Headlines
Loading...

Oleh. Ina Ariani
(Aktivis Dakwah)

SSCQMedia.Com—Pertama kali aku mengikuti sebuah kajian nafsiyah, pada bab pertama dibahas tentang bersegera melaksanakan syariat. Artinya, langsung tanpa menunda-nunda dalam melakukan aktivitas amal saleh. Aku dengar lalu taat tanpa tapi, begini, dan begitu. Apalagi setelah membaca sebuah hadis berikut:
"Bersegeralah kalian dalam melakukan amal kebaikan, karena akan datang fitnah-fitnah (ujian) seperti potongan-potongan gelapnya malam. Seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman, namun di sore hari menjadi kafir. Dan seseorang di sore hari dalam keadaan beriman, namun di pagi hari menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan sedikit keuntungan dunia."

Hadis di atas menjelaskan bahwa kita tidak boleh menunda-nunda melakukan amal kebaikan/saleh. Kesempatan untuk berbuat baik tidak akan datang dua kali, dan terkadang dengan ujian yang diterima seseorang, dapat membuat seseorang berkata Allah tidak adil, dan sebagainya. Bahkan, ia sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Untuk itu, aku memutuskan untuk belajar bersegera melaksanakan syariat (hijrah). Tentu butuh komunitas. Isi komunitas itu pasti mengajak dan mengajarkan untuk taat. 

Dulu aku tidak paham apa itu hijrah. Ternyata hijrah itu berpindah dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Ya, hanya sebatas itu saja, saking rendahnya ilmu. Setelah paham, hijrah memang benar, sih, berpindah dari tidak tahu menjadi tahu. Dari kehidupan jahiliah menuju kehidupan yang lebih baik sesuai dengan Islam, insyaallah.

Dulu aku tidak menutup aurat dengan sempurna. Paling hanya memakai kerudung, itu pun kalau ke warung, ke pasar, ke sekolah, dan sebagainya. Kalau ingat, malu sekali sama Allah. 

Lalu, agar kita bisa istikamah, tidak bisa sendiri. Harus berada di lingkaran yang sama, punya misi dan visi yang sama. Kalau tidak, ya buka tutup jilbab dan khimar, seperti aku dulu. Astagfirullah, ampuni aku, ya Rabb.

Dulu, salatku bolong-bolong dan setiap aktivitas yang dilakukan hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban. Aku ingin pembenaran dan pujian dari yang lain, padahal amal yang seperti ini tentu tertolak. Karena amal seseorang dapat diterima jika niatnya benar dan caranya juga benar.

Apabila kita tahu bahwa fitnah dunia ini buruk, ibarat potongan malam yang gelap gulita, artinya fitnah itu akan datang tiba-tiba dan sulit untuk dihindari. Maka kita harus berbenah, memperbaiki diri, muhasabah diri, menghisab diri sendiri sebelum datang hisab dari Allah azza wa jalla.

Hati seseorang suka berubah-ubah, naik turun, sesuai dengan iman. Kadang pagi hari beriman, eh, sore harinya menjadi kafir dan sebaliknya. Itulah mengapa butuh istikamah dalam iman dan Islam.
Untuk hijrah, butuh niat yang lurus dan cara yang benar. Jangan sampai kita menggadaikan agama demi dunia. Contohnya, demi jabatan, demi harta, dan kenikmatan dunia, rela imannya tergadai. Naudzubillah.

Hadis di atas mengajarkan kita untuk memperkuat iman dan ketakwaan kita terhadap Allah Swt., agar tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang semu. Untuk itu, kita tidak boleh menunda-nunda untuk melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah.

Iman yang kuat akan selalu mengingat akan kematian. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri menjemput datangnya kematian. Anak Adam mati maka terputuslah amalnya, hanya tiga amalan yang akan menemani kita: doa anak saleh, sedekah jariyah, dan ilmu yang bermanfaat. Untuk itu, kita harus perbanyak amalan sunah selain amalan wajib. Amalan yang bisa melebihi batas usia kita manusia. Umur kita singkat, sebentar, ibarat pagi hari hingga sore hari. Sangat singkat. Untuk itu, kita harus punya amalan yang bisa melebihi umur kita, yaitu amalan dakwah Islam kafah. Mengajak manusia untuk menerapkan Islam secara totalitas kafah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً  ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ 

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah [2]: 208)

Artinya, setiap orang yang beriman wajib melaksanakan aturan Islam secara menyeluruh, karena Islam bukan hanya sekadar agama ritual, seperti syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji saja. Tapi Islam adalah aturan yang mengatur manusia ke dalam tiga hubungan: pertama, hablum minallah, adalah hubungan manusia dengan Allah terkait ibadah, yaitu rukun Islam. Kedua, hablum minannafsi, adalah hubungan manusia dengan dirinya sendiri terkait akhlak, pakaian, makanan, dan minuman. Ketiga, hablum minannas, yaitu hubungan manusia dengan sesamanya, terkait sistem politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan sistem pergaulan antara perempuan dan laki-laki. Artinya, kehidupan manusia dari bangun tidur hingga tidur kembali sampai membangun sebuah negara wajib menerapkan Islam secara keseluruhan.

Hari ini, sungguh beruntung aku sebagai emak berdaster bisa bertemu dengan komunitas jemaah dakwah yang mengajak aku untuk keluar dari lingkaran sistem yang menyesatkan diriku dan keluarga. Ditambah lagi, sekarang aku bertemu dengan komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ) yang mengajarkan aku bisa memahami isi kandungan Al-Qur'an. Walaupun tertatih, semoga aku bisa istikamah bersama jemaah ini.

Syukran jazakumullah, guru-guruku yang telah mengajari aku untuk tetap berada di jalan Allah. Terlebih buat Bunda Lilik Yani yang selalu memberikan mood booster setiap waktu. Kalimat beliau yang takkan kulupakan, "Jalani dengan bahagia, jangan jadikan beban, semoga dimudahkan. Jaga istikamah, ya, Salihah. Terus semangat mengisi setiap detik karunia Allah dengan amal terbaik." [MA]

Baca juga:

0 Comments: