Headlines
Loading...
Anomali Harga di Saat Stok Beras Melimpah

Anomali Harga di Saat Stok Beras Melimpah

Oleh. Najah Ummu Salamah
(Komunitas Penulis Peduli Umat)

SSCQMedia.Com—Akhir-akhir ini, beras yang merupakan bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia mengalami kenaikan harga. Menurut pantauan BPS (Badan Pusat Statistik) kenaikan harga terjadi di 133 kabupaten atau kota pada Minggu kedua bulan Juni 2025.

Sebagai contoh, harga beras di zona 1, terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi menunjukkan HET (harga eceran tertinggi) sekitar Rp14.151 per kilogram. Namun, kenyataan di lapangan harga beras zona 1 tertinggi terjadi di Kabupaten Wakatobi mencapai Rp17.455 per kilogram. Tercatat kenaikan harga beras di zona 1 ini mencapai 0,89% dibandingkan Mei 2025. (Bisnis.com, 16/6/2025)

Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi hasil pantauan pada periode 25 Mei-1 Juni 2025, rata-rata stok beras di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) sebanyak 49.960 ton. Dengan stok yang mencukupi tersebut, seharusnya harga beras di lapangan tidak mengalami kenaikan.(Bisnis.com, 17/6/2025)

Anomali Harga

Kenaikan harga beras sangat tidak masuk akal mengingat tahun ini produksi beras nasional dalam kondisi memuaskan, di mana stok cadangan beras pemerintah (CBP) tahun ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah yakni 4,2 juta ton.

Beberapa hal yang menyebabkan kenaikan harga beras di saat stok melimpah di antaranya adalah:
Pertama, adanya proses distribusi beras yang tidak normal. Bulog sebagai pihak yang menyerap beras dari petani dan menyalurkan ke masyarakat tidak segera melakukan distribusi beras.

Kedua, adanya para pelaku bisnis yang melakukan spekulasi harga. Mereka para pelaku pasar yang sengaja menahan distribusi beras dan melakukan penimbunan agar beras di pasar mengalami kelangkaan sehingga harganya naik.

Ketiga, biaya logistik. Biaya transportasi dan penyimpanan juga dapat memengaruhi harga jual beras di pasar. Tidak bisa dimungkiri kenaikan harga beras dan bahan-bahan pangan lain juga dampak dari aksi demo para supir truk di berbagai wilayah yang menolak diterapkannya regulasi zero ODOL (Over Dimensi Over Loading) beberapa akhir pekan ini. (Kompas.com, 22 Juni 2025)

Demikianlah kenaikan harga beras akibat salah tata kelola. Dalam sistem ekonomi kapitalistik yang saat ini diterapkan, penguasa hanya berperan sebagai regulasi, tanpa melihat dampaknya secara komprehensif bagi semua pihak. Akibatnya rakyat yang menjadi korban. Harga beras naik di tengah stok yang melimpah. Padahal, beras adalah makanan pokok masyarakat.

Mekanisme Islam Mencegah Anomali Harga

Islam adalah sebuah agama dan juga sistem kehidupan yang komprehensif. Sistem pemerintahan Islam (Khilafah) memastikan pemenuhan kebutuhan rakyat per kepala. Baik kebutuhan pokok/primer (asasiyah) maupun kebutuhan sekunder (kamaliyah).

Dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, Khilafah akan menerapkan sistem ekonomi Islam. Sebuah sistem ekonomi yang memastikan kesejahteraan bagi semua pihak. Khalifah akan memastikan setiap warga taat kepada aturan Allah Swt. dalam bermuamalah. Sistem Islam yang diterapkan memiliki langkah preventif (pencegahan) dan kuratif (sanksi).

Langkah preventif di antaranya; Islam mencegah penimbunan barang (ihtikar), melarang menjual barang dengan harga tidak normal (tadlis), melarang atas kecurangan timbangan, takaran, menutupi kerusakan (cacat) pada barang (ghabn fahish), melarang negara mematok harga.

Langkah kuratif, sistem Islam memiliki mekanisme pengadilan di tempat  yang dipimpin oleh qadhi hisbah. Qadhi hisbah melakukan operasi pasar di titik-titik tertentu dan akan memberikan sanksi bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran syari'at dalam bermuamalah di pasar dan tempat umum.

Dengan langkah preventif dan kuratif tersebut serta didukung dengan kebijakan infrastruktur, BBM murah, transportasi yang memadai, tentu distribusi pangan akan cepat dan merata dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Demikianlah sistem Islam memberikan solusi atas permasalahan distribusi pangan yang berdampak pada kenaikan harga.
Wallahualam bissawab. [Hz]

Baca juga:

0 Comments: