Headlines
Loading...

Oleh. Kisa Aliy
(Kontributor SSCQMedia.Com)


SSCQMedia.Com—Banyak remaja saat ini yang terbuai dengan aktivitas dunia maya. Dan saat ada di dunia nyata, mereka mengisinya dengan hal sia-sia. Salah satunya adalah tawuran. Tawuran tak hanya digemari oleh para remaja, namun juga berbagai kalangan dan usia. Jaman now banyak manusia bersumbu pendek, terbakar langsung meledak. 

Seperti berita yang satu ini. Dua orang pemuda berinisial MRA (17) dan RMR (16) diamankan polisi saat hendak melakukan tawuran di wilayah Cibeureum, Kota Sukabumi. Berdasarkan informasi peristiwa dugaan tawuran antar sekolah itu akan dilakukan Senin (21/4) malam hari (detikjabar, 22/4/2024).

Tawuran juga terjadi di kota-kota lainnya, termasuk Magetan. Kondisi sore hari yang mencekam di Madigondo Magetan disebabkan adanya dua kelompok perguruan pencak silat terlibat bentrok. Hingga sebanyak 200 personil Polri, BKO Brimob 1 SST dan 1 SST dari Kodim 0804 dikerahkan untuk mengendalikan situasi, (radarmadiun, 20/4/2025). Ngeri 'kan?!

Hadeh, padahal tawuran itu enak kagak, rugi pasti. Tujuan tawuran tidak ada yang jelas, unfaedah alias zero manfaat. Tawuran malah berdampak negatif dan dapat merugikan semua pihak yang terlibat. Ruginya tidak hanya secara fisik, tapi juga psikis maupun sosial. Mereka menganggap tawuran itu sebagai pembelaan diri atau pembelaan antar kelompok dalam sebuah persaingan atau untuk menampakkan “jati diri” siapa yang paling keren hingga akhirnya beken. So, mereka tidak peduli dampak apa yang ditimbulkan. 

Ya begitulah, aksi kriminalitas khususnya oleh para remaja terus bermunculan. Kian hari kian miris. Sistem sekuler liberallah penyebabnya.  Sistem kacau yang membuat remaja terjerembab dalam kubangan aksi hina. Di sistem ini, mereka mengekspresikan tindakan secara berlebihan. Kapitalisme liberal menjadikan umat tidak memahami tuntunan agamanya. Perbuatan apapun hanya bersandar pada hawa nafsu semata.

Lain halnya dengan sistem Islam. Islam memiliki aturan yang sempurna, tak terkecuali pandangan terkait dengan tawuran. Islam menyerukan agar kita menyayangi sesama manusia. Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, ”Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit” (HR. at-Tirmidzi).

 Jelas 'kan? Tawuran yang dipenuhi rasa kebencian terhadap lawan, tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Ada yang mengatakan bahwa tawuran itu sebagai cara remaja menyalurkan energinya, jelas ini sangat disayangkan. Nampak bahwa dengan sistem saat ini, energi besar para remaja terbuang sia-sia. Dengan sistem Islam, remaja dengan mudah dan tepat menyalurkan energinya. 

Bisa kita lihat, dalam sistem Islam para remaja akan disibukkan dengan pencapaian prestasi semaksimal mungkin. Wajar jika nantinya penemuan-penemuan baru hasil kreativitas para remaja akan bermunculan. Termasuk pula jihad fi sabilillah dengan tujuan mulia, yaitu meninggikan agama Allah di muka bumi ini, menjadi aktivitas yang dinanti dan digemari.  

Tentunya semua ini tak lepas dari sistem pendidikan Islam yang diterapkan. Sistem pendidikan ini berperan melahirkan generasi yang berkepribadian Islami. Mereka memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Keimanan yang selalu ditanamkan oleh para pendidik, akan melahirkan generasi bertakwa. Generasi yang senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Muncullah pemahaman dalam diri bahwa tawuran itu tidak ada keren-kerennya sedikit pun. Hingga keinginan tawuran jauh dari benak mereka. Hal ini hanya akan terwujud jika Islam diterapkan secara kafah dalam bingkai Khil4fah Islamiyyah. [MA]

Baca juga:

0 Comments: