merupakan salah satu akhlak mulia yang diajarkan dalam agama Islam, sudah seharusnya kita sebagai umat Islam memiliki sifat ini. Islam tidak mengajarkan penganutnya untuk memelihara kebencian dan dendam. Siapa pun yang melakukan kesalahan, sebaiknya segera meminta maaf. Dan, bagi seseorang yang disakiti pun sebaiknya juga membukakan pintu maaf. Jika Allah saja Maha Pengampun, mengapa kita yang hanya makhluk dengan segala keterbatasan, justru sombong dengan tidak mau memaafkan kesalahan saudara kita?

Betapa bahagianya jika kita memiliki sifat mudah memaafkan. Karena dengan begitu, semuanya akan terasa mudah. Kita tidak akan memupuk kebencian. Semua persoalan akan disikapi dengan bijak. Mirisnya, tidak banyak orang yang memiliki jiwa pemaaf, termasuk diriku. Ya Allah, ampuni hamba-Mu ini karena kadang kala hati dipenuhi kebencian dan sulit memberi maaf.

Padahal, sikap mudah memaafkan adalah salah satu cerminan keimanan dan kedekatan dengan Allah Swt. Apalagi, dengan memilih memaafkan kesalahan orang lain di saat kita sebenarnya mampu untuk membalas, maka Allah menjanjikan pahala yang besar, bahkan disebutkan sebagai jalan menuju surga. Masyaallah tabarakallah, betapa dahsyatnya janji Allah untuk orang yang memiliki sifat pemaaf. Semoga kita semua Allah perkenankan memiliki sifat terpuji tersebut. Amin.

Dengan memilih memaafkan, saat itu sejatinya kita sedang membersihkan hati dari rasa benci, dendam, dan sakit hati, sehingga seseorang dapat hidup lebih tenang dan damai. Ya, kedamaian akan selalu menyertai kehidupan kita. Karena kita memilih untuk tidak berkonflik dengan siapa pun. Kita memilih menjadi pribadi yang cinta damai dengan tidak memiliki rasa dendam.

Dengan memilih memaafkan kesalahan orang lain, bisa menjadi sebab kita mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Untuk itu, mari kita sama-sama belajar menjadi pribadi yang mudah memberi maaf dan mudah juga meminta maaf saat kita melakukan sebuah kesalahan. Karena dalam hidup, kita tidak bisa memungkiri bisa saja kita pun melakukan kesalahan dan menyakiti orang lain tanpa kita sadari.
Apalagi kita (umat Islam) sudah memiliki teladan yang luar biasa dalam hal sifat-sifat terpuji seperti pemaaf. Teladan kita, siapa lagi kalau bukan Rasulullah Saw. Beliau dikenal sebagai sosok yang pemaaf. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meneladani sifat beliau.
Apalagi, dengan memaafkan, kita dapat memperbaiki hubungan yang retak antara sesama manusia dan juga menciptakan kedamaian.

Dengan demikian, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki sifat pemaaf dan saling memaafkan, karena hal itu mendatangkan banyak kebaikan dan keberkahan.
Selain sikap pemaaf, umat Islam juga dituntut untuk melakukan hal lain yang juga tidak kalah mulia. Hal ini termaktub secara tegas dan dijelaskan dalam firman-Nya, yaitu surat Al-A'raf ayat 199.

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."

Wallahualam. [Rn]

Tasikmalaya, 25 Juli 2025

Baca juga:

0 Comments: