Headlines
Loading...

Oleh. Erna Kartika Dewi 
(Kontributor SSCQMedia.Com)

SSCQMedia.Com—Membaca tugas tulisan inspirasi di challenge ini, yaitu tentang makna SSCQ Literasi bagiku, seketika membawa pikiranku ini seakan kembali lagi ke masa lalu. 


Sebuah kenangan yang mengingatkan aku, bahwa sebenarnya dunia literasi ini sudah aku kenal sejak dulu. Hanya saja, tidak ada yang menstimulus. Sehingga, akhirnya mengalami hibernasi yang sangat lama, bahkan semakin hilang dalam kehidupanku. 


Saat kecil dulu, aku tinggal di sebuah kota kecil yang terletak di ujung Timur Indonesia. Meskipun akses bagi kami di sana untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru sangatlah susah dan begitu terbatas, tetapi aku sangat menikmati semuanya. 


Dulu, aku suka sekali membaca majalah atau buku apa pun. Bahkan, buku favorit yang sering kubaca dulu adalah sebuah buku fenomenal di masanya yaitu "Buku Pintar". Buku Pintar ini adalah sebuah buku yang berisi tentang berbagai macam informasi dan pengetahuan, tidak hanya untuk wilayah Indonesia saja tetapi juga hingga seluruh dunia. Entahlah, pada saat itu aku merasa buku itu sangatlah menarik di mataku dan selalu kubaca berulang-ulang.


Selain buku RPUL, RPAL dan juga buku pengetahuan lainnya, di masa aku kecil dulu, buku-buku itu termasuk buku yang sulit untuk didapatkan. Tetapi, dengan berbagai cara, alhamdulillah aku bisa memiliki buku-buku tersebut. Bahkan, buku-buku lain yang mungkin belum ada di kota tempat aku tinggal. 


Oh iya, selain itu, aku juga suka sekali membaca buku atlas. Mungkin bagi sebagian anak, atlas bukanlah sesuatu yang menarik. Tapi bagiku, atlas sangatlah menarik, karena aku bisa mengetahui letak pulau-pulau yang ada di Indonesia, bahkan dunia. Aku bisa mengetahui nama-nama Ibukota dan kota-kota lainnya, bisa tahu letak wilayah beserta perbatasannya, dan bagiku itu semua terasa sangat menyenangkan. 


Aku juga suka sekali menulis. Tapi tulisan yang kubuat, adalah tentang ceritaku di setiap hari, yang kutuliskan di dalam buku harian atau biasa disebut dengan "diary".

Masya Allah, ternyata masa kecilku sangatlah menyenangkan dan tanpa disadari, sebenarnya aku sudah terbiasa dengan yang namanya dunia literasi. 
Hingga aku duduk di bangku kuliah. Buku masih saja menjadi sesuatu yang menjadi kesukaanku. Bahkan, tak jarang aku bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam di perpustakaan kampus, hanya untuk membaca buku dan mencari referensi ketika mengerjakan tugas-tugas.


Tetapi sayang, kebiasaanku itu akhirnya mulai terkikis dan menghilang perlahan-lahan, ketika aku memasuki dunia kerja dan juga kehidupan berumahtangga. Sebuah fase baru dalam kehidupan harus aku jalani, sehingga akupun lupa dengan semua hobiku untuk membaca buku ataupun menulis, meskipun hanya menulis dalam sebuah buku harian. 
Buku seakan tidak menjadi teman yang menyenangkan lagi buatku. 


Hingga akhirnya, sekian puluh tahun berlalu. Tepatnya, di bulan Desember 2022. Tiba-tiba saja, aku memutuskan untuk bergabung di sebuah komunitas yang saat itu masih asing juga buatku, yaitu komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an (SSCQ). Awalnya aku mengira, komunitas ini hanya untuk bertilawah saja di setiap hari  Tapi ternyata, aku salah. 
Dalam komunitas SSCQ ini, ada banyak sekali ilmu yang bisa aku dapatkan. Dan tak disangka, dalam komunitas ini aku kembali mengenal yang namanya dunia tulis menulis. 


Di SSCQ ini, akhirnya aku tahu bahwa menulis itu tidak hanya sesuatu yang menyenangkan, tetapi juga bisa menjadi pahala jariyah yang terus mengalir nantinya, ketika tulisan yang kita buat bisa mencerahkan hati banyak orang. 
Bahkan, aku pun selalu tertegun dengan istilah sang muassis SSCQ, yaitu Bunda Lilik Yani, yang selalu mengatakan, "Buatlah Jejak di Alam Semesta". 


Aku juga terpesona dengan jejak karya beliau dalam bentuk tulisan, yang pada akhirnya menjadi buku yang sangat banyak.  Sempat berpikir, sebegitu dahsyatkah kekuatan sebuah tulisan? 


Aku sempat ngebatin juga dalam hati, 
"Kok bisa ya, Bunda Lilik dan juga sahabat lain, membuat tulisan-tulisan yang sangat indah dan akhirnya menjadi sebuah buku."

Jujur, itulah kesan pertama yang kurasakan, ketika mulai masuk dalam komunitas SSCQ ini. Begitu banyak apresiasi yang bunda berikan kepada kami, setiap kali membuat tulisan. Entah  tulisan untuk pesan dan kesan ataupun tulisan inspirasi untuk tugas Antologi. 


Awalnya sempat merasa insecure juga, ketika harus membuat sebuah tulisan. Bingung harus memulai dari mana, bagaimana merangkai setiap kata dalam tulisan agar menjadi indah dan merasa tidak percaya diri, karena tulisan ini bukanlah sebuah tulisan di dalam buku harian yang hanya bisa dibaca oleh diri sendiri. Tetapi tulisan yang dibuat, adalah tulisan yang dibaca oleh banyak orang. 


Ya Allah, sempat bingung rasanya dengan semua tugas-tugas itu. Tugas untuk membuat sebuah tulisan, apalagi ketika melihat tulisan-tulisan dari para sahabat yang selalu bagus dan indah.


Ah, siapalah aku ini? Mana mungkin bisa membuat tulisan seindah itu? 
Aku takut tulisanku masuk dalam kategori tulisan yang tidak layak untuk dibaca, takut tidak ada seorang pun yang mau membaca, karena tulisanku bukanlah tulisan yang indah.


Itulah pemikiran-pemikiran yang ada dan selalu menari-nari di benakku. Hingga akhirnya, aku sering mengikuti kelas literasi, sering membaca kalimat-kalimat motivasi dari bunda Lilik atau para guru yang menjadi pemateri, bahkan juga ada beberapa quote yang pada akhirnya membuatku ingin berusaha dan menepis semua pemikiran yang ada di benakku itu.


Beberapa quote yang kuingat hingga saat ini yang membuat aku menjadi semangat untuk menulis, di antaranya adalah:

"Ikatlah Ilmu dengan menulis." (Ali bin Abi Thalib). 

"Kalau kamu bukan anak raja, bukan pula anak ulama besar, maka jadilah penulis." (Imam Al Ghazali). 

Masya Allah, semuanya benar-benar indah dan benar-benar memotivasi. 
Akupun mulai bangkit, dan menjauh dari semua pemikiran-pemikiran negatif. Aku mulai mencoba menulis, meskipun aku sangat tahu tulisanku masih sangat jauh dari kata indah, bagus dan sempurna. Aku selalu menerima kritik dan saran apapun, terkait tulisanku dan aku tak pernah berputus asa dengan hal itu. 


Aku benar-benar ingin belajar, agar bisa lebih baik lagi dan aku yakin, bahwa aku bisa mendapatkan semuanya di komunitas SSCQ ini. 


Semua tugas menulis di tulisan antologi aku buat, tanpa ada yang terlewatkan.
Dan ketika itu tugas tulisan inspirasi di grup antologi yang pertama kali kubuat tertuang dalam buku "Detik hidup tak terbeli".  Itu adalah buku antologi pertamaku. Sebuah buku yang membuatku tersenyum-senyum sendiri, ketika sampai di dalam pelukan.


Dan sejak saat itu, alhamdulillah, aku pun makin sering menulis. Berbagai challenge  aku ikuti dengan niatan ingin meninggalkan jejak kebaikan di bumi-Nya Allah, agar jari jemariku ini bisa bersaksi dipergunakan untuk apa saja ketika berada di dunia. Begitu pula dengan gawai yang kumiliki. 


Salah satu challenge yang sempat aku ikuti dan membuat jari-jemari ini dipaksa untuk aktif dan lincah terus di setiap harinya, adalah challenge 100 tulisan "Ajari Aku Bersyukur". Ini adalah challenge yang sangat luar biasa. Nikmat Allah itu sangatlah banyak dan tidak akan pernah ada habisnya, jika harus dituliskan. Hanya saja, semangat untuk menulisnya di tengah padatnya berbagai aktivitas itu yang rasanya sangat luar biasa. Kesempatan untuk membuat buku solo terlewatkan begitu saja, karena setiap kali akan membuat, selalu saja ada kendala, hingga akhirnya batas waktu yang ditentukan pun terlewatkan. 


Tapi, bagiku itu tak masalah. Yang penting, semangatku untuk terus menulis masih tetap ada. Tetap menyala setiap saat. Begitu pula dengan semangat membaca. 
Semenjak adanya grup Muhasabah Literasi, keinginan membacaku muncul kembali. Selalu menyempatkan diri untuk membaca, meskipun terkadang harus berbenturan dengan berbagai aktivitas.


Semangat membaca memunculkan rasa penasaran, terhadap sebuah buku semakin besar. Begitu pula dengan rasa ingin memiliki buku-buku tersebut. 


Ya Allah, lagi-lagi ungkapan syukur ini harus selalu kuucapkan kepada-Mu, karena telah mempertemukan dan mengizinkan aku berada di komunitas yang sangat luar biasa. Aku selalu meyakini, apapun yang terjadi dalam hidupku ini, pastilah karena adanya izin dari Allah. Termasuk cintaku yang terus menerus bertambah dari hari ke hari terhadap dunia literasi (membaca dan menulis). 


Aku pun sadar, bahwa sebagai seorang pengemban dakwah, dunia literasi ini sangatlah kita butuhkan, untuk menyampaikan berbagai informasi tentang kebenaran dan juga indahnya Islam. 


Terima kasih SSCQ. 
Terima kasih bunda Lilik. 
Terima kasih para guru-guruku.
Terima kasih sahabat surgaku, semua.
Semoga cinta dan semangat ini terus ada, hingga ujung usia nanti.


Dan tanpa terasa, di tahun ini, tepatnya tanggal 23 Agustus 2025 nanti, SSCQ Literasi akan menyambut Milad yang ke 4. 


Yang aku rasakan saat ini, aku makin cinta pada dunia literasi dan juga SSCQ. Rasanya tak ingin berpaling ke lain hati. 


Doaku, semoga SSCQ Literasi terus berjaya. Sukses selalu. Terus menghasilkan karya-karya terbaiknya dan tak pernah lelah untuk mengajak umat ber-fastabiqul khairat


Cintailah dunia literasi, karena yakinlah, tidak ada kesia-siaan dari cinta itu. 
Teruslah membaca untuk menambah ilmu pengetahuan kita, dalam hal apapun itu. Dan teruslah menuli, tanpa harus memperdulikan ada yang membaca atau tidak, ataupun ada yang suka ataupun tidak. 

Niatkan semuanya semata-mata hanya karena Allah, biarkan Allah yang menggerakkan semuanya, sehingga pada akhirnya semua yang kita lakukan bisa menjadi pahala jariah yang terus mengalir untuk kita nantinya.
Aamiin, aamiin, Yaa Rabbal 'alaamiin. [US]


Sidoarjo, 17 Juni 2025

Baca juga:

0 Comments: