Headlines
Loading...
Serangan Zionis Israel, Syahidkan Para Jurnalis

Serangan Zionis Israel, Syahidkan Para Jurnalis

Oleh. Rina Herlina
(Kontributor SSCQMedia.Com)


SSCQMedia.Com—Sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, kembali menjadi sasaran penghancuran Zionis Israel. Rumah sakit tersebut diklaim Israel sebagai tempat berkumpulnya militan-militan Hamas. Sementara itu, pihak Hamas melaporkan terkait serangan tersebut telah menewaskan seorang jurnalis yang sebelumnya mengalami luka-luka akibat serangan Zionis lainnya pada bulan sebelumnya (news.detik.com, 13-5-2025).

Zionis Israel dalam beberapa minggu terakhir terus melancarkan aksinya, melakukan serangan ke Jalur Gaza. Serangan terbarunya sekaligus mengakhiri jeda singkat dalam pertempuran antara Zionis Israel dengan Hamas guna memungkinkan pembebasan seorang sandera berkebangsaan AS-Israel. Pihak Hamas menyebut jika serangan tersebut terjadi dini hari saat mayoritas manusia sedang terlelap.

Pihak Zionis Israel menyatakan pernyataannya via Telegram, bahwa Hamas sedang menjalankan operasinya dan menjadikan Rumah Sakit Nasser di area Khan Younis, sebagai pusat komando dan kendali. Padahal pernyataan tersebut belum pasti kebenarannya. Akan tetapi hal tersebut justru dijadikan alasan oleh Zionis Israel membombardir rumah sakit Nasser.

Zionis Israel menuduh kompleks rumah sakit tersebut akan digunakan Hamas untuk melancarkan serangannya terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF. Selama ini, mereka menyudutkan  dan menuduh Hamas sebagai teroris untuk mengalihkan perhatian dunia agar berpihak pada kepentingannya.

Namun, masyarakat internasional tidak bodoh, mereka melihat fakta yang sebenarnya, bahwa yang teroris sebenarnya bukanlah Hamas melainkan militer Israel. Bahkan bukan sekadar teroris, militer Israel adalah penjajah yang berusaha merampas tanah milik penduduk Palestina yang notabene adalah tanah milik kaum muslimin.

Lebih lanjut, kecamatan datang dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ). Mereka mengutuk keras serangan yang menewaskan para jurnalis. Bahkan CPJ menegaskan bahwa jurnalis yang bernama Aslih tersebut telah bekerja dan mengabdikan dirinya untuk media-media internasional hingga tahun 2023. Namun pada saat lembaga pengawas pro-Israel Honest Reporting menerbitkan foto Aslih sedang dicium oleh pemimpin Hamas saat itu, mendiang Yahya Sinwar. Sejak itulah nyawanya menjadi terancam karena diburu dan menjadi target Zionis Israel untuk melenyapkan nyawanya.

Hingga saat ini, menurut CPJ sedikitnya 178 jurnalis dan pekerja media telah tewas di Jalur Gaza, Tepi Barat, Israel dan Lebanon yakni sejak dimulainya perang. Fakta kejahatan Israel dalam perang ini sejatinya begitu nyata dan tidak terbantahkan. Seharusnya fakta tersebut sudah cukup menjadi alasan bagi Dewan Keamanan PBB dan dunia internasional untuk mengadili Israel.

Sayangnya sampai detik ini, kita tidak bisa berharap banyak pada DK PBB. Ya, dunia internasional tidak mampu mengadili Israel. Mereka terkesan membiarkan kejahatan yang dilakukan Israel. Apalagi selalu ada AS yang menjadi bekingnya. Meski baru-baru ini beredar rumor adanya keretakan hubungan antara Israel dan AS, namun tidak lantas membuat DK PBB mampu mengadili kejahatan perang yang dilakukan Israel.

Oleh karena itu, satu-satunya solusi hakiki untuk permasalahan yang dihadapi Palestina adalah dengan adanya seruan jihad bagi seluruh umat Islam dari seorang pemimpin umat (Khalifah). Melalui seruannya, umat Islam akan bersatu, bergegas dan bergerak membantu perjuangan tidak hanya rakyat Palestina, tapi juga seluruh umat Islam yang saat ini sedang mengalami diskriminasi dan penjajahan.

Inilah pentingnya bagi umat Islam memiliki pemimpin/Khalifah yang mampu menyatukan kekuatan umat Islam di seluruh dunia. Dengan bersatunya seluruh umat di bawah komando sang Khalifah, maka bukan tidak mungkin kejayaan Islam di masa lalu mampu kita wujudkan kembali. Dan kenyataan ini adalah sebuah keniscayaan.

Saat ini kita (umat Islam) hanya harus meyakini, bahwa tidak akan ada yang mampu melakukan kepemimpinan dengan baik dan adil kecuali pemimpin yang hidup dalam sistem Islam dan sekaligus menerapkan aturan dan hukum-hukumnya. Pemimpin yang ideal yang pro terhadap kepentingan rakyat hanya dihasilkan dari sistem yang shahih yaitu Islam. Pemimpin seperti inilah yang nantinya bisa menyelamatkan negeri-negeri Islam yang berada dalam cengkraman penjajah seperti Palestina saat ini. 

Jika kita mengaku umat Islam, pasti merindukan hadirnya kembali sosok pemimpin/khalifah yang mampu melindungi rakyat seperti para Khalifah terdahulu yang selalu memprioritaskan kepentingan umat di atas segalanya. Contoh nyata dan tercatat baik dalam tinta sejarah adalah bagaimana sosok Umar bin Khattab dalam menjalankan kepemimpinannya. Khalifah Umar dalam menjalankan pemerintahannya hanya memikirkan tentang bagaimana menyejahterakan rakyat. Beliau begitu khawatir jika ada rakyatnya yang menderita kelaparan dan hidupnya tidak sejahtera. Fokus beliau adalah bagaimana setiap kebijakannya membawa maslahat untuk seluruh rakyat.

Sungguh betapa saat ini kita rindu sosok penguasa seperti Khalifah Umar yang senantiasa mendedikasikan hidupnya hanya untuk bagaiman menghadirkan kesejahteraan di tengah umat. Kita rindu sosok pemimpin yang mampu membebaskan Palestina dan bersedia berdiri di garda terdepan menyuarakan kebebasan Palestina dan negeri lainnya yang saat ini sedang terjajah. Semoga secepatnya hadir di tengah-tengah kita seorang pemimpin yang akan memperjuangkan kepentingan rakyat dan menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas dalam setiap pengambilan kebijakan. Aamiin. [My]

Payakumbuh, 13 Mei 2025

Baca juga:

0 Comments: